Ini yang Terjadi pada Tubuh saat Sedang Marah
Pada saat seseorang sedang marah, terjadi sejumlah perubahan yang bisa dialami oleh tubuh.
Marah adalah emosi yang pasti pernah dirasakan setiap orang, tak peduli seberapa tenangnya kepribadian seseorang. Mulai dari perasaan lapar yang membuat "hangry" hingga kecewa karena tidak mendapatkan promosi yang diinginkan, amarah adalah respons alamiah yang bisa muncul dalam berbagai situasi. Namun, saat kita marah, tubuh bereaksi dengan cara-cara yang mungkin tak disadari namun berdampak cukup serius pada kesehatan jika terus berulang.
Dilansir dari The List, Dr. Ilan Shor Wittstein, seorang ahli kardiologi, menjelaskan bahwa "sistem tubuh kita akan aktif ketika kita mengalami frustrasi, marah, atau amarah. Dalam jangka pendek, reaksi ini mungkin membantu kita menghadapi situasi darurat. Namun, dalam jangka panjang, aktivasi berulang dari sistem ini dapat merusak bagaimana tubuh kita berfungsi."
-
Apa yang terjadi di tubuh saat marah? 'Kemarahan memberi tahu kita tentang potensi ketidakadilan dan memberi kita energi untuk menghadapinya,' kata Ryan Martin, PhD, seorang profesor psikologi di University of Wisconsin dilansir dari Self. Namun, ketika kemarahan menjadi kebiasaan yang tidak terkendali, dampaknya bisa berbahaya bagi kesehatan kita.
-
Apa pengaruh marah pada tubuh? Peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, dan melemahnya sistem kekebalan tubuh adalah beberapa pengaruh marah pada tubuh.
-
Mengapa marah bisa buruk untuk kesehatan? Ketika Anda merasa kemarahan terus menerus, tubuh bersiap untuk melakukan pertarungan dan menimbulkan reaksi sistem saraf simpatis. Sistem ini menghasilkan hormon seperti adrenalin dan kortisol yang memicu berbagai efek fisik seperti peningkatan detak jantung, pernapasan cepat, dan otot-otot yang tegang. Sementara itu, fungsi-fungsi tubuh yang tidak dianggap esensial untuk kelangsungan hidup, seperti sistem pencernaan, melambat secara signifikan.
-
Apa dampak kata-kata terhadap orang yang marah? Kemarahan tidak menyelesaikan apa-apa karena hanya meningkatkan tekanan darahmu.
-
Bagaimana marah bisa merusak jantung? Kemarahan dapat meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung Anda, yang dapat meningkatkan risiko hipertensi kronis. Selain itu, hormon stres yang dilepaskan selama kemarahan dapat memengaruhi kadar gula darah dan kadar asam lemak dalam darah, yang dapat merusak pembuluh darah dan menyebabkan penyakit jantung, serangan jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.
-
Bagaimana tubuh bereaksi saat orang malu? Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Psychological Science menemukan bahwa orang yang merasa malu lebih cenderung memerah dan berkeringat daripada orang yang tidak merasa malu.
Reaksi marah dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan jantung, memperlemah sistem kekebalan tubuh, hingga berisiko menyebabkan stroke. Amarah yang sering muncul juga memicu kecemasan dan depresi, serta bahkan memperpendek harapan hidup. Ini menunjukkan bahwa amarah tidak hanya berpengaruh pada kondisi emosional, tapi juga fisik dalam jangka panjang.
Respon Cepat Tubuh saat Marah
Menurut Patrice Douglas, seorang Terapis Pernikahan dan Keluarga, tubuh bereaksi secara instan ketika amarah meluap. Dalam waktu tiga detik, tubuh masuk ke mode "fight or flight" atau "melawan atau lari." Sistem saraf kita menjadi lebih waspada, detak jantung meningkat, tekanan darah naik, dan produksi hormon adrenalin melonjak. Patrice mengingatkan bahwa "tubuh kita akan tetap berada dalam kondisi ini sekitar 30 menit setiap kali kita marah sepanjang hari."
