10 Masalah Kesehatan yang Bisa Terjadi Akibat Depresi
Depresi dan masalaha kesehatan bisa saling memengaruhi dengan berbagai cara tertentu.
10 Masalah Kesehatan yang Bisa Terjadi Akibat Depresi
Munculnya masalah kesehatan mental berupa stres hingga depresi kadang kala tidak bisa dihindari. Munculnya depresi pada seseorang yang tak kunjung diatasi ini kadang bisa berujung pada sejumlah masalah fisik dan kesehatan.
Sejumlah kondisi mungkin dialami seseorang sebagai dampak dari depresi atau juga sebaliknya. Dilansir dari Health, berikut sejumlah masalah kesehatan yang rentan muncul ketika seseorang mengalami depresi.
Kanker dan Depresi
Kanker adalah salah satu kondisi medis yang dapat terkait dengan depresi. Menurut National Cancer Institute, orang dengan kanker gastrointestinal, terutama perut atau pankreas, memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami depresi.
-
Bagaimana ciri depresi yang muncul karena stres? Depresi situasional adalah contoh depresi yang tidak menentu. Biasanya, kondisi ini ditandai dengan munculnya gejala murung, perubahan pola tidur dan makan, ketika ada kejadian yang memberi tekanan mental yang cukup tinggi.
-
Siapa yang bisa terkena depresi? Depresi bisa dialami oleh siapa saja.
-
Apa dampak buruk stres pada kesehatan fisik? Salah satu dampak terbesar dari stres adalah gangguan pada kesehatan fisik. Faktanya, stres kronis dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti sakit kepala dan migrain, gangguan pencernaan, hingga peningkatan risiko penyakit jantung. Selain itu, adanya stres ini juga mampu memperlambat pemulihan di kala kamu sedang menderita suatu penyakit.
-
Siapa yang bisa terdampak depresi? Gangguan ini dapat terjadi pada siapa saja. Mulai dari orang dewasa, remaja, bahkan anak-anak juga memiliki risiko yang cukup tinggi di masa kini.
-
Kenapa stres berkepanjangan bisa jadi penyebab depresi terselubung? Stres yang sesekali terjadi bisa membantu kita untuk beradaptasi dan berkembang. Namun, stres yang berlangsung terus-menerus bisa menyebabkan gangguan kesehatan mental, termasuk depresi terselubung.
-
Apa itu Depresi Klinis? Depresi klinis (gangguan depresi mayor) adalah jenis depresi yang menyebabkan kemurungan, rasa tertekan, dan hilangnya minat pada aktivitas yang biasa dinikmati.
Selain itu, depresi sering kali muncul sebelum diagnosis kanker. Faktor risiko seperti nyeri kanker yang tidak terkontrol, fisik yang lemah, prognosis buruk, atau penggunaan obat tertentu juga dapat memicu depresi pada penderita kanker.
Nyeri Kronis
Nyeri kronis adalah kondisi yang seringkali terkait dengan depresi. Sebuah studi tahun 2016 menemukan bahwa sekitar 60 persen pasien dengan nyeri kronis juga mengalami depresi. Depresi dan nyeri kronis bisa saling memengaruhi.
Nyeri dapat memicu pelepasan penanda peradangan yang dapat berhubungan dengan perubahan mood, dan nyeri kronis yang berkelanjutan dapat memicu depresi. Sebaliknya, depresi juga dapat menjadi penyebab nyeri kronis.
Masalah Tiroid dan Depresi
Masalah pada kelenjar tiroid, baik hipertiroidisme (kelenjar tiroid terlalu aktif) atau hipotiroidisme (kelenjar tiroid kurang aktif), dapat menyebabkan depresi. Depresi juga bisa muncul sebelum masalah tiroid terdeteksi. Perubahan mood yang terkait dengan masalah tiroid umumnya dapat diatasi dengan efektif melalui pengobatan tiroid yang sesuai.
Lupus dan Depresi
Penyakit autoimun seperti lupus dapat menyebabkan depresi. Lupus, yang memicu sistem kekebalan tubuh menyerang organ dan jaringan tubuh, seringkali terkait dengan depresi. Stress yang disebabkan oleh gejala lupus yang tidak dapat dijelaskan, seperti demam, kelelahan, nyeri sendi, atau ruam, dapat memicu depresi. Selain itu, beberapa obat lupus juga dapat berkontribusi pada depresi.
Penyakit Jantung dan Depresi
Depresi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Hingga 20 persen orang yang pernah mengalami serangan jantung bisa mengalami depresi, sementara orang dengan depresi memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung. Depresi juga dapat menghambat pemulihan dari penyakit jantung.
Diabetes dan Depresi
Diabetes dan depresi, baik berupa tipe 1 maupun tipe 2, dapat saling terkait. Mengelola diabetes dapat menjadi tugas yang melelahkan, yang dapat memengaruhi mood. Depresi membuat lebih sulit menjaga pengobatan diabetes yang tepat, diet yang sehat, dan aktivitas fisik yang cukup, yang kemudian dapat memperburuk depresi dan diabetes itu sendiri.
HIV dan Depresi
Depresi adalah masalah umum yang dihadapi oleh penderita HIV dan AIDS. Selain itu, HIV dapat merusak otak langsung, yang dapat menyebabkan depresi atau demensia HIV. Beberapa obat HIV juga dapat memperburuk depresi.
Infeksi Lain dan Depresi
Selain HIV, banyak infeksi lain yang terkait dengan depresi, termasuk influenza, herpes, hepatitis C, dan virus yang menyebabkan cacar air dan cacar api. Hubungan antara infeksi dan depresi belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa teori menunjukkan bahwa perubahan inflamasi mungkin menjadi faktor bersama.
Sklerosis Multipel dan Depresi
Depresi adalah salah satu gejala umum dari sklerosis multipel (MS) dan seringkali muncul bahkan sebelum gejala MS lainnya muncul. MS dapat merusak bagian otak yang mengatur mood, dan perubahan hormonal dan sistem kekebalan tubuh yang terkait dengan MS juga dapat menyebabkan depresi.
Kekurangan Vitamin B12 dan Depresi
Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan gejala depresi, seperti yang dilaporkan dalam sebuah studi tahun 2013. Vitamin B12 diperlukan dalam tubuh untuk mengatur mood. Kekurangan B12 dapat terjadi akibat gangguan pada usus kecil, termasuk penyakit celiac, penyakit Crohn, atau operasi penurunan berat badan.
Penting untuk diingat bahwa depresi bukan hanya masalah mental, tetapi juga dapat berdampak serius pada kesehatan fisik. Jika Anda mengalami gejala depresi atau memiliki riwayat depresi, penting untuk mencari bantuan medis dan dukungan yang tepat.