Assad Digulingkan Pemberontak, ini Sosok Pemimpin Sementara Suriah Ternyata Seorang Insinyur
Berikut sosok pemimpin sementara Suriah yang ternyata seorang Insinyur.
Bashar al-Assad berhasil digulingkan oleh pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS), pada Minggu (8/12). Penggulingan rezim Assad ini terjadi setelah pemberontak yang didukung oleh Turki (bekerja di bawah payung Divisi Operasi Militer) berhasil melakukan serangan mendadak untuk menaklukkan ibukota Suriah, Damaskus.
Pemerintahan Bashar al-Assad pun berakhir seiring dengan beberapa kota penting di Suriah berhasil ditaklukkan oleh pemberontak.
Presiden Bashar al-Assad, yang telah memerintah Suriah selama 24 tahun usai menggantikan ayahnya, Hafez Assad ini langsung melarikan diri dari negara tersebut dengan menggunakan pesawat. Media pemerintah Rusia melaporkan bahwa Assad dan keluarganya berada di Moskow.
Pemerintahan Suriah sempat mengalami transisi pasca rezim Assad berhasil digulingkan. Kini, muncul sosok pemimpin baru Suriah yang akan memegang kekuasaaan sementara. Dikatakan, sosok pemimpin baru ini merupakan seorang Insinyur.
Lantas siapa sosok pemimpin sementara Suriah yang ternyata seorang Insinyur tersebut? Melansir dari The NewArab, Selasa (10/12), simak ulasan informasinya berikut ini.
Sosok Pemimpin Sementara Suriah
Menurut laporan pada Senin (9/12), seorang pejabat penting dalam pemerintahan yang diawasi oleh kelompok Islam Hayat Tahrir al-Sham (HTS) telah ditunjuk sebagai Perdana Menteri baru Suriah. Sosok pejabat tersebut adalah Mohammed al-Bashir.
Dikatakan dalam beberapa laporan di hari yang sama, al-Bashir sebelumnya telah bertemu dengan pemimpin HTS Abu Muhammad al-Jolani dan Mohammed al-Jalali, yang menjabat sebagai Perdana Menteri di bawah rezim Bashar al-Assad yang kini telah digulingkan.
Atas penunjukkan tersebut, al-Bashir kini harus menghadapi tantangan dalam menjalani fase transisi Suriah. Bukan hanya itu saja, al-Bashir juga harus bisa mengatasi ketidakstabilan politik dan rekonstruksi wilayah yang dilanda perang yang sebelumnya berada di bawah kendali HTS.
Mohammed al-Bashir sendiri sebelumnya merupakan pemimpin Salvation Government, yang berafiliasi dengan HTS. Pada kepemimpinannya itu, Ia hanya memerintah sebagian wilayah barat laut Suriah dan Idlib.
Siapa Sosok Mohammed al-Bashir?
Mohammed al-Bashir merupakan seorang Insinyur dan politisi Suriah yang mulai menjabat sebagai Perdana Menteri ke-5 dari pemerintahan HTS yang mendeklarasikan dirinya sendiri, Pemerintahan Keselamatan Suriah (the Syrian Salvation Government), pada bulan Januari.
Menurut CV yang diterbitkan oleh Salvation Government, al-Bashir lahir pada tahun 1986 di wilayah Jabal Zawiya, Idlib. Ia bukanlah sosok orang sembarangan. Tercatat, al-Bashir memiliki sejumlah kualifikasi yang mencakup bidang teknik, hukum dan perencanaan administrasi.
Terbukti dari gelar di bidang teknik elektro dan elektronik, dengan spesialisasi komunikasi yang diperolehnya dari Universitas Aleppo pada tahun 2007. Pada tahun 2010, Ia juga berhasil menyelesaikan kursus Bahasa Inggris lanjutan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan.
Pada tahun 2021, al-Bashir kemudian memperoleh gelar di bidang Syariah dan Hukum dengan pujian dari Universitas Idlib. Bahkan di tahun yang sama, al-Bashir juga menerima sertifikat dalam perencanaan administrasi dan sertifikasi dalam manajemen proyek dari Akademi Internasional Suriah untuk Pelatihan, Bahasa dan Konsultasi.
Usai lulus, Ia lantas bekerja sebagai Insinyur yang mengawasi pendirian pabrik gas yang berafiliasi dengan Perusahaan Gas Suriah.
Rekam Jejak Mohammed al-Bashir
Pada tahun 2021 atau tepatnya pasca pemberontakan Suriah melawan Bashar al-Assad, al-Bashir meninggalkan pekerjaannya di lembaga pemerintah. Menurut CV-nya, Ia kemudian bergabung dengan 'barisan revolusioner di bidang militer'.
Di antara tahun 2022-2023, al-Bashir mendapat amanah untuk menduduki posisi sebagai Menteri Pembangunan dan Urusan Kemanusiaan di bawah pendahulunya, Ali Keda.
Tak berselang lama, pada Januari 2024, Ia dipilih sebagai Perdana Menteri oleh Dewan Syura dari Salvation Government. Platform pemilunya memprioritaskan e-Government dan otomatisasi layanan pemerintah.
Selama masa pemerintahannya tersebut, al-Bashir membuat beberapa kebijakan. Mulai dari biaya real estat dikurangi, peraturan perencanaan dilonggarkan hingga konsultasi dimulai untuk memperluas rencana zonasi kota Idlib.
Pada akhir November, saat HTS dan kelompok pemberontak Suriah lainnya melancarkan serangan di wilayah barat laut Suriah dan merebut Aleppo, al-Bashir mengumumkan dalam konferensi pers bahwa serangan tersebut merupakan respons terhadap serangan rezim Suriah terhadap warga sipil. Di mana menurutnya telah membuat 'puluhan ribu' orang mengungsi.
Pada tanggal 4 Desember, Ia kemudian melakukan perjalanan ke Aleppo untuk mengawasi pembukaan kantor-kantor pemerintah. Tak hanya itu, Ia juga memuji para pegawai dari pemerintahan sebelumnya yang telah kembali menjalankan tugasnya.
Siapa sangka pada hari Senin, Ia ditugaskan untuk membentuk pemerintahan transisi pasca jatuhnya rezim Assad.