Anak Muda Disebut Rentan Alami Gangguan Kesehatan Mental, Ini Penjelasan Sosiolog UGM
Kondisi kesehatan mental punya dampak yang signifikan terhadap perkembangan anak muda.
Kondisi kesehatan mental punya dampak yang signifikan terhadap perkembangan anak muda. Beragam faktor bisa menjadi pemicunya.
Anak Muda Disebut Rentan Alami Gangguan Kesehatan Mental, Ini Penjelasan Sosiolog UGM
Kasus bunuh diri juga akhir-akhir ini marak terjadi di kalangan anak muda.
-
Apa saja masalah kesehatan mental remaja yang dibahas? Depresi menjadi salah satu masalah kesehatan mental yang kian marak di kalangan remaja. Data menunjukkan bahwa lebih dari 20% remaja Amerika Serikat mengalami episode depresi serius sebelum mencapai usia dewasa. Terlalu banyak waktu di depan layar, rasa takut akan kehilangan (FOMO), dan isolasi sosial menjadi beberapa faktor yang memperparah kondisi ini.
-
Kenapa kesehatan mental remaja jadi perhatian? Peningkatan masalah kesehatan mental di kalangan anak remaja menjadi perhatian yang semakin meningkat. Tekanan untuk sukses di bidang akademis, menjaga hubungan sosial, dan menghadapi perubahan pribadi dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan stres.
-
Apa masalah kesehatan mental di Indonesia? Masalah kesehatan mental merupakan salah satu momok yang bisa sangat menakutkan.
-
Kenapa kesehatan mental remaja penting dibahas? Masalah kesehatan mental, khususnya di kalangan remaja, menjadi perhatian yang semakin mendalam di berbagai belahan dunia. Bunuh diri, sebagai salah satu dampak paling tragis dari gangguan kesehatan mental, kini diakui sebagai isu global yang sangat serius.
-
Apa saja masalah kesehatan mental Gen Z? Salah satu masalah utama yang dihadapi Gen Z adalah kecemasan yang intens. Mereka tumbuh di dunia yang terhubung secara digital, yang meskipun membawa manfaat, juga membawa tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka merasa terisolasi dan kesepian, terutama karena tekanan media sosial dan perasaan takut ketinggalan.
-
Kenapa kesehatan mental generasi Z lebih rentan? Angka ini menunjukkan bahwa kesehatan mental generasi Z (kelahiran 1997-2012) lebih rentan atau rapuh dibandingkan dengan generasi milenial (kelahiran 1981-1996) dan boomers (kelahiran 1946-1964).
Dewasa ini, banyak anak muda yang mengalami gangguan kesehatan mental.
Kondisi mengkhawatirkan ini menjadi perhatian banyak akademisi, termasuk Sosiolog UGM Wahyu Kustiningsih.
“Ada beban dan disabilitas yang cukup besar terkait dengan kondisi kesehatan mental, terutama di antara mereka yang masalahnya dimulai sejak masa muda”
ungkap Sosiolog UGM Wahyu Kustiningsih, dikutip dari Ugm.ac.id.
Lalu mengapa banyak anak muda yang mengalami gangguan kesehatan mental?
Wahyu menjelaskan bahwa kondisi kesehatan mental punya dampak yang signifikan terhadap perkembangan anak muda. Beragam faktor bisa menjadi pemicunya. Mulai dari pengaruh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, persoalan sosial, ekonomi, hingga budaya.
Wahyu menambahkan, pengalaman traumatis termasuk kejadian buruk di masa kecil juga mempengaruhi mental anak muda di seluruh dunia, umumnya pada situasi setelah konflik maupun bencana. Pengalaman traumatis itu misalnya kematian orang tua, pelecehan, maupun saat menjadi pengungsi. “Sebuah studi juga menyebutkan masalah kesehatan mental pada remaja berhubungan dengan tingkat pendidikan dan wilayah tempat tinggal,” kata Wahyu.
Lebih lanjut, Wahyu mengatakan bahwa kelompok anak muda tertentu juga memiliki risiko terutama pada kondisi kesehatan mental. Persoalan lainnya adalah stigma di kalangan anak muda yang juga menjadi tantangan besar bagi tumbuh kembang kesehatan mental mereka.
Sebagai langkah solusi, Wahyu menuturkan harus ada upaya untuk memperluas dan memperbanyak layanan kesehatan mental. Ia mengatakan bahwa kampus-kampus di Indonesia sudah mulai menginisiasi pusat krisis untuk mengurai persoalan kesehatan mental mahasiswa dan warga kampus lain.
Hanya saja masih banyak juga yang belum bisa membangun pusat krisis untuk kesehatan mental ini. Sementara di sisi lain hingga saat ini belum ada data pasti terkait masalah kesehatan jiwa dan kebutuhan anak muda di masa transisi. Padahal data itu diperlukan untuk memetakan dan mengurai persoalan yang ada.