Mengenal Ciri-Ciri Depresi Terselubung dan Cara Mengatasinya, Jangan Dibiarkan
Depresi terselubung adalah kondisi ketika seseorang merasa tertekan, tapi tidak menunjukkan gejala atau ciri-ciri seperti orang yang depresi pada umumnya.
Orang yang tampak normal pun terkadang menyimpan kesedihan dan tekanan luar biasa di dalam.
Mengenal Ciri-Ciri Depresi Terselubung dan Cara Mengatasinya, Jangan Dibiarkan
Depresi terselubung adalah kondisi ketika seseorang merasa tertekan, namun tidak tampak pada fisik dan penampilan luarnya yang terlihat normal. Pengidap depresi terselubung umumnya terlihat seperti orang biasa dan tidak menunjukkan gejala kelainan jiwa.
-
Apa itu depresi terselubung? Ada beberapa orang yang mencoba menyembunyikan atau menyangkal perasaan depresinya, baik karena malu, takut, atau tidak menyadari kondisinya. Orang-orang ini disebut mengalami depresi terselubung, yaitu depresi yang tidak tampak secara luar, tetapi tetap berdampak negatif pada diri mereka.
-
Bagaimana cara mengatasi depresi terselubung? Depresi terselubung bisa diobati dengan terapi, obat-obatan, atau perubahan gaya hidup.
-
Mengapa depresi terselubung berbahaya? Depresi terselubung juga dapat meningkatkan risiko bunuh diri, karena orang yang mengalaminya merasa tidak ada harapan atau jalan keluar.
-
Siapa yang bisa mengalami depresi terselubung? Ada beberapa orang yang mencoba menyembunyikan atau menyangkal perasaan depresinya, baik karena malu, takut, atau tidak menyadari kondisinya.
-
Bagaimana cara mengatasi depresi? Dengan langkah-langkah yang jelas untuk self-healing, pembaca diajak untuk berani menghadapi depresi dan mengubah perspektif mereka terhadap emosi.
-
Masalah kesehatan apa yang bisa terjadi akibat depresi? Sejumlah kondisi mungkin dialami seseorang sebagai dampak dari depresi atau juga sebaliknya.
Ciri-Ciri Depresi Terselubung
Depresi terselubung adalah kondisi ketika seseorang merasa tertekan, tapi tidak menunjukkan gejala depresi yang umum seperti kesedihan, lesu, atau putus asa. Orang dengan depresi terselubung biasanya terlihat normal dan bahkan bisa tampak bahagia dan produktif. Namun, di balik itu semua, ada perasaan tertekan yang tersembunyi dan tidak terungkap. Beberapa ciri-ciri depresi terselubung yang bisa Anda perhatikan adalah:
• Perubahan kepribadian. Orang dengan depresi terselubung mungkin menjadi lebih pasif, pesimis, tidak bergairah, atau tidak banyak bicara. Perubahan ini bisa terjadi secara bertahap atau tiba-tiba. • Perubahan pola makan. Orang dengan depresi terselubung bisa mengalami kehilangan atau kenaikan nafsu makan yang signifikan. Hal ini bisa berdampak pada penurunan atau kenaikan berat badan yang drastis. • Perbedaan produktivitas. Orang dengan depresi terselubung bisa menjadi over productive atau under productive. Mereka mungkin bekerja terlalu keras hingga lembur atau malah menurunkan kualitas kerjanya.
• Perubahan pola tidur. Orang dengan depresi terselubung bisa mengalami gangguan tidur, seperti sulit tidur, tidur berlebihan, atau diganggu oleh mimpi buruk. • Perbedaan interaksi sosial. Orang dengan depresi terselubung bisa menarik diri dari lingkungan sosialnya. Mereka mungkin menghindari kegiatan bersama teman, keluarga, atau komunitas. Mereka juga bisa menjadi lebih sensitif atau mudah tersinggung. • Memandang diri secara negatif. Orang dengan depresi terselubung bisa memiliki pandangan buruk tentang dirinya sendiri. Mereka mungkin merasa tidak berharga, tidak berdaya, tidak berbakat, atau tidak dicintai.
• Merelakan hobi atau kegiatan yang disukai. Orang dengan depresi terselubung bisa kehilangan minat atau semangat dalam melakukan hal-hal yang sebelumnya menyenangkan bagi mereka. Mereka mungkin merasa bosan, jenuh, atau tidak puas.
Apa Penyebabnya?
Penyebab depresi terselubung bisa bermacam-macam, tergantung pada faktor individu dan lingkungan. Beberapa faktor yang bisa memicu depresi terselubung adalah: • Stres berkepanjangan. Stres adalah reaksi tubuh dan pikiran terhadap tekanan yang dihadapi. Stres yang sesekali terjadi bisa membantu kita untuk beradaptasi dan berkembang. Namun, stres yang berlangsung terus-menerus bisa menyebabkan gangguan kesehatan mental, termasuk depresi terselubung.