Jadi, ketika kita bereaksi marah hanya dalam tiga detik, tubuh kita akan menanggung stres selama setengah jam. Dampaknya bisa jauh lebih panjang dan intens daripada momen kemarahan itu sendiri.
Ternyata, amarah yang kita rasakan bukan hanya sekadar emosi yang datang dan pergi. Saat tubuh dalam mode "fight or flight," energi terkuras untuk meningkatkan kewaspadaan, namun fungsi lainnya seperti pencernaan, tidur, dan pertahanan terhadap infeksi akan terhambat. Dengan kata lain, terlalu sering marah akan mengganggu keseimbangan tubuh, bahkan memicu berbagai masalah kesehatan yang mungkin tidak langsung terlihat.
Perbedaan Cara Menghadapi Amarah pada Pria dan Wanita
Penelitian menunjukkan bahwa wanita cenderung mengekspresikan amarah mereka dengan cara yang berbeda dibandingkan pria. Hal ini disebabkan oleh tekanan sosial yang mereka alami sejak dini. Wanita sering diajarkan bahwa mengekspresikan amarah tidak pantas, yang mendorong mereka untuk menekan emosi tersebut.
Hal ini berbeda dengan pria yang lebih bebas mengekspresikan amarah secara terang-terangan. Meskipun demikian, ini bukan berarti bahwa wanita merasa marah lebih jarang atau dengan intensitas lebih rendah daripada pria. Mereka hanya terbiasa menyembunyikan amarahnya.
Sayangnya, penekanan emosi yang berkepanjangan ini dapat berdampak negatif. Menahan emosi berlebihan dapat memicu tubuh terus berada dalam kondisi stres, yang mengganggu proses alami seperti tidur dan pencernaan, serta meningkatkan kerentanan terhadap infeksi.
Cara Sehat Mengelola Amarah
Meskipun seringkali terlihat sebagai emosi negatif, amarah tidak selalu membawa dampak buruk. Charlotte Melki, seorang terapis, menyebut amarah sebagai "penjaga batas," yang artinya emosi ini muncul untuk melindungi diri dari situasi yang tidak nyaman atau berbahaya. Amarah memberi energi tambahan yang berguna untuk menghadapi masalah atau situasi yang membutuhkan respon cepat. Namun, ketika tidak dikelola dengan baik, amarah bisa berubah menjadi masalah yang merugikan.
Salah satu cara sehat untuk mengekspresikan amarah adalah dengan mengalihkannya menjadi aktivitas produktif. Ketika tubuh berada dalam kondisi marah, energi yang meningkat ini dapat disalurkan dengan cara yang bermanfaat, misalnya membersihkan rumah, berolahraga, atau menyelesaikan tugas yang tertunda. Aktivitas fisik seperti berolahraga juga dapat membantu tubuh melepaskan stres dengan cara yang positif, mengurangi ketegangan, dan memberikan manfaat bagi kesehatan jantung.
Selain itu, penting juga untuk memahami kapan amarah perlu disalurkan dan kapan lebih baik diabaikan. Tidak semua situasi layak untuk ditanggapi dengan kemarahan. Beberapa hal mungkin justru akan terasa lebih ringan jika kita memutuskan untuk tidak marah. Dalam situasi ini, praktik pernapasan dalam atau teknik mindfulness dapat membantu menenangkan diri. Dengan mengalihkan fokus pada kebutuhan diri sendiri, kita dapat menemukan kedamaian tanpa harus mengorbankan kesehatan fisik maupun mental.
Amarah adalah bagian alami dari kehidupan yang tidak bisa dihindari. Namun, cara kita menghadapinya dapat menentukan kualitas hidup dan kesehatan kita. Daripada membiarkan amarah menguasai diri, berusaha mengendalikan emosi ini akan jauh lebih bermanfaat. Ingatlah bahwa tiga detik kemarahan bisa berdampak pada kesehatan selama berjam-jam, bahkan bertahun-tahun jika kita tidak bijak mengendalikannya.