Awas, Dampak Stress Bisa Terjadi dari Otak hingga ke Perut!
Dampak stress bukan hanya ke masalah psikologis saja, tetapi juga dapat berdampak ke fisik.
Ketika banyak tantangan dan tuntutan dalam hidup, stress bisa datang. Masalah tidak hanya mengganggu kejiwaan, tetapi juga berdampak pada tubuh. Simak artikel ini untuk membahas dampak stress pada tubuh mulai dari otak hingga perut.
Awas, Dampak Stress Bisa Terjadi dari Otak hingga ke Perut!
Stress bukan hanya masalah pikiran yang muncul karena adanya tantangan dan tuntutan.Lebih dari itu, stress ternyata dapat membahayakan tubuh apabila terjadi secara terus menerus dengan waktu yang lama.
Kalian harus peduli dengan kesehatan jiwa dan juga tubuh secara fisik.
Kenali dampak-dampak stress berikut yang dapat memengaruhi tubuh mulai dari otak hingga perut dikutip dari Health.com (27/2).
Apa itu Stress?
Stress adalah bentuk gangguan emosional dan fisik dalam diri seseorang seseorang terhadap situasi yang menantang atau menuntut.
-
Kenapa sakit perut bisa menjadi lebih parah saat stres? Jika nyeri perut semakin parah saat mengalami situasi stres atau tekanan emosional, ini merupakan tanda bahwa stres mungkin menjadi penyebab utama.
-
Apa dampak buruk stres pada kesehatan fisik? Salah satu dampak terbesar dari stres adalah gangguan pada kesehatan fisik. Faktanya, stres kronis dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti sakit kepala dan migrain, gangguan pencernaan, hingga peningkatan risiko penyakit jantung. Selain itu, adanya stres ini juga mampu memperlambat pemulihan di kala kamu sedang menderita suatu penyakit.
-
Kenapa stres berlebihan berdampak buruk? Jika dibiarkan, stres kronis dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental, seperti masalah pencernaan, kelelahan, hipertensi, kecemasan, hingga depresi.
-
Kenapa stres mempengaruhi usus? Stres memiliki dampak yang signifikan pada kondisi pencernaan seseorang melalui sejumlah mekanisme yang kompleks. Ketika seseorang mengalami stres, sistem saraf otonom teraktivasi dan menghasilkan respons “fight-or-flight“. Hormon-hormon seperti sitokin inflamasi, neurotransmiter, dan kinin berinteraksi antara otak dan area lokal usus yang disebut pleksus mienterik.
-
Bagaimana stres berat mempengaruhi fisik? Stres yang berat tidak hanya memengaruhi kesehatan mental, tetapi juga kondisi fisik.
-
Kapan sakit perut karena stres muncul? Stres sering kali menyebabkan sakit perut yang tidak konsisten. Rasa nyeri dapat datang dan pergi tergantung pada tingkat stres yang dialami seseorang, serta situasi yang sedang dihadapi.
Kelenjar adrenal tersebut kemudian melepaskan hormon-hormon, seperti kortisol dan adrenalin.
Hormon kortisol dan adrenalin tersebut akan meningkatkan pernapasan, detak jantung, tekanan darah, gula darah, otot tegang, dan lain sebagainya.
Bagaimana Stress dapat Memengaruhi Tubuh?
Apabila stres yang kalian alami berlangsung secara terus-menerus dan selama berminggu-minggu, itu menandakan bahwa stres bersifat kronis.
Ketika stress terjadi lebih lama, tubuh akan terus berada pada kondisi yang aktif dan waspada.
Hal tersebut yang akan menyebabkan gejala psikologis dan fisik sebagai berikut.
Stress dan emosi adalah penyebab kuat kambuhnya asma.
Dampak stres bisa dirasakan pada pernapasan.
Kondisi ini dapat menyebabkan tegangnya otot-otot dan peningkatan frekuensi pernapasan.
Lakukan tarik napas melalui hidung dan keluarkan melalui mulut secara perlahan agar asma tidak kambuh.
Jantung Bermasalah
Tekanan darah akan meningkat seiring dengan berlanjutnya stres.
Hal ini terjadi karena pembuluh darah akan menyempit.
Dampaknya, risiko terkena masalah jantung, seperti hipertensi, kadar kolesterol yang tinggi, dan serangan jantung akan semakin meningkat.
Masalah Pencernaan
Masalah pencernaan yang terjadi ketika stress, seperti sembelit, diare, gangguan pencernaan, hilangnya nafsu makan, mual, dan kram perut.
Rambut Rontok
Stress berdampak pada gangguan trichotillomania, yaitu orang yang berulang kali mencabut rambutnya.
Pengobatan trichotillomania mencakup obat-obatan, terapi perilaku kognitif, pelatihan kebiasaan, dan usaha untuk mengubahnya.
Tingginya Gula Darah
Stress diketahui dapat meningkatkan kadar gula darah bagi kalian yang menderita diabetes tipe 2.
Ketika stress, kadar gula darah kalian lebih tinggi.
Stress menyebabkan peningkatan kadar kortisol dan glukosa, serta resistensi insulin yang meningkat.
Stress juga dapat berdampak pada kondisi psikologis dan fisik lainnya, seperti
- nafsu makan meningkat,
- insomnia atau sulit tidur,
- daya ingat bermasalah,
- penuaan dini,
- berkurangnya gairah seks,
- masalah kulit,
- kinerja pekerjaan bermasalah, dan
- komplikasi kehamilan.
Bagaimana Cara Mengatasi Stress?
Stress dapat memengaruhi pikiran dan tubuh.
Oleh karena itu, ada cara untuk mengurangi dan mengelola stress sesuai dengan kebutuhan.
Berikut tips mengelola stress dalam waktu lumayan lama.
- Olahraga secara Teratur
- Lakukan Aktivitas Santai
- Istirahat yang Cukup
- Mengurangi Konsumsi Kafein
- Mengatur Manajemen Waktu
- Berinteraksi dengan Keluarga dan Teman