• Trauma psikologis. Trauma psikologis adalah pengalaman yang menyebabkan luka batin, seperti kekerasan, pelecehan, bencana, perang, atau kematian orang tercinta. Trauma psikologis bisa menimbulkan perasaan takut, marah, sedih, bersalah, atau malu yang berlebihan. • Konflik interpersonal. Konflik interpersonal adalah ketidaksesuaian atau ketegangan antara dua orang atau lebih. Konflik interpersonal bisa terjadi dalam hubungan keluarga, persahabatan, percintaan, atau pekerjaan. Konflik interpersonal bisa menyebabkan perasaan tidak nyaman, tidak dihargai, tidak dipercaya, atau tidak dicintai.
• Masalah keuangan. Masalah keuangan adalah kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup atau membayar utang. Masalah keuangan bisa disebabkan oleh pengeluaran yang melebihi pendapatan, pengangguran, kehilangan sumber penghasilan, atau bencana alam. Masalah ini bisa menyebabkan rasa cemas, khawatir, hingga putus asa. • Pekerjaan yang menekan. Pekerjaan yang menekan adalah pekerjaan yang menimbulkan beban fisik atau mental yang berat. Pekerjaan yang menekan bisa disebabkan oleh tuntutan tinggi, lingkungan tidak nyaman, atasan yang otoriter, atau rekan kerja tidak kooperatif. Hal ini bisa menyebabkan perasaan lelah, bosan, jenuh, frustasi, atau marah.
• Kurangnya dukungan sosial. Dukungan sosial adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh orang-orang di sekitar kita, seperti keluarga, teman, komunitas, atau profesional. Dukungan sosial bisa berupa dukungan emosional, instrumental, informasional, atau apresiatif. Kurangnya dukungan sosial bisa menyebabkan perasaan kesepian, terisolasi, tidak peduli, atau tidak berharga.
Cara Mengatasi
Jika dibiarkan berlarut-larut, depresi terselubung bisa menyebabkan komplikasi seperti gangguan kecemasan, penyalahgunaan zat, gangguan makan, gangguan tidur, dan bahkan bunuh diri. Jika Anda merasa mengalami gejala-gejala depresi terselubung, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Selain itu, Anda juga bisa melakukan beberapa hal untuk mengatasi depresi terselubung, seperti:
• Berolahraga. Olahraga bisa membantu meningkatkan mood Anda dengan melepaskan hormon endorfin yang bisa membuat Anda merasa lebih bahagia. Olahraga juga bisa meningkatkan kesehatan fisik Anda dan membuat Anda lebih percaya diri. • Berpikir positif. Coba cegah setiap pikiran negatif yang datang dengan menggunakan logika. Jangan biarkan pikiran-pikiran seperti “saya tidak berharga”, “saya tidak berdaya”, “saya tidak berbakat”, atau “saya tidak dicintai” menguasai diri Anda. Gantilah pikiran-pikiran tersebut dengan pikiran-pikiran yang lebih realistis, optimis, dan konstruktif.
• Mencari teman curhat. Berbagi perasaan Anda dengan orang-orang yang Anda percayai dan peduli bisa membantu Anda merasa lebih lega dan didukung. Teman curhat bisa menjadi keluarga, teman, komunitas, atau profesional yang bisa memberikan Anda saran, masukan, atau sekadar mendengarkan. • Perlahan menyelesaikan masalah. Jika ada masalah yang menjadi penyebab depresi Anda, jangan menghindarinya atau menundanya. Hadapi masalah tersebut dengan cara yang bijak dan bertanggung jawab. Tentukan prioritas masalah yang harus diselesaikan terlebih dahulu, kemudian cari solusi yang paling efektif dan efisien.
• Atur asupan makan. Makanlah makanan yang sehat dan bergizi untuk menjaga keseimbangan tubuh dan pikiran Anda. Hindari makanan yang mengandung gula, kafein, alkohol, atau zat aditif lainnya yang bisa memperburuk depresi Anda. • Membuat buku harian atau diary. Menulis perasaan Anda di buku harian atau diary bisa menjadi cara untuk mengekspresikan emosi Anda secara sehat. Anda juga bisa menulis hal-hal positif yang terjadi dalam hidup Anda sebagai pengingat bahwa hidup tidak selalu buruk.
• Tidur cukup. Tidur cukup bisa membantu tubuh dan pikiran Anda untuk beristirahat dan meregenerasi diri. Tidur juga bisa mempengaruhi mood, konsentrasi, daya ingat, dan kesehatan secara keseluruhan. • Melakukan hal baru. Cobalah untuk melakukan hal-hal baru yang bisa memberikan Anda rasa puas dan percaya diri. Misalnya, belajar sesuatu yang baru, mengembangkan hobi atau minat Anda, melakukan perjalanan ke tempat baru, atau bergabung dengan organisasi atau komunitas yang positif.