Pemberontak Suriah Tunjuk Perdana Menteri Baru, Ini Sosok dan Tugasnya
Kelompok pemberontak Suriah yang dipimpin Hayat Tahrir al-Sham merebut Damaskus dan menggulingkan rezim Bashar Al-Assad pada Minggu (8/12).
Kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang mengambil alih kekuasaan di Suriah, menunjukkan perdana menteri baru, Mohammed Bashir. Bashir akan bertugas sebagai kepala otoritas transisi pemerintahah baru Suriah.
Bashir sebelumnya menjabat perdana menteri dari koalisi pemerintahan yang dibentuk pemberontak yang berpusat di Idlib. Pemerintahan yang dipimpin pemberontak ini dibentuk pada 2017, berpusat di Idlib yang merupakan markas HTS.
Dikutip dari The Cradle, Selasa (10/12), Bashir akan berkoordinasi dengan mantan PM Suriah sebelumnya, Mohammad al-Jalali untuk transisi pemerintahan baru. Sesaat setelah Damaskus jatuh ke tangan pemberontak dan pemerintahan Presiden Bashar Al-Assad digulingkan pada Minggu, Jalali mengumumkan pihaknya siap bekerja sama untuk proses transisi yang lancar dan akan bekerja sama dengan "kepemimpinan siapa pun yang dipilih rakyat Suriah".
HTS – yang sebelumnya dikenal sebagai cabang Al-Qaeda di Suriah, Front Nusra – telah terlibat dalam berbagai kekejaman, termasuk penculikan, eksekusi di depan umum, serangan tanpa pandang bulu terhadap wilayah sipil, dan kejahatan perang lainnya, seperti dilansir The Cradle.
Pada 2016, Front Nusra berganti nama dan diperluas menjadi Jabhat Fateh al-Sham, sebuah koalisi faksi bersenjata dengan dukungan dari Qatar. Tahun berikutnya, Jabhat Fateh al-Sham menjadi HTS dalam inisiatif perubahan nama yang disponsori Qatar yang bertujuan untuk melegitimasi kelompok tersebut.
AS Bakal Hapus HTS dari Daftar Teroris
HTS telah ditetapkan sebagai organisasi teroris terlarang oleh PBB, AS, Inggris, dan UE. Namun AS berencana menghapus HTS dari daftar teroris, seperti dilaporkan The Washington Post pada Senin (9/12).
“Para pejabat AS berhubungan dengan semua kelompok yang terlibat dalam pertempuran di Suriah, termasuk kelompok utama penggulingan Assad, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang pernah berafiliasi dengan Al-Qaeda dan masih berada dalam daftar teroris AS,” tulis koran tersebut.
Seorang pejabat AS mengatakan The Washington Post, pemerintah AS tidak mengesampingkan penghapusan HTS dari daftar teroris demi memungkinkan kontak dan kerja sama AS yang lebih dalam dengan kelompok tersebut.
“Kita harus cerdas… dan juga sangat berhati-hati dan pragmatis terhadap kenyataan di lapangan,” kata pejabat itu.Inggris juga dilaporkan bakal menghapus HTS dari daftar teroris.