Survei: Gen Z Makin Bahagia saat Menemukan Tujuan Bekerja
Salah satu temuan paling signifikan dari survei ini adalah bahwa hal yang paling memengaruhi kebahagiaan Generasi Z adalah tujuan hidup mereka di tempat kerja.
Namun ketika Gen Z mencapai usia dewasa, 18 tahun ke atas, akan terjadi perbedaan kebahagiaan yang cukup besar.
Survei: Gen Z Makin Bahagia saat Menemukan Tujuan Bekerja
Survei: Gen Z Makin Bahagia saat Menemukan Tujuan Bekerja
Pakar kebahagiaan terkemuka, Arthur C. Brooks berkolaborasi dengan Gallup dan Walton Family Foundation melakukan survei terhadap lebih dari 2.000 Gen Z berusia 12 hingga 26 tahun. Survei ini bertujuan untuk melihat lebih dekat apa yang membuat Gen Z bahagia.
Hasil survei itu menunjukan, 33 persen Gen Z menganggap diri mereka sangat bahagia atau agak bahagia. Namun ketika Gen Z mencapai usia dewasa, 18 tahun ke atas, akan terjadi perbedaan kebahagiaan yang cukup besar.
Peneliti dalam survei tersebut, Zach Hrynowski mengatakan, salah satu temuan paling signifikan dari survei ini adalah bahwa hal yang paling memengaruhi kebahagiaan Generasi Z adalah “tujuan hidup mereka di tempat kerja atau sekolah”.
Dalam seminar tentang kebahagiaan Brooks di Universitas Harvard, dia menyarankan untuk memperlakukan kebahagiaan seperti portofolio investasi dan berinvestasi di empat bidang; salah satu bidang tersebut adalah pekerjaan yang bermakna.
Brooks mendorong orang untuk memprioritaskan pekerjaan yang membuat mereka merasa puas, meskipun pekerjaan tersebut bukan pekerjaan dengan bayaran tertinggi
Berikut empat faktor pendorong utama yang memengaruhi kebahagiaan Gen Z, menurut survei tersebut:
Kebutuhan dasar dan keamanan
Emosi negatif dan tekanan sosial
Koneksi sosial yang positif
Kebutuhan dasar seperti tidur dan relaksasi memiliki pengaruh besar terhadap bahagia atau tidaknya Generasi Z.
"Mereka juga merasa kurang positif ketika membandingkan dirinya dengan orang lain," kata Zach dilansir CNBC, Minggu (14/4).
"setidaknya dua kali lebih mungkin mengatakan bahwa mereka sering merasa dicintai, didukung, dan terhubung dengan orang-orang di sekitar mereka," imbuh Zach.
Namun hanya sekitar satu dari tiga Gen Z yang mengatakan bahwa mereka tidak sering merasa didukung atau dicintai oleh orang lain.
“Ada persepsi bahwa Gen Z benar-benar terhubung, tetapi apakah koneksi tersebut berkualitas tinggi? Apakah mereka memberi Anda cinta dan dukungan yang benar-benar Anda butuhkan?” kata dia.
Dalam survei juga menemukan media sosial sangat berkontribusi terhadap kebahagiaan Gen Z ini. Generasi ini dapat memiliki banyak koneksi dengan rekan-rekan mereka secara online, namun banyak di antara mereka yang kurang mendalam.
“Sama seperti junk food, Anda bisa memakannya, Anda akan merasa kenyang selama 10 sampai 15 menit, tapi itu kalori kosong, dan Anda mendapati diri Anda tidak terpenuhi sesuai kebutuhan dalam hal hubungan sosial sejati Anda. ”
Penting bagi Gen Z untuk tidak hanya mengandalkan media sosial untuk berinteraksi dengan teman-temannya.