Kedutaan Besar Iran di Damaskus Dirusak Massa Setelah Jatuhnya Bashar al-Assad
Iran adalah salah satu mitra kunci bagi pemerintahan Bashar al-Assad di Suriah.
Bangunan serta aset Kedutaan Besar Iran di Suriah, khususnya di Damaskus, mengalami kerusakan yang cukup parah akibat serangan sekelompok orang yang melakukan penjarahan dan perusakan. Kejadian ini berlangsung pada hari Minggu (8/12/2024), beberapa jam setelah pengumuman bahwa pemerintahan Presiden Bashar al-Assad telah runtuh. Menurut laporan dari IRNA pada hari yang sama, video yang diunggah oleh jaringan televisi Al-Araby memperlihatkan sejumlah individu yang memasuki gedung Kedutaan Besar Iran dan merusak berbagai fasilitas di dalamnya.
Aksi vandalisme ini terjadi bersamaan dengan meningkatnya ketegangan di Damaskus, di mana kelompok bersenjata yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS) berhasil memasuki ibu kota. Kedutaan Besar Iran, yang selama ini dianggap sebagai simbol dukungan Iran terhadap rezim Assad, menjadi sasaran kemarahan massa. Iran sendiri telah menjadi salah satu sekutu utama bagi pemerintahan Assad selama lebih dari satu dekade konflik bersenjata. Rekaman dari Al-Araby menunjukkan kondisi gedung yang memprihatinkan, dengan kaca jendela yang pecah, perabotan yang hancur, serta dokumen-dokumen yang berserakan di lantai Kedutaan Besar Iran. Meskipun belum ada laporan resmi tentang korban jiwa akibat insiden ini, kerusakan properti yang terjadi terlihat sangat signifikan.
Kejatuhan rezim Assad
Baru-baru ini, komando militer Suriah mengeluarkan pernyataan resmi yang mengonfirmasi bahwa pemerintahan Bashar al-Assad telah jatuh. Dalam rilis tersebut, mereka mengungkapkan bahwa kelompok bersenjata telah berhasil merebut kendali atas kota Damaskus. "Pemerintahan Assad telah runtuh. Presiden Bashar al-Assad telah meninggalkan Damaskus ke tempat yang tidak diketahui," demikian bunyi pernyataan dari pihak militer.
Di sisi lain, Perdana Menteri Suriah, Mohammed Ghazi al-Jalali, menyatakan bahwa ia siap untuk menyerahkan administrasi negara kepada pemerintahan transisi. "Kami siap bekerja sama untuk membentuk pemerintahan baru yang dapat membawa kedamaian dan stabilitas bagi rakyat Suriah," ungkapnya dalam sebuah pernyataan resmi. Hal ini menunjukkan adanya harapan untuk perubahan dan perbaikan situasi di negara yang dilanda konflik tersebut.