Kronologi Jatuhnya Kekuasaan Bashar Al-Assad di Suriah, Tumbang dalam 11 Hari
Setelah pemberontak merebut ibu kota Damaskus, Presiden Suriah Bashar Al-Assad kabur ke Rusia.
Pada Minggu (8/12) pagi, pasukan pemberontak Suriah mengumumkan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad runtuh ketika mereka berhasil menduduki ibu kota Damaskus. Assad dikabarkan melarikan diri ke luar negeri.
Runtuhnya kekuasaan keluarga Al-Assad setelah lebih dari 53 tahun berkuasa dipandang sebagai momen bersejarah, hampir 14 tahun setelah rakyat Suriah melakukan demonstrasi damai melawan pemerintah yang ditanggapi dengan kekerasan dan kemudian dengan cepat berubah menjadi perang sipil berdarah, seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (9/12).
Berikut kronologi runtuhnya pemerintahan Bashar al-Assad:
Kapan dimulai?
Pada 27 November, koalisi pasukan oposisi meluncurkan serangan terhadap pasukan pro-pemerintah. Serangan pertama terjadi di garis depan antara Idlib yang dikuasai oposisi dan provinsi tetangganya, Aleppo. Tiga hari kemudian, kelompok tersebut merebut kota terbesar kedua di Suriah, Aleppo.
Siapa pemimpin penyerangan?
Dinamakan Operasi Pencegahan Agresi, serangan ini dilakukan oleh beberapa kelompok pemberontak bersenjata Suriah yang dipimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan didukung faksi sekutu yang didukung Turki.
HTS – dipimpin oleh Abu Mohammed al-Julani – adalah kelompok terbesar dan paling terorganisir, yang telah memerintah provinsi Idlib selama bertahun-tahun sebelum serangan ini.
Kelompok lain yang ambil bagian dalam operasi tersebut adalah Front Nasional untuk Pembebasan, Ahrar al-Sham, Jaish al-Izza dan Gerakan Nour al-Din al-Zenki, serta faksi-faksi yang didukung Turki dan berada di bawah payung Tentara Nasional Suriah.
Wilayah Suriah yang Jatuh ke Tangan Pemberontak
Dalam beberapa hari, pemberontak berhasil merebut Hama dan Homs. Pada Sabtu, Deraa juga jatuh ke tangan pemberontak yang sebelumnya dikuasai pemerintah provinsi.
Pemberontak tidak memasuki dua kota, Lattakia dan Tartous, yang merupakan basis Bashar al-Assad.
Tentara Suriah mengumumkan mereka “menempatkan kembali dan mengubah posisi” di provinsi tersebut dan di sekitar Sweida, tetapi hal itu tampaknya sia-sia.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris mengatakan pasukan Suriah menarik diri dari posisinya di Quneitra, dekat Dataran Tinggi Golan yang dicaplok Israel.
Mengapa Assad Mudah Dijatuhkan?
Suriah sedang mengalami kesulitan karena perekonomian yang merosot, yang dilaporkan sebagian besar didukung oleh perdagangan gelap obat psikoaktif Captagon.
Kepopuleran Assad juga merosot karena kehidupan masyarakat semakin sulit, termasuk tentaranya, yang sebagian besar tidak ingin berperang untuknya. Tentara dan petugas polisi dilaporkan meninggalkan pos mereka, menyerahkan senjata, dan melarikan diri ketika pemberontak semakin maju ke ibu kota.
Selain itu, secara militer, rezim Assad telah lemah selama bertahun-tahun dan bergantung pada dukungan militer Rusia dan Iran untuk menopangnya.
Namun menurut pengamat, Rusia terjebak dalam invasinya ke Ukraina dan Iran serta sekutu mereka, Hizbullah, Lebanon, terganggu dengan serangan Israel – mereka tidak dapat menyelamatkan tentara Suriah semakin melemah.
Di mana Bashar Al-Assad?
Assad dilaporkan berada di Moskow, Rusia, setelah dikabarkan kabur ke luar negeri.
Kantor berita TASS di Rusia mengutip sumber Kremlin melaporkan, negara tersebut memberi suaka kepada Assad atas dasar kemanusiaan.
Kepala SOHR, Rami Abdel Rahman menyampaikan, Assad meninggalkan Suriah lewat bandara internasional Damaskus dengan pengawalan tentara. Tentara kemudian meninggalkan bandara setelah itu dan pasukan pemberontak merebut tempat tersebut.
Reaksi Rakyat Suriah
Sejumlah kota seperti Damaskus, Homs dan kota-kota Suriah menyambut gembira ketika berita lengsernya Assad diumumkan.
Gambar dari Damaskus memperlihatkan kelompok pemberontak menembak ke udara saat matahari terbit. Orang-orang naik ke atas tank dengan gembira, di tengah kerumunan orang yang mengibarkan bendera revolusi.
Di beberapa lokasi, orang-orang merobohkan patung ayah al-Assad, Hafez.
Massa berkumpul untuk salat berjamaah di masjid-masjid dan merayakannya di lapangan umum, meneriakkan slogan-slogan anti-Assad dan membunyikan klakson mobil.