Pelajaran Penting dari Gen Z Terkait Perlunya Mementingkan Kesehatan Mental
Gen Z memiliki keterbukaan terhadap kesehatan mental dibanding generasi lain. Hal ini perlu jadi perhatian bagi generasi lain.
Generasi Z (Gen Z), yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, telah membawa perubahan signifikan dalam cara kita memandang dan berbicara tentang kesehatan mental. Mereka adalah generasi pertama yang sepenuhnya dibesarkan dengan internet dan smartphone, menjadikan mereka lebih terhubung dengan dunia global dan memanfaatkan teknologi serta media sosial sebagai sarana komunikasi utama. Berbeda dengan generasi sebelumnya, Gen Z tidak hanya lebih sadar akan pentingnya kesehatan mental, tetapi mereka juga lebih terbuka dalam membicarakan masalah ini, baik dengan orang lain maupun di media sosial.
Di tengah dunia yang penuh tantangan, seperti terorisme, penembakan massal di sekolah, perubahan iklim, dan pandemi global, Gen Z terlahir dan tumbuh dalam lingkungan yang penuh tekanan. Namun, meskipun hidup mereka dikelilingi oleh kecemasan dan ketidakpastian, mereka menunjukkan sikap yang berbeda terhadap kesehatan mental. Dilansir dari Verywell Mind, seperti yang dilaporkan dalam "Stress in America: Generation Z" oleh American Psychiatric Association, 37% dari Gen Z melaporkan telah menerima perawatan atau pergi ke terapi, lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya seperti Millennials (35%), Gen X (26%), dan Baby Boomers (22%).
-
Bagaimana cara mencegah masalah kesehatan mental generasi Z? 'Program ini diharapkan dapat menjadi pusat pembelajaran keluarga untuk mencegah dan menangani masalah kesehatan mental,' tambahnya.
-
Apa saja masalah kesehatan mental Gen Z? Salah satu masalah utama yang dihadapi Gen Z adalah kecemasan yang intens. Mereka tumbuh di dunia yang terhubung secara digital, yang meskipun membawa manfaat, juga membawa tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka merasa terisolasi dan kesepian, terutama karena tekanan media sosial dan perasaan takut ketinggalan.
-
Kenapa kesehatan mental generasi Z lebih rentan? Angka ini menunjukkan bahwa kesehatan mental generasi Z (kelahiran 1997-2012) lebih rentan atau rapuh dibandingkan dengan generasi milenial (kelahiran 1981-1996) dan boomers (kelahiran 1946-1964).
-
Apa masalah kesehatan mental yang sering dialami generasi Z? Selama pandemi COVID-19, terdapat peningkatan gejala cemas, depresi, kesepian, dan kesulitan berkonsentrasi pada 4.6 persen remaja.
-
Bagaimana cara mengatasi masalah mental Gen Z? Untuk mengatasi masalah kesehatan mental yang dihadapi Gen Z, langkah-langkah berikut perlu diterapkan: 1. Peningkatan Kesadaran 2. Akses Layanan Kesehatan Mental Diperlukan akses yang mudah ke layanan kesehatan mental, termasuk bantuan psikologis, terutama di luar Pulau Jawa. 3. Pendidikan Kesehatan Mental Sekolah dan keluarga perlu memberikan pendidikan tentang kesehatan mental kepada Gen Z, sehingga mereka dapat mengenali dan mengatasi masalah kesehatan mental dengan lebih baik. 4. Dukungan Sosial Teman, keluarga, dan masyarakat harus memberikan dukungan sosial kepada Gen Z untuk membantu mereka mengatasi stres dan tekanan dalam hidup mereka. 5. Penggunaan Media Sosial yang Sehat Gen Z perlu diajarkan tentang penggunaan media sosial yang sehat, seperti mengelola waktu layar dan menghindari perbandingan yang merugikan dengan orang lain di platform tersebut.
-
Apa pesan pentingnya kesehatan mental? Kesehatan mental merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan pada setiap manusia. Sejatinya, kesehatan mental sama pentingnya dengan kondisi jasmani seseorang.
Generasi yang Cemas
Tingkat kecemasan yang tinggi ini tidaklah mengejutkan. Gen Z menghadapi berbagai tekanan, dari ketidakpastian masa depan hingga kecemasan akan bencana alam dan ketegangan politik yang semakin meningkat. Lebih dari 75% remaja Gen Z merasa stres akibat ancaman penembakan massal di sekolah. Belum lagi, mereka terpapar dengan konten berbahaya di media sosial, seperti video yang mempromosikan perilaku merusak diri sendiri, yang tentunya memperburuk kesehatan mental mereka.
