Pemberontak Suriah Klaim Rebut Ibu Kota Damaskus, Presiden Bashar Al-Assad Kabur ke Luar Negeri
Pengumuman ini disampaikan setelah pemberontak merebut dua kota di Suriah yaitu Aleppo dan Homs.
Pemberontak bersenjata di Suriah, Hayat Tahrir al-Sham (HTS) mengklaim pasukannya berhasil merebut ibu kota Damaskus dan Presiden Bashar Al-Assad melarikan diri ke luar negeri.
Komandan HTS, Abu Mohammed Al-Julani mengatakan, semua lembaga negara akan tetap di bawah pengawasan perdana menteri Suriah di bawah Assad sampai mereka menyerahkan kekuasaan secara resmi, seperti dilansir Al Jazeera, Minggu (8/12).
"Secara militerm Damaskus telah runtuh," kata seorang mata-mata kepada CNN, dilansir Minggu (8/12).
Menurut Al-Jazeera, pengumuman ini disampaikan beberapa jam setelah pemberontak merebut kota Homs, yang merupakan kota terbesar ketiga di Suriah. Kota ini juga disebut "ibu kota revolusi" melawan rezim Assad.
Qatar, Arab Saudi, Mesir, Yordania, Irak, Iran, Turki dan Rusia mengeluarkan pernyataan bersama sebelumnya pada malam hari, menggambarkan krisis di Suriah sebagai "perkembangan berbahaya" dan menyerukan solusi politik.
Terkait kabar Presiden Assad melarikan diri, hal ini dibantah kantor kepresidenan Suriah dan pejabat Iran dan menyatakan Assad tidak kabur dari Damaskus.
Jaga Fasilitas Publik
Sementara itu, Perdana Menteri Suriah, Mohammad Ghazi Al-Jalali dalam pesannya yang direkam pada Minggu pagi mengatakan pemerintah siap "bekerja sama dengan kepemimpinan mana pun yang dipilih rakyat".
"Kami siap bekerja sama dengan kepemimpinan mana pun yang rakyat pilih, menawarkan segala kemungkinan dukungan untuk memastikan transisi fungsi-fungsi pemerintahan yang lancar dan sistematis, menjaga fasilitas-fasilitas negara," jelasnya, seperti dilansir CNN, Minggu (8/12).
Jalali juga menyerukan rakyat Suriah menjaga fasilitas-fasilitas publik karena itu merupakan milik seluruh masyarakat.
"Saya berada di sini di rumah saya, tidak pergi dan tidak berniat untuk pergi kecuali dengan cara yang damai untuk menjamin kelangsungan operasional lembaga-lembaga publik, fasilitas negara, dan untuk menyiarkan keselamatan dan keamanan bagi seluruh warga negara.”
“Kami mengulurkan tangan kami kepada setiap warga Suriah yang peduli menjaga aset negara ini… Saya mendesak semua warga negara untuk tidak merusak properti publik apa pun karena, pada akhirnya, itu adalah milik mereka."