6 Tanda Depresi dan Kecemasan yang Bisa Terjadi pada Anak dan Remaja
Kondisi depresi dan kecemasan juga bisa terjadi pada anak dan perlu dipahami tanda serta gejalanya oleh orangtua.
Depresi dan kecemasan sering kali dianggap sebagai masalah kesehatan mental yang hanya dialami oleh orang dewasa. Namun, kenyataannya, kondisi ini juga dapat dialami oleh anak-anak dan remaja, terutama dalam dunia modern yang penuh tekanan. Pandemi menjadi salah satu pemicu yang memperburuk situasi ini, tetapi faktor lain seperti media sosial, perundungan, dan tekanan akademik juga memainkan peran penting.
Mengidentifikasi tanda-tanda depresi dan kecemasan pada anak dan remaja tidak selalu mudah. Gejalanya sering kali tersembunyi atau disalahartikan sebagai perilaku biasa. Dilansir dari The Health Site, berikut enam tanda yang perlu diwaspadai:
-
Apa tanda remaja mengalami stres? Menurut Dr. Fransiska M. Kaligis, dokter spesialis kesehatan jiwa di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), perubahan perilaku yang terjadi pada remaja akibat stres merupakan sebuah isyarat bagi orang dewasa untuk memberikan perhatian dan bantuan kepada mereka.
-
Bagaimana ciri depresi yang muncul karena stres? Depresi situasional adalah contoh depresi yang tidak menentu. Biasanya, kondisi ini ditandai dengan munculnya gejala murung, perubahan pola tidur dan makan, ketika ada kejadian yang memberi tekanan mental yang cukup tinggi.
-
Apa saja penyebab anak stres? Penyebab stres pada anak bukan hanya merupakan masalah kecil, tetapi juga dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan mental dan fisik mereka.
-
Apa saja tanda gangguan kesehatan mental pada anak? Jika kesehatan mental anak terganggu, emosinya menjadi tidak stabil, sering merasa lelah, jenuh, pusing, dan tidak mampu bersosialisasi dengan baik.
-
Apa tanda awal dari depresi? Dilansir dari Huffington Post, berikut sejumlah gejala awal depresi yang bisa muncul.
-
Apa saja gejala gangguan mental emosional pada anak? “Hati-hati, mental emosional disorder. Kami titip perhatian pada anak-anak. Mereka yang sulit diajak komunikasi itu gejala,“ Hasto mengatakan, gejala lain yang mengganggu mental emosional antara lain anak-anak yang merasa hebat sendiri, depresiasi seksual atau memiliki orientasi seksual yang aneh.
1. Sakit Perut yang Berulang
Sakit perut sering kali dianggap sebagai masalah fisik biasa, tetapi bisa menjadi tanda kecemasan atau depresi. Anak-anak yang sering mengeluh sakit perut tanpa sebab medis yang jelas mungkin sedang mengalami tekanan emosional. Kondisi ini adalah salah satu cara tubuh merespons stres atau ketidaknyamanan psikologis.
2. Rasa Frustrasi yang Berlebihan
Jika anak atau remaja menunjukkan frustrasi yang terus-menerus tanpa alasan yang jelas, ini bisa menjadi indikasi adanya depresi atau kecemasan. Frustrasi ini dapat muncul dalam bentuk perilaku mudah marah, merasa tidak puas dengan diri sendiri, atau kesulitan dalam menjalani kegiatan sehari-hari.
3. Iritabilitas dan Tantrum yang Berlebihan
Anak-anak yang merasa mudah terganggu atau marah sering kali menunjukkan tanda-tanda kecemasan atau depresi. Meskipun tantrum adalah bagian dari perkembangan normal anak, jika terjadi secara terus-menerus atau intensitasnya tidak wajar, perlu diwaspadai sebagai tanda masalah yang lebih serius.
4. Sakit Kepala Tanpa Sebab Medis
Sama seperti sakit perut, sakit kepala juga bisa menjadi manifestasi fisik dari kecemasan atau depresi. Jika anak sering mengeluhkan sakit kepala yang tidak bisa dijelaskan secara medis, penting untuk mempertimbangkan kemungkinan adanya stres emosional.
5. Perubahan Mood yang Cepat
Perubahan suasana hati yang tiba-tiba atau drastis adalah tanda lain yang perlu diperhatikan. Anak-anak mungkin menjadi sangat ceria di satu waktu, tetapi kemudian berubah menjadi sangat sedih atau marah. Jika perubahan ini terjadi secara berulang dan intens, kemungkinan besar ada masalah emosional di baliknya.
6. Kemarahan yang Tidak Wajar
Anak atau remaja umumnya dikenal aktif, penuh energi, dan ceria. Namun, jika mereka sering menunjukkan tanda-tanda kemarahan yang tidak biasa, merasa sedih, atau kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari, ini bisa menjadi indikasi depresi atau kecemasan.
Mengapa Penting untuk Memperhatikan Tanda-Tanda Ini?
Depresi dan kecemasan pada anak-anak dan remaja sering kali tidak terdiagnosis karena banyak orang tua menganggap perilaku ini sebagai bagian dari "fase" yang akan berlalu. Namun, jika tanda-tanda tersebut dibiarkan, dampaknya bisa semakin buruk dan memengaruhi perkembangan emosional, sosial, dan akademik anak.
Jika Anda mencurigai anak atau remaja menunjukkan tanda-tanda ini, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah berbicara dengan mereka secara terbuka dan penuh empati. Jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater anak, untuk evaluasi lebih lanjut.
Setiap anak memiliki cara yang berbeda dalam mengekspresikan emosinya. Sebagai orang tua atau pendidik, peran Anda adalah menjadi pendukung utama mereka, membantu mereka melewati masa-masa sulit, dan memastikan mereka merasa didengar serta dicintai. Dengan perhatian yang tepat, anak-anak dan remaja dapat belajar menghadapi tantangan emosional dan tumbuh menjadi individu yang sehat secara mental dan fisik.