Hari Saraswati, sehari tanpa buku di Bali
Hari Saraswati diperingati sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan oleh umat Hindu.
Sabtu 2 Mei bertepatan dengan wuku tanggalan Bali Watugunung, segenap masyarakat Hindu di Bali merayakan hari turunnya ilmu pengetahuan atau sering disebut Saraswati. Pada hari ini, semua simbol ilmu pengetahuan seperti buku pelajaran dan disucikan dengan sesajen upacara.
Di kalangan pelajar, di Hari Saraswati ini umumnya mereka menyebut istilah 'sehari tanpa buku'. Karena pada hari ini diwajibkan bagi para pengenyam ilmu pengetahuan untuk merileksasikan pikiran tanpa membaca dan menulis.
"Setahun dua kali kita merayakan Saraswati. Selama 6 bulan kita mengisi pikiran kita dengan ilmu, dan pada hari ini mengistirahatkan dengan keheningan," ucap Gede Mara, pelajar kelas IX di salah satu SMP Swasta di Denpasar, Bali.
Bagi pelajar yang duduk di bangku ke IX SMP, perayaan Saraswati ini merupakan momen yang tepat dalam mengheningkan sejenak segala pikiran yang terus diisi dengan pelajaran untuk menghadapi Ujian Nasional (UN) pada Senin 4 Mei nanti.
"Kita sama teman-teman sekelas mau melaksanakan malam Saraswati di Pura Jagatnatha. Kita menginap di pura sampai pagi langsung ke pantai," ucap Gede.
Usai perayaan Saraswati, umumnya kalangan pelajar bermalam di Pura Sekolah atau Pura setempat. Mereka mendengarkan pituah-pituah agama. Hingga esok harinya pada pagi hari melakukan pembersihan diri di sumber mata air.
Umumnya umat Hindu di Bali melakukan pembersihan diri pada Minggu (3/5) nanti di pantai terdekat. Pembersihan diri ini disebut "Mebanyu Pinaruh".