Keseringan Marah-marah, Ini 6 Dampak Buruknya bagi Kesehatan Tubuh
Kebiasaan marah dan emosi meledak-ledak yang kita miliki bisa memiliki dampak bagi kesehatan tubuh.
Kebiasaan marah-marah bisa memiliki dampak buruk pada tubuh tanpa kita sadari.
Keseringan Marah-marah, Ini 6 Dampak Buruknya bagi Kesehatan Tubuh
Kemarahan merupakan salah satu emosi yang biasa untuk kita alami sehari-hari. Walau begitu, emosi yang terus-menerus ternyata memiliki dampak buruk bagai kesehatan tubuh kita.
-
Apa dampak marah terhadap kesehatan? Reaksi marah dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan jantung, memperlemah sistem kekebalan tubuh, hingga berisiko menyebabkan stroke. Amarah yang sering muncul juga memicu kecemasan dan depresi, serta bahkan memperpendek harapan hidup.
-
Apa pengaruh marah pada tubuh? Peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, dan melemahnya sistem kekebalan tubuh adalah beberapa pengaruh marah pada tubuh.
-
Apa dampak kesehatan mental yang buruk terhadap tubuh? Gangguan kesehatan mental yang tidak diobati atau dikelola dengan baik dapat meningkatkan risiko penyakit fisik yang membahayakan diri seseorang seperti penyakit jantung, diabetes, obesitas, dan gangguan tidur atau insomnia.
-
Kapan efek marah bisa dirasakan di tubuh? Tubuh kita akan tetap berada dalam kondisi ini sekitar 30 menit setiap kali kita marah sepanjang hari.
-
Apa dampak buruk stres pada kesehatan fisik? Salah satu dampak terbesar dari stres adalah gangguan pada kesehatan fisik. Faktanya, stres kronis dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti sakit kepala dan migrain, gangguan pencernaan, hingga peningkatan risiko penyakit jantung. Selain itu, adanya stres ini juga mampu memperlambat pemulihan di kala kamu sedang menderita suatu penyakit.
-
Apa dampak kata-kata terhadap orang yang marah? Kemarahan tidak menyelesaikan apa-apa karena hanya meningkatkan tekanan darahmu.
Namun, ketika kemarahan menjadi kebiasaan yang tidak terkendali, dampaknya bisa berbahaya bagi kesehatan kita.
Ketika Anda merasa kemarahan terus menerus, tubuh bersiap untuk melakukan pertarungan dan menimbulkan reaksi sistem saraf simpatis. Sistem ini menghasilkan hormon seperti adrenalin dan kortisol yang memicu berbagai efek fisik seperti peningkatan detak jantung, pernapasan cepat, dan otot-otot yang tegang. Sementara itu, fungsi-fungsi tubuh yang tidak dianggap esensial untuk kelangsungan hidup, seperti sistem pencernaan, melambat secara signifikan.
Dr. Stefanie Duijndam, seorang profesor asisten di Universitas Tilburg, menjelaskan, "Kemarahan secara evolusioner dianggap sebagai emosi yang sangat penting. Jika itu diekspresikan dengan baik, itu baik. Itu ada untuk alasan tertentu dan baik untuk kelangsungan hidup kita."
Namun, penting untuk mengendalikan kemarahan dan mengatasinya dengan cara yang sehat. Terlalu banyak kemarahan, terutama jika tidak diungkapkan dengan baik, bisa memiliki dampak negatif pada kesehatan kita.
Meningkatnya Peradangan
Saat tubuh terus-menerus dalam keadaan stres, peradangan dalam tubuh juga cenderung meningkat. Hal ini terkait dengan respon sistem kekebalan tubuh terhadap tekanan kronis, termasuk kemarahan.
Sebuah studi tahun 2019 menemukan bahwa orang yang merasa marah secara berlebihan cenderung memiliki tingkat peradangan yang lebih tinggi. Tingkat peradangan yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan bahkan kanker.
Meningkatnya Risiko Penyakit Jantung
Dampak kemarahan pada kesehatan jantung adalah salah satu yang paling terkait. Kemarahan dapat meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung Anda, yang dapat meningkatkan risiko hipertensi kronis.
Selain itu, hormon stres yang dilepaskan selama kemarahan dapat memengaruhi kadar gula darah dan kadar asam lemak dalam darah, yang dapat merusak pembuluh darah dan menyebabkan penyakit jantung, serangan jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.
Penurunan Fungsi Paru-paru
Kemarahan bisa menyebabkan pernapasan menjadi cepat dan pendek-pendek. Hal ini bisa memicu serangan asma pada orang yang rentan.
Penelitian juga menunjukkan bahwa emosi tertentu dapat memengaruhi kesehatan paru-paru secara keseluruhan. Tingkat kemarahan yang tinggi telah terkait dengan penurunan fungsi paru-paru, yang dapat memengaruhi pernapasan dan meningkatkan risiko penyakit paru-paru.
Rasa Sakit Kronis
Kemarahan yang tidak diungkapkan dengan baik dapat menyebabkan ketegangan otot, yang bisa berujung pada rasa sakit kronis. Ketegangan otot yang berkepanjangan dapat menyebabkan rasa sakit di berbagai bagian tubuh, termasuk leher, bahu, dan kepala. Rasa sakit ini dapat mengganggu kenyamanan sehari-hari Anda.
Masalah Pencernaan
Hubungan antara otak dan sistem pencernaan adalah dua arah. Ketika tubuh Anda berada dalam kondisi tertentu karena kemarahan, otak Anda dapat memengaruhi kontraksi otot dalam sistem pencernaan Anda.
Hal ini bisa menyebabkan gejala seperti mual, sembelit, diare, dan sakit perut. Orang dengan gangguan pencernaan seperti GERD dan IBS juga dapat menjadi lebih sensitif terhadap sinyal nyeri dari saluran pencernaan mereka, yang dapat memperburuk gejala.
Masalah Kulit
Stres emosional, termasuk kemarahan, dapat memicu peradangan dalam tubuh. Ini dapat memengaruhi kulit Anda, terutama jika Anda sudah memiliki kondisi kulit seperti eksim atau jerawat. Kemarahan yang tidak diatasi dengan baik juga dapat memengaruhi kebiasaan Anda, seperti sering menyentuh atau menggaruk wajah, yang bisa memperburuk kondisi kulit Anda.
Ketika kemarahan menjadi kebiasaan yang tidak terkendali, dampak pada kesehatan tubuh bisa berbahaya.
Menurut Dr. Martin, "Tubuh Anda tidak dirancang untuk tinggal dalam keadaan itu untuk waktu yang lama. Ini seharusnya membawa Anda keluar dari ancaman sesaat."