Tanda Depresi yang Kerap Tak Disadari pada Orang Dewasa dan Lansia
Lansia bisa menunjukkan tanda depresi yang berbeda dan perlu disadari dengan tepat.
Depresi sering kali dianggap sebagai masalah mental yang hanya dialami oleh kalangan muda, namun kenyataannya, orang dewasa dan lansia juga bisa mengalaminya, meskipun gejalanya mungkin tidak selalu jelas terlihat. Dalam banyak kasus, depresi pada orang yang lebih tua sering kali tidak terdeteksi karena gejalanya yang lebih halus atau disalahartikan sebagai bagian dari proses penuaan alami.
Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda depresi yang mungkin muncul pada orang dewasa dan lansia, sehingga mereka bisa mendapatkan dukungan yang dibutuhkan. Dilansir dari Verywell Mind, berikut sejumlah tanda depresi pada lansia yang perlu dikenali dengan segera.
-
Apa gejala utama depresi pada lansia? Gejala utama bukan hanya rasa sedih, tetapi juga perubahan kepribadian dan penurunan daya ingat. Selain itu, biasanya lansia juga mengalami keluhan fisik seperti nyeri otot dan kelelahan, serta sulit tidur dan munculnya pikiran untuk bunuh diri.
-
Siapa yang bisa mengalami depresi terselubung? Ada beberapa orang yang mencoba menyembunyikan atau menyangkal perasaan depresinya, baik karena malu, takut, atau tidak menyadari kondisinya.
-
Apa itu depresi terselubung? Ada beberapa orang yang mencoba menyembunyikan atau menyangkal perasaan depresinya, baik karena malu, takut, atau tidak menyadari kondisinya. Orang-orang ini disebut mengalami depresi terselubung, yaitu depresi yang tidak tampak secara luar, tetapi tetap berdampak negatif pada diri mereka.
Tanda Fisik Depresi pada Lansia
Meskipun depresi adalah gangguan suasana hati, dampaknya bisa sangat terasa pada tubuh. Beberapa tanda fisik yang mungkin terlihat pada orang dewasa dan lansia antara lain perubahan berat badan yang tak terduga, baik penurunan atau peningkatan yang signifikan, serta perubahan nafsu makan. Dalam beberapa kasus, seseorang yang mengalami depresi mungkin makan lebih banyak atau malah kehilangan nafsu makan sama sekali. Tak jarang, gejala fisik lainnya seperti rasa lelah yang luar biasa dan gangguan tidur, baik itu tidur berlebihan atau insomnia, juga dapat menunjukkan adanya depresi.
Liz Hughes, seorang konselor profesional berlisensi di San Diego, mengungkapkan bahwa perubahan energi yang drastis dan keluhan rasa sakit tanpa sebab medis yang jelas bisa menjadi indikasi adanya depresi pada lansia. "Jika seseorang mengeluh tentang nyeri tubuh yang tidak dapat dijelaskan, ini bisa menjadi cara mereka untuk mengungkapkan perasaan depresi mereka," ujar Hughes.
Gejala Kognitif dan Gangguan Memori
Pada lansia, depresi kadang kali muncul dalam bentuk gangguan kognitif, seperti penurunan kemampuan untuk berpikir jernih, sulit berkonsentrasi, atau merasa bingung dan ragu dalam mengambil keputusan. Rebecca Bouchard, Presiden Merek ComForCare, menambahkan bahwa gejala kognitif ini bisa mirip dengan masalah ingatan pada demensia, yang dalam istilah medis sering disebut "pseudodementia." Namun, perbedaan pentingnya adalah bahwa gejala-gejala ini biasanya akan membaik dengan pengobatan depresi yang tepat.
Hal ini menunjukkan bahwa penting untuk melakukan diagnosis yang cermat karena gangguan mental pada lansia bisa jadi sangat mirip dengan masalah kesehatan lainnya, seperti demensia atau penyakit Alzheimer.
