Hasyim Muzadi: Gus Mus tak mau jadi Rais Aam dengan proses abal-abal
"Saya kira bagus, Gus Mus punya integritas dan punya rasa malu pada umat yang dipimpinnya," kata Hasyim.
Langkah KH Mustofa Bisri (Gus Mus) mundur sebagai Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) dinilai tepat oleh KH Hasyim Muzadi. Proses muktamar yang sudah mengindahkan rambu-rambu dan etika organisasi, dinilai tidak cocok bagi Gus Mus yang dikenal sosok berintegritas.
"Saya kira bagus, Gus Mus punya integritas dan punya rasa malu pada umat yang dipimpinnya. Tentu dia tidak mau menjadi Rais Aam dengan proses yang abal-abal," kata Hasyim Muzadi di rumahnya di Komplek Pondok Al Hikam Malang, Kamis (6/8).
Hasyim menyatakan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) sekarang dalam posisi tidak memiliki Pengurus Besar. Muktamar ke-33 di Jombang dianggap cacat hukum karena banyak aturan dan proses yang ditabrak.
"Kita persoalkan proses yang tidak memenuhi syarat ketentuan, makanya hasilnya cacat. Penentuan ahwa tidak sesuai prosedur, harusnya diseleksi. Atas dasar apa menjadi ahwa tidak pernah ada," kata Hasyim.
Hasyim juga melihat pemilihan Ketua Umum ditentukan dari proses yang tidak memenuhi quorum, namun tetap ditabrak. Prosedur masuk sidang, yang seharusnya tidak boleh menjadi boleh. Ada 30 cabang yang diwakilkan satu orang.
"Ketua Umum tidak syah termauk Rois Aam. PB NU sekarang tidak ada, yang ada tinggal Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang, Pengurus Ranting," tegasnya.
Hasyim juga melihat keterlibatan PKB dalam dukung mendukung. Intervensinya tidak hanya dalam dataran ide, tetapi sudah masuk ke arena muktamar.
"Mereka sudah mengatur, misalnya saja tentang kepanitiaan yang terkooptasi," tegasnya.
Sementara Gus Mus mengundurkan diri saat ditunjuk sebagai Rois Aam oleh sembilan kiai Ahlul halli wal Aqdi (Ahwa). Surat pengunduran diri yang ditulis menggunakan huruf arab pegon itu, sebagai bentuk jalan tengah.
Gus Mus melihat dengan pengunduran dirinya, maka tidak ada dua jago Rais Aam dari masing-masing kubu yang menang. Jabatan rois aam diserahkan kepada salah satu Ahwa yang paling mendekati kriteria, setelah dirinya mundur.
Karena Gus Mus menolak, maka KH Ma'ruf Amin yang awalnya ditunjuk sebagai wakil rois aam otomatis ditetapkan sebagai pengganti.