Hilang, 3 pendaki WNI terakhir kontak sehari sebelum gempa Nepal
Ketiganya berencana menetap di Nepal selama 18 hari.
Gempa bumi yang berkekuatan 7,9 Skala richter yang melanda Nepal, mengakibatkan ribuan orang tewas dan ribuan lainnya terluka. Kementerian Luar Negeri mencatat terdapat 50 WNI kini berada di berbagai kota Nepal.
Dari puluhan WNI tersebut, terdapat tiga orang pendaki yang berasal dari Taruna Hiking Club (THC), Organisasi Penggiat Alam Bebas asal Bandung. Ketiga pendaki tersebut adalah Jeroen Hehuwat (36), Kadek Andana (27), dan Alma Parahita (31).
"Mereka sampai di Nepal 19 April, rencananya selama 18 hari," kata perwakilan THC, Gyaista Sampurno saat dihubungi, Minggu (26/4).
Sampurno menjelaskan, sejak terjadi gempa pada Sabtu siang (25/4) waktu setempat, pihkanya kesulitan menghubungi ketiga pendaki tersebut. Komunikasi terakhir dilakukan sehari sebelum gempa berlangsung.
"Kami terakhir berkomunikasi saat mereka masih berada di area perkampungan Kyanjing, sehari sebelum pendakian," kata Sampurno.
Sampurno menjelaskan, perwakilan pendakian di Kathmandu, Nepal sendiri mengaku kesulitan untuk menghubungi ketiga pendaki tersebut. Dia menambahkan, sampai saat ini, THC masih belum mendapatkan informasi dari pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia.
"Yang jadi masalah komunikasi sangat sulit, Kathmandu seharian sangat sulit dihubungi. Sampai saat ini kita juga belum dapat informasi resmi dari KBRI di sana," ujarnya.
Dari ketiga pendaki ini, lanjut Sampurno, baru Jeroen Hehuwat yang pernah mendaki di Nepal. Dua lainnya merupakan pendaki baru.
"Ini pendakian kedua Jeroen Hehuwat kedua ke Nepal. Pada 2012, dia ikut mendaki sama saya. Kalau untuk Kadek Andana dan Alma Parahita, mereka baru pertama kali ke Nepal, tapi sudah berpengalaman naik gunung di Indonesia," ujarnya.