Perubahan Perilaku yang Menunjukkan Depresi
Selain perubahan fisik dan kognitif, depresi pada lansia juga bisa mempengaruhi perilaku mereka. Salah satu tanda yang perlu diperhatikan adalah perubahan dalam perawatan diri. Apakah mereka mulai membiarkan rumahnya menjadi lebih berantakan dari biasanya? Atau mereka kesulitan untuk menjaga kebersihan diri seperti mandi atau menggosok gigi? Ini bisa menjadi tanda bahwa seseorang sedang berjuang dengan depresi.
Hughes juga menyoroti bahwa pergerakan dan cara berbicara yang lebih lambat dari biasanya juga bisa menjadi indikasi adanya depresi. Pada beberapa orang, depresi bisa membuat mereka lebih mudah tersinggung atau gelisah, bahkan tanpa alasan yang jelas.
Gejala Emosional yang Perlu Diwaspadai
Tanda emosional depresi yang paling umum adalah hilangnya minat pada aktivitas yang dulu mereka nikmati. Mereka mungkin mulai menarik diri dari keluarga dan teman, menghindari pertemuan sosial, dan merasa tidak ada harapan lagi. Menurut Hughes, "Perasaan sedih atau putus asa yang mendalam adalah tanda emosional utama dari depresi. Jika perasaan ini bertahan lebih dari dua minggu, itu sudah memenuhi kriteria untuk depresi."
Perasaan tidak berharga atau merasa menjadi beban bagi orang lain juga sering muncul pada orang dewasa dan lansia yang mengalami depresi. Dalam kasus yang lebih parah, bisa muncul pemikiran tentang kematian atau bunuh diri. Bouchard menegaskan bahwa jika tanda-tanda seperti ini terdeteksi, sangat penting untuk mendorong individu tersebut untuk mencari bantuan profesional. "Depresi bisa diobati pada usia berapa pun, dan intervensi dini dapat sangat meningkatkan kualitas hidup mereka," tambah Bouchard.
Penyebab Umum Depresi pada Lansia
Depresi pada lansia tidak memiliki satu penyebab tunggal, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko. Faktor genetik, seperti memiliki riwayat keluarga dengan depresi, bisa meningkatkan kemungkinan seseorang mengalaminya. Kondisi medis tertentu, seperti kanker atau penyakit jantung, juga dapat memperburuk kesehatan mental seseorang.
Selain itu, faktor gaya hidup seperti kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang buruk, dan stres yang berlebihan dapat berkontribusi pada terjadinya depresi. Sering kali, lansia juga menghadapi keterbatasan fisik yang menghalangi mereka untuk menikmati aktivitas yang dulu mereka sukai. Terlebih lagi, semakin tua seseorang, semakin sedikit waktu yang mereka habiskan dengan orang lain, yang bisa menyebabkan perasaan kesepian dan depresi.
Bouchard mencatat bahwa depresi pada lansia sering kali muncul dengan gejala fisik, seperti rasa sakit dan kelelahan, yang bisa disalahartikan sebagai masalah kesehatan lainnya atau sebagai bagian dari penuaan. "Lansia cenderung lebih menarik diri secara sosial dan lebih enggan berbicara tentang perasaan mereka karena stigma generasional terkait masalah kesehatan mental," ujarnya.
Cara Mendukung Lansia yang Mengalami Depresi
Jika Anda melihat tanda-tanda depresi pada orang tua atau orang yang Anda cintai, langkah pertama adalah membuka percakapan dengan cara yang penuh perhatian dan tanpa penghakiman. Tanyakan apakah mereka merasakan perubahan dalam perasaan atau perilaku mereka, dan tunjukkan bahwa Anda siap untuk mendukung mereka. Bouchard menyarankan agar keluarga mendampingi mereka dalam mencari profesional kesehatan mental, menjadi pendengar yang baik, dan mendorong kebiasaan hidup sehat seperti olahraga dan tidur yang teratur.
Namun, sangat penting untuk sabar, karena pemulihan dari depresi bisa memakan waktu. Jika gejala semakin memburuk, termasuk munculnya pemikiran untuk bunuh diri, segera cari bantuan profesional. Dukungan penuh kasih dan koneksi yang terjalin dengan baik dapat sangat membantu lansia dalam mengatasi dan mengalahkan depresi mereka.