Anhedonia Adalah Salah Satu Gejala Gangguan Mental, Ini Penjelasan Selengkapnya
Lebih dari sekadar perasaan sedih atau kelelahan, anhedonia merupakan gejala klinis berbagai gangguan mental.
Lebih dari sekadar perasaan sedih atau kelelahan, anhedonia merupakan gejala klinis berbagai gangguan mental.
Anhedonia Adalah Salah Satu Gejala Gangguan Mental, Ini Penjelasan Selengkapnya
Anhedonia merupakan sebuah istilah yang menunjukkan pada hilangnya kemampuan untuk merasakan kesenangan atau kenikmatan dari aktivitas yang biasanya memberikan kegembiraan. Namun jika ditelisik secara lebih mendalam, anhedonia lebih dari sekadar perasaan sedih atau kelelahan.
Anhedonia adalah gejala klinis yang dapat terjadi sebagai bagian dari berbagai gangguan mental, seperti depresi, gangguan kecemasan, atau bahkan gangguan bipolar. Meskipun seringkali dianggap sebagai tanda dari kondisi kesehatan mental yang lebih luas, anhedonia memiliki dampak yang merusak pada kualitas hidup seseorang.
-
Apa itu anhedonia? Anhedonia adalah ketidakmampuan merasakan kebahagiaan saat melakukan kegiatan yang umumnya dinikmati oleh kebanyakan individu.
-
Kenapa anhedonia bisa terjadi? Anhedonia disebabkan oleh gangguan dalam pengolahan hadiah di dalam otak. Proses pengolahan ini memiliki dampak pada dorongan, upaya, motivasi, dan kesenangan seseorang.
-
Bagaimana anhedonia diatasi? Tujuan dari pengobatan anhedonia adalah untuk meningkatkan perasaan sukacita, kebahagiaan, dan motivasi. Pengobatan umumnya melibatkan kombinasi terapi dan obat-obatan.
-
Kapan anhedonia muncul? Namun, anhedonia cenderung lebih sering dan lebih nyata pada individu yang menderita depresi.
-
Siapa saja yang bisa mengalami anhedonia? Biasanya dianggap sebagai salah satu tanda utama gangguan depresi mayor (MDD), anhedonia juga bisa diamati dalam berbagai kondisi kesehatan mental lainnya seperti skizofrenia, serta pada individu yang mengidap penyakit Parkinson atau mengalami nyeri kronis.
-
Apa itu Depresi Klinis? Depresi klinis (gangguan depresi mayor) adalah jenis depresi yang menyebabkan kemurungan, rasa tertekan, dan hilangnya minat pada aktivitas yang biasa dinikmati.
Sementara kebahagiaan dan kesenangan adalah bagian alami dari pengalaman manusia, bagi mereka yang mengalami anhedonia, realitasnya seringkali terasa terbalik. Aktivitas yang sebelumnya dianggap menyenangkan, seperti bersosialisasi dengan teman atau mengejar hobi, dapat menjadi beban yang menyiksa.
Jadi, individu yang mengalami anhedonia sering merasa terisolasi dan kehilangan minat pada aspek-aspek kehidupan yang dahulu mereka nikmati. Berikut ini adalah penjelasan lebih lengkap mengenai apa itu anhedonia yang penting untuk dipelajari sebagai bagian dari penanggulangan gangguan mental, dilansir dari berbagai sumber.
Jenis Anhedonia
Anhedonia adalah kondisi psikologis yang mengakibatkan seseorang tidak mampu menikmati atau merasakan kesenangan dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang mengalami anhedonia seringkali menganggap hidupnya membosankan dan bahkan bisa mengalami tekanan psikologis yang signifikan.
Anhedonia dapat dibedakan menjadi dua jenis utama, yaitu anhedonia sosial dan anhedonia fisik.
- Anhedonia Sosial
Anhedonia sosial adalah jenis anhedonia yang ditandai oleh ketidakmampuan seseorang untuk merasakan kesenangan atau menikmati interaksi sosial dan kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan sosial. Penderita anhedonia sosial mungkin merasa tidak nyaman saat berinteraksi dengan orang lain dan merasa sulit untuk terlibat dalam kegiatan sosial.
- Anhedonia Fisik
Sementara itu, anhedonia fisik adalah kondisi yang menyebabkan seseorang tidak mampu merasakan kesenangan terhadap rangsangan fisik, seperti sentuhan, rasa makanan, atau suara musik yang sebelumnya dianggap menyenangkan. Contohnya, penderita anhedonia fisik mungkin tidak merasa puas atau terhibur saat melakukan hubungan intim atau tidak bisa menikmati makanan yang sebelumnya disukainya.
