HUT Bhayangkara, Menko Polhukam Pesan Polri Harus Terbuka Terima Kritik
Menko Polhukam Mahfud Md meminta jajaran Polri tetap terbuka terhadap kritik. Mahfud juga mengajak masyarakat memberikan kritik yang konstruktif.
Menko Polhukam Mahfud Md meminta jajaran Polri tetap terbuka terhadap kritik. Pesan itu disampaikan bertepatan dengan Hut Bhayangkara ke-74.
"Polri harus terus menerus terbuka terhadap kritik, masyarakat juga jangan segan memberikan masukan dan kritik pada polisi," kata Mahfud, Rabu (1/7).
-
Mengapa Mahfud MD dikabarkan mundur dari Menko Polhukam? Dia menilai, mundurnya Mahfud dari kabinet lantaran ingin fokus berkampanye dan mengikuti kontestasi di Pilpres 2024.
-
Apa yang dilakukan Mahfud Md selama menjadi Menko Polhukam? Selama menjabat sebagai Menko Polhukam, ada sejumlah gebrakan yang pernah dilakukan oleh Mahfud Md. Salah satunya, Menko Polhukam Mahfud Md membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) untuk mengusut kasus Intan Jaya, Papua yang menewaskan empat orang, yakni warga sipil dan pendeta serta dua anggota TNI.
-
Apa alasan Mahfud Md memutuskan untuk mundur dari jabatan Menko Polhukam? Hari ini saya sudah membawa surat untuk presiden, untuk disampaikan ke presiden langsung tentang masa depan politik saya, yang belakangan ini menjadi perbincangan publik. Dan surat ini akan disampaikan begitu saya mendapat jadwal ketemu presiden. Tapi saya bawa terus karena memang surat ini begitu saya diberi waktu langsung saya ketemu langsung saya sampaikan surat ini," kata Mahfud dalam pernyataannya di Lampung, Rabu.
-
Siapa yang mengonfirmasi soal kabar pengunduran diri Mahfud MD? Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengaku belum mendapatkan informasi resmi terkait hal tersebut. Namun, dia mengaku mendengar kabar burung soal pengunduran diri Mahfud MD.
-
Apa pesan Mahfud MD kepada Pangdam, Bupati, dan Wali Kota? Untuk itu Mahfud berpesan kepada Pangdam, Bupati, Wali Kota agar tidak menjemput dan menjamunya setiap ke daerah.
-
Siapa yang membantah pernyataan Mahfud MD? Hal ini pun dibantah langsung oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto.
Namun, Mahfud juga mengajak masyarakat memberikan kritik yang konstruktif. Agar tidak merusak keberadaan Polri.
"Bahwa harus diperbaiki itu iya. Tetapi Polri sendiri harus pada komitmen sebagai abdi negara dan abdi bangsa yang siap menjaga NKRI," ujarnya.
Dia melanjutkan, Polri sebagai alat negara memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat penting. Bahkan strategis menjaga keamanan negara.
"Bayangkan kalau satu negara polisi dan tentaranya terhenti selama setengah jam saja, negara bisa bubar. Tidak ada yang mengamankan, maka orang bisa bertindak brutal, kriminal berat dan tindakan teror lainnya," jelas Mahfud.
Pesan Kapolri
Kapolri Jenderal Idham Azis ingin agar anggotanya tetap menjaga soliditas internal dengan baik. Hal itu ia sampaikan sesuai dengan pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat upacara peringatan Hut Bhayangkara ke-74 di Istana Negara, Jakarta Pusat.
"Pada akhirnya sesuai dengan pesan presiden, marilah kita menjaga soliditas internal kita dengan baik," kata kata Idham di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (1/7).
Jenderal bintang empat ini ingin agar anggotanya itu tak bersenang-senang ketika melihat anggota lainnya sedang mengalami kesusahan.
"Jangan SMS, Senang Melihat teman Susah. Susah Melihat teman Senang, itu singkatannya SMS itu," ujarnya.
"Dentungkan harapanmu setinggi langit, lalu biarkan nanti tuhan yang memilih, siapa nanti diantara rekan-rekan akan jadi, pernah semua punya kesempatan yang sama untuk memimpin Polri," sambungnya.
Dia ingin kekompakan itu tetap harus dijaga didalam tubuh Polri. Hal ini ia inginkan agar anggotanya itu siap dalam menghadapi isu-isu yang ada.
"Saya perlu mengingatkan sampai sekarang ini, awal-awal ini supaya tidak banyak Susupo. Kalau orang Palu bilang Susupo itu isu yang liar, isu yang tidak membuat ini ya kan. Semakin ke depan nanti itu semakin tajam itu, ini baru Juli, Agustus nanti ber, ber, ber itu sudah semakin tajam. Kalau kaya lagunya Bimbo tajam tak bertepih," ungkapnya.
"Tapi saya kira ini bukan di Polri, ini di Polisi Papua New Gueane kayanya Pak Napolean, negara goa ini polisinya. Kalau polisi Indonesia saya lihat kompak-kompak saja itu, kaya api dalam sekam tapinya," tutupnya.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
Sumber: Liputan6.com