Kondisi yang Tanpa Disangka Bisa Menjadi Tanda Seseorang Berpikir untuk Bunuh Diri
Munculnya pikiran bunuh diri pada seseorang kadang bisa muncul tanpa disadari karena tertutup dengan perasaan bahagia.
Ketika memikirkan seseorang yang mengalami pikiran untuk bunuh diri, gambaran yang muncul di benak biasanya adalah seseorang yang tampak murung, mengasingkan diri, atau berlarut dalam kesedihan. Suicidal ideation atau pikiran untuk bunuh diri sering kali memang berkaitan erat dengan depresi yang mendalam. Akan tetapi, ada satu tanda yang sering kali tak disadari dan cukup mengejutkan: seseorang dengan kondisi kesehatan mental yang bermasalah mendadak tampak bahagia atau tanpa beban. Meski tampak sebagai perubahan positif, perilaku ini justru bisa menjadi peringatan serius bahwa orang tersebut tengah merencanakan tindakan bunuh diri.
Mengapa Terlihat Bahagia dan Tanpa Beban Bisa Menjadi Tanda Peringatan?
Jika seseorang yang biasanya berjuang dengan kondisi mental tiba-tiba terlihat riang dan tenang, ini mungkin karena mereka telah mengambil keputusan untuk mengakhiri hidupnya. Dilansir dari Huffington Post, menurut Doreen Marshall, Wakil Presiden Bidang Keterlibatan Misi di American Foundation for Suicide Prevention, ada dua alasan utama yang membuat mereka tampak lebih bahagia: "Gagasan bahwa mereka tidak akan merasakan sakit lebih lama lagi, dan fakta bahwa mereka bisa berhenti mempertimbangkan keputusan tersebut." Pada tahap ini, bagi mereka, kematian tampaknya menjadi satu-satunya jalan keluar dari rasa sakit yang mereka alami.
-
Siapa yang bisa mengalami depresi terselubung? Ada beberapa orang yang mencoba menyembunyikan atau menyangkal perasaan depresinya, baik karena malu, takut, atau tidak menyadari kondisinya.
-
Bagaimana cara mendeteksi keinginan bunuh diri? Direktur Utama Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS Marzoeki Mahdi Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, Sp.KJ memaparkan bahwa ide mengakhiri hidup bisa terdeteksi pada remaja, menurut hasil studi.
-
Masalah kesehatan apa yang bisa terjadi akibat depresi? Sejumlah kondisi mungkin dialami seseorang sebagai dampak dari depresi atau juga sebaliknya.
-
Apa itu depresi terselubung? Ada beberapa orang yang mencoba menyembunyikan atau menyangkal perasaan depresinya, baik karena malu, takut, atau tidak menyadari kondisinya. Orang-orang ini disebut mengalami depresi terselubung, yaitu depresi yang tidak tampak secara luar, tetapi tetap berdampak negatif pada diri mereka.
-
Siapa yang bisa terkena depresi? Depresi bisa dialami oleh siapa saja.
-
Mengapa depresi terselubung berbahaya? Depresi terselubung juga dapat meningkatkan risiko bunuh diri, karena orang yang mengalaminya merasa tidak ada harapan atau jalan keluar.
Selain itu, banyak individu dengan pikiran bunuh diri yang tetap merasa ragu antara keinginan untuk hidup dan mati. “Pikiran untuk mengakhiri penderitaan mereka dapat disambut dengan perasaan lega, mirip dengan rasa lega yang kita rasakan saat rasa sakit fisik berkurang,” ujar Marshall.
Danielle Dellaquila, terapis dari Gateway to Solutions di New York, menambahkan bahwa ada orang-orang yang juga “berusaha menutupi perasaan mereka sebenarnya agar orang-orang terdekat maupun profesional kesehatan mental tidak mengetahui niat mereka untuk bunuh diri.” Hal inilah yang membuat sangat penting untuk tetap waspada meski terlihat ada perbaikan pada gejala-gejala kesehatan mental.
Perbedaan Antara Suicidality, Hari yang Lebih Baik, dan Mania
Namun, tak jarang orang mengalami hari-hari yang lebih baik, bahkan saat berjuang dengan kesehatan mental. Lalu, bagaimana membedakan perubahan positif yang murni ini dengan tanda-tanda bunuh diri? Atau mungkin, bagaimana membedakannya dari mania dalam gangguan bipolar?