Kedua jenis anhedonia ini dapat memiliki dampak yang signifikan pada kualitas hidup seseorang dan dapat menjadi gejala dari berbagai gangguan mental, seperti depresi, gangguan kepribadian, atau skizofrenia. Pengobatan yang tepat, seperti terapi kognitif perilaku atau terapi obat-obatan, mungkin diperlukan untuk mengatasi anhedonia dan meningkatkan kualitas hidup penderitanya.
Gejala dan Komplikasi Anhedonia
Beberapa gejala yang umum dialami oleh penderita anhedonia adalah:
- Memiliki pandangan negatif dan kurang peka terhadap berbagai hal.
- Mengeluhkan gejala fisik terus menerus, seperti sering sakit.
- Merasa putus asa.
- Menarik diri dari lingkungan sosial.
- Penurunan kemampuan fungsi sosial dan emosional. Penderita anhedonia cenderung tidak bisa menunjukkan ekspresi, baik secara verbal maupun nonverbal.
- Penurunan hasrat seksual. Memiliki kecenderungan untuk menunjukkan emosi palsu, seperti berpura-pura bahagia saat sedang liburan bersama kerabat.
Jika tidak segera ditangani dengan tepat, anhedonia dapat menimbulkan sejumlah komplikasi, di antaranya sebagai berikut.
- Anxiety disorder.
- Gangguan depresi mayor.
- Terisolasi dari dunia luar.
- Kesulitan dalam mempertahankan suatu hubungan.
- Gangguan suasana hati.
- Malnutrisi.
- Memiliki keinginan untuk menyakiti diri sendiri (self harm) atau melakukan percobaan bunuh diri.
Penyebab Anhedonia
Anhedonia adalah kondisi kompleks yang memiliki berbagai kemungkinan penyebab. Belum diketahui dengan pasti penyebab tunggal dari kondisi ini. Ada beberapa faktor yang dianggap berperan dalam timbulnya anhedonia, berikut diantaranya.
1. Perubahan Aktivitas Saraf dan Gangguan Produksi Senyawa Kimia di Otak
Terdapat dugaan bahwa anhedonia berkaitan dengan perubahan aktivitas sel-sel saraf di dalam otak serta gangguan produksi senyawa kimia seperti dopamin dan serotonin. Senyawa-senyawa tersebut berperan penting dalam mengendalikan suasana hati dan pengalaman kesenangan.
2. Gangguan Kesehatan Mental
Anhedonia seringkali menjadi gejala dari berbagai gangguan kesehatan mental, termasuk depresi, gangguan kecemasan, skizofrenia, gangguan kepribadian, dan PTSD. Meskipun demikian, anhedonia juga dapat dialami oleh seseorang yang sebelumnya tidak memiliki riwayat gangguan kesehatan mental.
3. Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami anhedonia meliputi pengalaman kejadian traumatis seperti bullying atau pelecehan seksual, cedera otak traumatik, penyakit kronis seperti diabetes, penyakit Parkinson, atau demensia, efek samping dari penggunaan obat-obatan tertentu, dan konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
Diagnosa dan Pengobatan Anhedonia
Diagnosis Anhedonia dimulai dengan wawancara medis dan evaluasi kondisi psikis pasien oleh dokter. Anamnesis dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang keluhan, riwayat kesehatan, dan faktor-faktor yang mungkin memicu anhedonia. Pemeriksaan fisik juga dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya masalah kesehatan fisik yang dapat menyebabkan gejala anhedonia.
Karena anhedonia seringkali terkait dengan depresi, tes darah dapat direkomendasikan untuk menilai kondisi yang dapat berkontribusi pada depresi, seperti kekurangan vitamin D atau gangguan tiroid.
Setelah diagnosis ditegakkan, pengobatan anhedonia dilakukan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. Berikut beberapa metode pengobatan yang umum dilakukan.
1. Pemberian Obat-obatan
Jika anhedonia disebabkan oleh depresi atau gangguan kecemasan, dokter dapat meresepkan obat antidepresan seperti selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) atau obat penenang untuk membantu mengendalikan gejala. Obat-obatan ini juga dapat membantu mengatasi gejala lain yang sering menyertai anhedonia, seperti gangguan tidur atau sakit kepala.
2. Psikoterapi
Terapi psikologis seperti cognitive behavioral therapy (CBT) sering direkomendasikan sebagai bagian dari penanganan anhedonia. Terapi ini bertujuan untuk mengubah pola pikir dan perilaku negatif yang mungkin menjadi faktor pemicu atau memperburuk anhedonia.
Konseling dengan psikolog atau psikiater juga dapat membantu penderita mengatasi masalah emosional yang mendasari anhedonia. Penting bagi penderita anhedonia untuk mencari bantuan medis profesional dan mendapatkan perawatan yang tepat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka.