Kenali Dampak yang Dimunculkan oleh Stres Terhadap Kesehatan Pencernaan
Sejumlah hormon saat stres dapat mempengaruhi produksi asam lambung, motilitas usus, dan keseimbangan mikrobiota usus.
Stres memiliki kaitan yang sangat erat dengan kesehatan pencernaan kita dan bisa menimbulkan berbagai masalah berikut.
Kenali Dampak yang Dimunculkan oleh Stres Terhadap Kesehatan Pencernaan
Stres merupakan suatu kondisi yang bisa dialami oleh banyak orang. Terjadinya stres pada tubuh ini menyebabkan sejumlah dampak kesehatan termasuk pada pencernaan.
Stres memiliki dampak yang signifikan pada kondisi pencernaan seseorang melalui sejumlah mekanisme yang kompleks. Ketika seseorang mengalami stres, sistem saraf otonom teraktivasi dan menghasilkan respons "fight-or-flight".Hormon-hormon seperti sitokin inflamasi, neurotransmiter, dan kinin berinteraksi antara otak dan area lokal usus yang disebut pleksus mienterik.
Ketika Anda mengalami stres, tubuh Anda bersiap untuk masuk ke mode fight-or-flight.
"Untuk melakukan hal itu, tubuh memperlambat segala hal yang terjadi selama proses pencernaan. Pencernaan menjadi kurang diutamakan dan sumber daya dialihkan untuk mempersiapkan Anda untuk bereaksi."
Cynthia Quainoo, MD, seorang ahli gastroenterologi di Gastroenterology Associates of Brooklyn dilansir dari Women's Health
-
Bagaimana stres mempengaruhi sistem pencernaan? Ketika seseorang mengalami stres, tubuhnya menghasilkan berbagai hormon dan senyawa kimia yang dapat memengaruhi sistem pencernaan. Reaksi ini disebut sebagai respons 'fight or flight,' yang dapat mengubah cara tubuh memproses makanan dan mengatur fungsi organ.
-
Apa pengaruh kecemasan terhadap pencernaan? Stres dan kecemasan dapat membuat kita merasa seperti ada benjolan di perut. Beberapa orang mungkin merasa mual dan bahkan muntah. Jika ini terjadi terus-menerus, kita dapat mengembangkan masalah pencernaan seperti sindrom iritasi usus (IBS) atau luka di lapisan perut yang disebut tukak lambung.
-
Apa dampak buruk stres pada kesehatan fisik? Salah satu dampak terbesar dari stres adalah gangguan pada kesehatan fisik. Faktanya, stres kronis dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti sakit kepala dan migrain, gangguan pencernaan, hingga peningkatan risiko penyakit jantung. Selain itu, adanya stres ini juga mampu memperlambat pemulihan di kala kamu sedang menderita suatu penyakit.
-
Ciri apa yang menandai sakit perut karena stres? Ciri sakit perut karena stress yang pertama adalah nyeri sambil berpindah. Rasa sakit yang datang dan pergi serta berpindah-pindah lokasi di perut dapat menjadi indikasi bahwa masalah lebih berhubungan dengan stres daripada masalah medis lainnya.
-
Bagaimana stres mempengaruhi kualitas hidup? Asal kamu tahu saja bahwa stres bisa memberikan dampak buruk bagi kualitas hidup secara keseluruhan bila nggak dikelola dengan baik. Bukan hanya mental saja yang akan terpengaruh, tetapi juga fisik serta aspek sosial yang penting.
-
Apa dampak kesehatan mental yang buruk terhadap tubuh? Gangguan kesehatan mental yang tidak diobati atau dikelola dengan baik dapat meningkatkan risiko penyakit fisik yang membahayakan diri seseorang seperti penyakit jantung, diabetes, obesitas, dan gangguan tidur atau insomnia.
Hal ini mengakibatkan perubahan dalam fungsi pencernaan, termasuk perubahan dalam peristaltik usus dan kontraksi otot usus. Akibatnya, pencernaan makanan dapat terganggu, dan pergerakan makanan melalui saluran pencernaan menjadi tidak optimal.
Hormon stres seperti kortisol dan epinefrin juga dilepaskan selama situasi stres, dan mereka dapat mempengaruhi produksi asam lambung, motilitas usus, dan keseimbangan mikrobiota usus. Perubahan dalam pola makan juga sering terjadi saat stres, di mana beberapa orang cenderung makan berlebihan atau memilih makanan yang tidak sehat. Konsumsi makanan yang tidak sehat atau perubahan pola makan dapat memengaruhi keseimbangan bakteri usus dan memicu gangguan pencernaan.Stres dapat memiliki dampak yang signifikan pada sistem pencernaan seseorang. Beberapa dampak stres pada pencernaan termasuk:
Gangguan Fungsi Usus
Stres dapat mempengaruhi fungsi usus dan memicu perubahan dalam pola buang air besar. Beberapa orang mungkin mengalami sembelit, sementara yang lain mungkin mengalami diare atau gangguan pencernaan lainnya. Stres juga dapat memperburuk kondisi medis seperti sindrom iritasi usus (irritable bowel syndrome, IBS) atau penyakit inflamasi usus.
Produksi Asam Lambung yang Berlebihan
Stres dapat meningkatkan produksi asam lambung, yang dapat menyebabkan gejala seperti mulas, sensasi terbakar di dada (heartburn), atau tukak lambung. Stres juga dapat memperburuk kondisi seperti penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease, GERD).
Perubahan Pola Makan
Stres dapat memengaruhi pola makan seseorang. Beberapa orang mungkin cenderung makan berlebihan atau mengonsumsi makanan yang tidak sehat sebagai respons terhadap stres. Di sisi lain, beberapa orang mungkin kehilangan nafsu makan atau mengalami penurunan berat badan karena stres yang berkepanjangan.
Perubahan Motilitas Usus
Stres dapat mempengaruhi kontraksi dan relaksasi otot-otot usus, yang dapat mempengaruhi pergerakan makanan melalui saluran pencernaan. Ini dapat menyebabkan rasa kembung, perut terasa penuh, atau sensasi tidak nyaman lainnya.
Pengaruh pada Mikrobiota Usus
Stres dapat memengaruhi keseimbangan mikrobiota usus, yaitu populasi bakteri yang hidup di usus. Perubahan mikrobiota usus dapat berdampak pada kesehatan pencernaan dan dapat terkait dengan gangguan seperti sindrom iritasi usus dan peradangan usus.
Perubahan Produksi dan Pengeluaran Enzim Pencernaan
Stres dapat mempengaruhi produksi dan pengeluaran enzim pencernaan yang diperlukan untuk mencerna makanan dengan baik. Ini dapat mempengaruhi proses pencernaan dan penyerapan nutrisi.
Menyebabkan Diare
Stres dapat mempengaruhi aktivitas usus dan meningkatkan kontraksi otot usus, yang dapat mengakibatkan pergerakan makanan melalui saluran pencernaan yang lebih cepat dari biasanya. Ini dapat menyebabkan tinja menjadi lebih cair dan menyebabkan diare.