Marshall menyarankan untuk memperhatikan konteksnya. “Jika perilaku bahagia atau bebas beban seseorang meningkat tanpa penjelasan yang jelas, itu adalah indikator untuk menanyakan lebih lanjut dan jangan takut untuk bertanya tentang perubahan tersebut, termasuk menanyakan langsung mengenai pikiran bunuh diri,” ujarnya.
Episode mania biasanya disertai dengan gejala lain yang berbeda dari orang dengan pikiran bunuh diri. "Episode mania meliputi gejala-gejala seperti rasa besar hati atau pentingnya diri sendiri," jelas Dellaquila. “Seseorang yang mengalami episode mania sering kali juga tampak terlalu gembira, sedangkan individu yang berniat bunuh diri lebih mungkin terlihat tenang dan bahagia, namun tidak sampai berlebihan.” Gejala mania lain yang perlu diperhatikan adalah kecepatan berbicara yang meningkat, berkurangnya kebutuhan untuk tidur, dan partisipasi dalam kegiatan yang terarah pada tujuan, kata Dr. Howard Weeks, Kepala Petugas Medis di Pathlight Mood & Anxiety Center.
Cara Mengenali dan Mendukung Orang yang Mengalami Pikiran Bunuh Diri
Jika Anda mencurigai bahwa seseorang tengah mengalami pikiran untuk bunuh diri, mengajukan pertanyaan secara langsung dapat membantu. Menanyakan apakah mereka memiliki rencana untuk bunuh diri memang bisa terasa menakutkan, namun langkah ini sangat penting. Kekhawatiran bahwa pertanyaan ini dapat "memberi mereka ide" tidaklah benar; justru sebaliknya. Dalam sebuah studi yang diterbitkan di Psychological Medicine, diketahui bahwa menanyakan hal ini tidak mendorong orang untuk bunuh diri, melainkan memberikan mereka kesempatan untuk merasa didengar.
“Sering kali, mereka merasa lega karena ada yang peduli untuk mendengarkan pengalaman mereka terkait pikiran bunuh diri,” kata Marshall. Dukungan ini sangat berharga meski mereka mungkin tidak selalu mengakui bahwa mereka berniat untuk menyakiti diri sendiri.
Menurut Weeks, bahkan jika orang tersebut menyatakan tidak berencana untuk bunuh diri, Anda tetap bisa mendukung mereka untuk menghubungi tim perawatan mereka sendiri, seperti terapis, psikiater, atau dokter umum, atau bisa juga mendorong mereka untuk menghubungi nomor bantuan krisis 988. "Anda bukan pakar kesehatan mental mereka, tetapi Anda dapat membantu mereka untuk mengakses perawatan," tambahnya.
Langkah-Langkah Praktis untuk Mendukung
Di luar bertanya secara langsung, Marshall merekomendasikan beberapa cara untuk memberikan dukungan lebih lanjut:
- Tetap tenang dan percayai naluri Anda.
- Sampaikan bahwa Anda peduli pada mereka dan bahwa Anda mendengarkan tanpa menghakimi atau meremehkan perasaan mereka.
- Ingatkan mereka bahwa mereka tidak sendirian dalam perasaan ini.
- Bantu mereka menghubungkan diri dengan sumber daya yang sesuai, seperti tenaga kesehatan mental.
“Luangkan waktu untuk mendengarkan mereka dengan tenang dan ajukan beberapa pertanyaan lanjutan, seperti seberapa sering mereka memiliki pikiran bunuh diri atau apa yang mereka butuhkan agar merasa aman,” tambah Marshall. Dia juga menekankan pentingnya memastikan bahwa mereka tahu bantuan itu tersedia, dan bahwa perasaan ini adalah sinyal untuk berbicara dengan profesional kesehatan mental.
Jika situasinya kritis, Anda bisa membawa mereka ke ruang gawat darurat dan tetap bersama mereka sampai mereka berada di bawah pengawasan yang aman.
Peran Anda sebagai teman, anggota keluarga, atau orang terdekat sangat penting dalam situasi seperti ini. Meski Anda bukan ahli kesehatan mental mereka, kepedulian dan kehadiran Anda dapat memberikan dampak besar dan mendorong mereka untuk mencari bantuan profesional yang dibutuhkan.