Ahli Kesehatan Jiwa Ungkap Ide Mengakhiri Hidup Bisa Terdeteksi saat Remaja, Kenali Ciri-Cirinya
ide mengakhiri hidup bisa terdeteksi pada remaja, menurut hasil studi
Bunuh diri menjadi jalan pintas bagi seseorang yang ingin mengakhiri hidupnya. Namun, banyak orang tidak menyadari gejala atau tanda seseorang bunuh diri sehingga banyak nyawa yang tidak tertolong
-
Bagaimana cara mengurangi keinginan bunuh diri pada remaja? Pentingnya Percakapan Terbuka tentang Kesehatan Mental Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan, Maria Endang Sumiwi, dalam sambutannya mengapresiasi inisiatif ini dan berharap bahwa seminar ini bisa menjadi momentum bagi para remaja untuk lebih terbuka membahas kesehatan mental. Menurutnya, salah satu kunci untuk menekan angka bunuh diri di kalangan remaja adalah dengan memperbanyak percakapan tentang kesehatan jiwa dan mendorong penerimaan diri.
-
Apa yang menyebabkan bunuh diri pada remaja? Dalam seminar tersebut, dijelaskan bahwa penyebab bunuh diri pada remaja sangat kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Direktur Kesehatan Jiwa, Imran Pambudi, menyebutkan bahwa faktor biologis, genetik, psikologis, budaya, hingga lingkungan memainkan peran besar dalam munculnya pikiran atau keinginan bunuh diri.
-
Bagaimana remaja itu bunuh diri? Diduga remaja tersebut bunuh diri dengan cara loncat dari ketinggian.
-
Kenapa remaja itu bunuh diri? 'Aku jg ingin bahagia dan memiliki kehidupan normal'. 'DUNIA INI INDAH, TAPI TIDAK DENGAN DUNIAKU'. 'Im gagal'.
-
Apa tanda depresi remaja? Anak-anak yang merasa mudah terganggu atau marah sering kali menunjukkan tanda-tanda kecemasan atau depresi.
-
Bagaimana cara meningkatkan kesadaran remaja tentang kesehatan mental? Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sekitar sepuluh persen siswa SMA merasa rentan terkait kesehatan mental mereka. Penilaian ini muncul dari cara remaja memahami dan mengartikan risiko atau kerentanan yang mereka hadapi dalam menghadapi masalah kesehatan mental. Ray menegaskan bahwa situasi ini menjadi sinyal peringatan bahwa kesadaran diri atau self-awareness remaja mengenai kesehatan mental masih tergolong rendah, meskipun banyak informasi mendalam telah disediakan mengenai topik tersebut.
Direktur Utama Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS Marzoeki Mahdi Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, Sp.KJ memaparkan bahwa ide mengakhiri hidup bisa terdeteksi pada remaja, menurut hasil studi.
"Ini adalah disertasi saya tahun 2019 yang mana datanya diambil pada akhir 2019, sebelum pandemi di Jakarta. Yang berisiko adalah 13,8 persen dari 910 remaja (125)," kata Nova dilansir dari Antara.
Nova menjelaskan remaja adalah orang yang masih senang mengambil risiko dan merasa mampu melakukan segala-galanya. Pada usia remaja, kematian sepertinya masih jauh sehingga akhirnya banyak mengambil keputusan-keputusan yang ceroboh (reckless). Pemikiran mereka juga abstrak.
Adapun ketahanan jiwa remaja, menurut dia, bergantung dari ada atau tidaknya perasaan kesepian, ketiadaan harapan, merasa menjadi beban, serta keinginan menjadi bagian dari sesuatu.
"Ketika itu ada terdeteksi, risikonya 5,39 kali lebih besar untuk mempunyai ide bunuh diri dibandingkan yang tidak," kata Nova.
Pada 2021, Nova mengulangi pengambilan sampel tersebut dengan menyasar mahasiswa-mahasiswi satu kampus di Kota Bogor sebanyak 2.181 sampel. Hasilnya terlihat ide bunuh diri terdeteksi pada 49,1 persen dari 2.181 atau sekitar 1.070 sampel.
Menurut Nova, Jawa Barat memiliki angka prevalensi depresi dua minggu terakhir pada penduduk umur 15 tahun ke atas tertinggi nasional sebesar 3,3 persen. Lebih dari dua kali lipatnya Jakarta (1,5 persen) berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023.