Namun, ada sisi positif yang perlu diperhatikan, generasi ini tidak takut untuk mengakui bahwa mereka membutuhkan bantuan. Bahkan, mereka lebih cenderung untuk mencari bantuan profesional dibandingkan generasi sebelumnya. Fenomena ini terjadi berkat beberapa faktor yang saling terkait: meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, berkurangnya stigma terkait terapi, dan dorongan kuat dari media sosial untuk lebih terbuka tentang masalah kesehatan mental.
Gen Z yang Terbuka Terhadap Masalah Kesehatan Mental
Salah satu alasan utama mengapa Gen Z lebih terbuka dalam membicarakan kesehatan mental adalah karena normalisasi diskusi mengenai hal ini di media sosial. Platform seperti Instagram, Twitter, dan TikTok telah menjadi ruang di mana orang-orang muda saling berbagi pengalaman dan mendukung satu sama lain. Selebritas dan influencer turut memainkan peran besar dengan berbicara secara terbuka tentang perjuangan mereka dengan depresi, kecemasan, atau masalah psikologis lainnya. Ini memberikan contoh nyata bahwa mencari bantuan bukanlah sesuatu yang memalukan, melainkan langkah positif untuk mencapai kesejahteraan.
"Normalisasi percakapan tentang kesehatan mental berarti Gen Z dapat menghadapinya dan melanjutkan hidup mereka, bukan terjebak dalam masalah tersebut—dan itu adalah pilihan yang mereka buat," ujar Arlin Cuncic, penulis artikel ini. Bagi mereka, kesehatan mental bukanlah penghalang, melainkan bagian dari perjalanan hidup yang bisa diperbaiki dengan bantuan yang tepat.
Selain itu, Gen Z lebih terbuka terhadap terapi, sebuah langkah yang jauh lebih jarang dilakukan oleh generasi sebelumnya. Bagi mereka, meminta bantuan bukanlah tanda kelemahan, melainkan kekuatan. Ini adalah perubahan paradigma yang sangat penting, di mana masyarakat mulai melihat terapi sebagai bagian dari perawatan diri yang sama pentingnya dengan pergi ke dokter untuk memeriksa kondisi fisik.
Namun, tidak hanya Gen Z yang perlu belajar dari sikap ini. Generasi sebelumnya, seperti Baby Boomers atau Gen X, sering kali melihat kesehatan mental dengan pandangan yang berbeda. Mereka mungkin lebih enggan untuk membicarakan masalah emosional dan lebih cenderung mengabaikan gejala yang ada. Padahal, menurut Cuncic, "Menghindari masalah hanya akan membuatnya semakin besar," dan Gen Z sudah mulai memahami hal ini dengan sangat baik.
Pentingnya Keterbukaan Masalah Kesehatan Mental Terhadap Semua Generasi
Melalui konektivitas yang mereka miliki, Gen Z juga telah mengubah pandangan terhadap waktu layar. Sementara generasi yang lebih tua sering kali menganggap waktu layar sebagai isolasi sosial, bagi Gen Z, hal itu adalah cara untuk tetap terhubung dengan teman-teman dan mendapatkan dukungan emosional yang mereka butuhkan. "Dunia digital memberi mereka ruang untuk berbagi, belajar, dan merasa diterima, sesuatu yang sebelumnya tidak tersedia di generasi sebelumnya," jelas Cuncic.
Ada banyak pelajaran berharga yang bisa diambil dari cara Gen Z menghadapi tantangan kesehatan mental mereka. Yang pertama, mereka mengajarkan kita untuk tidak menganggap kesehatan mental sebagai hal yang harus disembunyikan. Kedua, mereka menunjukkan bahwa mencari bantuan adalah langkah yang bijak dan berani. Terakhir, mereka mengingatkan kita akan pentingnya berbicara secara terbuka dan tidak membiarkan stigma menghalangi kita untuk meraih hidup yang lebih sehat dan bahagia.
Sebagai orang tua atau anggota keluarga dari Gen Z, penting untuk mendengarkan dan mendukung mereka ketika mereka berbicara tentang masalah kesehatan mental. Sebaliknya, bagi generasi yang lebih tua, ini adalah saat yang tepat untuk meninjau kembali pandangan kita tentang kesehatan mental, belajar dari Gen Z, dan mengubah cara kita mendukung satu sama lain dalam menghadapi tantangan psikologis.
Kesehatan mental adalah perjalanan yang panjang dan sering kali penuh dengan hambatan, tetapi seperti yang ditunjukkan oleh Gen Z, dengan komunikasi yang terbuka dan dukungan yang tepat, kita dapat menghadapinya dengan lebih baik. Jangan biarkan stigma atau rasa malu menghalangi kita untuk mendapatkan bantuan. Kini saatnya bagi semua generasi untuk mengubah cara pandang terhadap kesehatan mental dan merayakan keberanian untuk mencari bantuan.