Hindari bentrok TNI VS Polri, Panglima TNI akan satukan pendidikan
"Selama ini mereka kan terpisah, sehingga di antara mereka tidak saling kenal," kata Gatot.
Bentrok antara anggota TNI dan Polri telah terjadi yang ke sekian kalinya. Terakhir bentrokan terjadi di Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat yang memakan korban jiwa dan luka-luka.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo di sela memberikan kuliah umum di Universitas Brawijaya mengungkapkan, dia berencana menyatukan pendidikan antara TNI dan Polri. Aparat kedua institusi tersebut selama di lapangan tidak saling kenal dan dekat sehingga perlu sebuah wadah untuk salin bertemu.
"Pendidikan akan dijadikan satu kembali antara TNI dan Polri. Selama ini mereka kan terpisah, sehingga di antara mereka tidak saling kenal," kata Gatot Nurmantyo di Universitas Brawijaya Malang, Selasa (1/9).
Hasil pemetaan masalah di lapangan, kata Gatot, anggota kepolisian tidak kenal dengan personel TNI yang bertugas di toritorial tertentu, begitu juga sebaliknya.
"Harusnya saling mengenal, terjadi miskomunkasi, sehingga perlu diitensifkan kembali," katanya.
Gatot mengungkapkan yang terjadi di lapangan para pimpinan baik TNI maupun Polri di lapangan tidak melakukan kegiatan yang koordinatif. Bentrok tersebut di luar koordinasi masing-masing pimpinan.
"Sebenarnya hal sepele yang selama ini tidak dilakukan," katanya.
Pihaknya telah melakukan konsultasi dengan Presiden Joko Widodo dan berkoordinasi antar lembaga. Intinya bahwa antar lembaga negara termasuk TNI dan Polri harus saling menguatkan.
"Antar lembaga harus saling menguatkan. Dalam pertemuan dengan Presiden menyatakan jangan sampai kejadian ini kembali terulang," tegasnya.
Bentrok TNI Vs Polri pecah di Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat, Minggu (30/8). Pada insiden tersebut menewaskan anggota Yonif 721 Kompi Senapan B, Prada Yuliadi (21) akibat luka tembak di perut. Konflik diawali keributan anggota Kodim Majene dan anggota Yonif 721 di lintasan sirkuit road race.
"Prajurit dan kepolisian seharusnya tidak mudah meletupkan senjatanya. Seharusnya tidak boleh terjadi apapun alasannya," tegasnya.
Sementara saat ditanya soal kemungkinan adanya kesenjangan antara TNI dan Polri, Gatot menolak berkomentar. Gatot meminta awak media untuk bertanya seputar kegiatannya di Kampus Brawijaya.