Ide Bupati Banyuwangi bangun jembatan Jawa-Bali ditolak tokoh agama
Dari mitologi Hindu, secara sekala dan niskala, Bali dengan Jawa sejak awal memang sudah dibuat sedemikian rupa.
Arus penyeberangan Jawa-Bali dari Pelabuhan Ketapang Banyuwangi ke Gilimanuk, dan sebaliknya, terus mengalami peningkatan. Terlebih jika memasuki musim liburan. Untuk meningkatkan nilai ekonomis, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memiliki ide membangun jembatan seperti Suramadu.
Usulan tersebut dituangkan Anas usai rapat koordinasi di Pelabuhan ASDP Ketapang, Senin (14/3).
Menyikapi ide tersebut, Ketua PHDI Kabupaten Jembrana, I Komang Arsana menolak. Menurutnya, dilihat dari sejarah Pulau Bali, yang mana dalam mitologi Dang Hyang Sidimantra sengaja memutus Pulau Bali dengan Pulau Jawa.
Dari mitologi Hindu yang telah masuk dalam sejarah Bali itu, menurutnya secara sekala dan niskala, Bali dengan Jawa sejak awal memang sudah dibuat sedemikian rupa, harus dibatasi laut yang merupakan salah satu filter sehingga hal-hal negatif dan pengaruh buruk dari luar Bali dan segala sesuatu dari luar Bali menjadi lebih mudah diawasi.
"Jika benar seperti yang diusulkan Bupati Banyuwangi itu, pembangunan jembatan Jawa-Bali akan sangat berpengaruh pada tatanan sosial budaya masyarakat. Akan ada pergeseran-pergeseran nilai di Bali," ujarnya, Rabu (16/3).
Karena itu dia mengaku akan tetap memperjuangkan Jembrana sebagai pintu gerbang Bali di bagian barat harus melalui laut. Dengan tegas menolak pembangunan jembatan Jawa-Bali itu.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Wadah Antar Lembaga Umat Buddha Indonesia (Walubi) Kabupaten Jembrana, I Ketut Sujono.
"Lagi pula pembangunan jembatan tersebut tidak menjamin masyarakat Bali maupun Jawa lebih sejahtera," ketusnya.
Di sisi lain, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Hubkominfo) Kabupaten Jembrana, I Gusti Bagus Putra Riyadi saat dikonfirmasi menyatakan pembangunan Jembatan Jawa-Bali di Selat Bali itu baru merupakan isu atau wacana.
Bahkan menurutnya isu tersebut sudah lama terdengar dan menimbulkan kontroversi di masyarakat. Pembangunan jembatan di selat Bali menurutnya merupakan kewenangan pusat.
Baca juga:
Sarana promosi wisata, Banyuwangi Festival 2016 lebih semarak
Banyuwangi jadi tuan rumah festival busana dengan pewarna alam
Tingkatkan pendapatan warga, Bupati Banyuwangi genjot sektor wisata
Pemkab Banyuwangi siapkan Rp 538 miliar untuk bangun infrastruktur
-
Gimana konstruksi jembatan Panyindangan dibangun? Melansir dari laman Pemkab Sumedang, jembatan ini menggunakan teknologi “judesa” untuk memperkokoh strukturnya. Judesa memiliki desain khas berupa sistem lantai, batang yang menggantung serta kabel baja sebagai pengikatnya.
-
Kapan Jembatan Semanggi dibangun? Merujuk esi.kemdikbud.go.id, jembatan ini pertama kali dibangun pada 1961 dan dipimpin oleh arsitek Ir. Soetami yang ketika itu menjabat sebagai menteri pekerjaan umum.
-
Kapan Jembatan Gantung Girpasang dibangun? Dengan adanya jembatan itu, warga yang tadinya harus berjalan kaki selama 19 menit menuruni tebing kini tinggal berjalan kaki 2 menit menyeberangi jembatan.
-
Di mana Jembatan Kaca Berendeng dibangun? Jembatan ini cukup mencolok di atas Sungai Cisadane, dan begitu indah saat malam.
-
Kapan Jembatan Parhitean diresmikan? Saat jembatan ini rampung dikerjakan pasca Kemerdekaan, bangunan ini akhirnya diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Drs. Mohammad Hatta pada tahun 1950 yang didampingi oleh Gubernur Sumatera, TM Hassan.
-
Dimana Gubernur Andi Sudirman meninjau pembangunan jembatan? Gubernur melihat langsung pembangunan jembatan yang sedang tahap penggalian pondasi.