HUT ke 270 Solo, wali kota ajak warga lakukan revolusi mental
Menurut Rudy kebiasaan yang dia sampaikan itu sebenarnya menjadi budaya masyarakat Solo sejak dulu.
Hari jadi Kota Solo ke 270 dimanfaatkan Wali Kota FX Hadi Rudyatmo (Rudy) untuk mengajak seluruh warga merubah kebiasaan lama sebagai manifestasi revolusi mental. Apa itu maksud revolusi mental?
"Mari kita mulai perubahan dari hal-hal yang kecil dulu. Membuang sampah pada tempatnya misalnya, mematuhi aturan lalu lintas, membersihkan lingkungan dan lain sebagainya," ujar Rudy saat upacara hari jadi ke-270 Kota Solo di Stadion Sriwedari, Selasa (17/2).
Menurut Rudy kebiasaan yang dia sampaikan itu sebenarnya menjadi budaya masyarakat Solo sejak dulu. Jika seluruh elemen masyarakat memperhatikan hal-hal kecil seperti itu, ia yakin akan membawa imbas yang besar bagi pengembangan kota ke depan.
"Kebiasaan lama yang tidak peduli terhadap kota dan lingkungannya, harus ditinggalkan. Kita ganti dengan perilaku baru yang kreatif dan dinamis," tandasnya.
Sementara itu upacara peringatan Hari jadi ke-270 Kota Solo, dilakukan dalam suasana adat Jawa. Seluruh peserta dan petugas upacara mengenakan busana adat Jawa. Demikian juga aba-aba dalam upacara juga menggunakan Bahasa Jawa.
Sebelum mengakhiri tugasnya, pria yang akrab disapa Rudy tersebut meluncurkan sebuah buku berisi visi misi kepemimpinannya. Buku berjudul 'Pemimpin adalah Pelayanan' tersebut dibagikan kepada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan tamu undangan saat upacara peringatan HUT ke-270 Kota Solo, Selasa (17/2) di Stadion Sriwedari.
"Buku ini saya bagikan sebagai kenang-kenangan menjelang masa akhir jabatannya saya Juli mendatang," katanya.
Menurut Rudy, buku setebal 114 halaman itu merupakan hasil buah pikirannya, selama menjabat wakil wali kota hingga wali kota Solo.
"Buku ini berisi soal konsistensi saya dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Yakni dengan program 3WMP, Waras, Wasis, Wareg, Mapan dan Pangan," ujarnya.
Filosofi 3WMP, kata Rudy, berasal dari kebutuhan pokok manusia yang dituangkan dalam visi misinya selama memimpin Kota Solo.
"Waras itu artinya sehat merupakan kebutuhan dasar kita. Menjadikan warga waras adalah kewajiban seorang pemimpin daerah. Wasis berarti pandai atau pintar. Bidang pendidikan menjadi kebutuhan yang sangat mendasar bagi warga Solo," terangnya.
Kemudian Wareg yang artinya kenyang. Rudy mengatakan hal tersebut juga merupakan kebutuhan dasar masyarakat. Mapan lanjut Rudy, berarti sikap dan perilaku masyarakat. Sedangkan Papan yang artinya tempat tinggal.
"Kalau 3WMP ini sudah terpenuhi, kesejahteraan masyarakat akan tercapai," sambungnya.