IDI Nilai Masyarakat Berperan Penting Dalam Turunkan Pandemi Covid-19
Dia melihat, masyarakat belum sepenuhnya menerapkan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Semakin lama masyarakat bisa disiplin, maka semakin lama pula pandemi ini berakhir.
Ketua Dewan Pakar Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Prof Menaldi Rasmin mengatakan bahwa masyarakat memegang peran yang sangat penting dalam menurunkan pandemi Covid-19. Sebab, menurutnya, pemerintah hanya membuat suatu regulasi, jika masyarakat tidak mau bekerjasama dengan pemerintah mematuhi regulasi tersebut, maka pandemi ini sulit berakhir.
"Kuncinya bukan pada pemerintah dan petugas kesehatan, kuncinya ada pada kita, masyarakat. Kalau publik masih lalai, mengabaikan 5M maka sulit (pandemi berakhir)," ujarnya.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Dia melihat, masyarakat belum sepenuhnya menerapkan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Semakin lama masyarakat bisa disiplin, maka semakin lama pula pandemi ini berakhir. Dia pun khawatir akan ada mutasi virus baru dari Covid-19 ini. Munculnya mutasi virus baru kata dia, bisa semakin memperlama waktu pandemi.
"Bukan tidak mungkin ada mutasi perubahan virus. kita tahu, butuh 1 minggu atau lebih untuk mengetahui hasil pemeriksaan kita, kalau ada mutasi, kita ada kesulitan baru, sulit lagi mencegahnya atau vaksinasinya," kata Menaldi.
Sehingga kata dia, jika masyarakat masih mengabaikan 5M atau hanya menerapkan salah satunya, maka kata dia program vaksinasi yang sedang pemerintah jalankan ini pun akan sia-sia. Menaldi kembali menegaskan bahwa Vaksinasi Covid-19 bukanlah obat Covid-19, bukan pula cara utama untuk membuat pandemi ini berakhir. Yang paling utama kata dia, yaitu 5M (Menjaga jarak, mencuci tangan, mencegah kerumunan, memakai masker, dan mengurangi mobilitas)
"Vaksinasi itu pencegahan kedua, untuk mencegah jangan sampai sakit, kalau sakit jangan sampai sakit berat. Pencegahan pertama itu tetap 5M," kata dia.
"Sampai sekarang, tidak ada obat yang definitif untuk virus ini. Jadi kita belum bisa mengandalkan obat untuk pemutus penularan," tutupnya.
Senada dengan Menaldi, Ketua Tim Mitigasi PB IDI, Adib Khumaidi menyarankan pemerintah harus membangun sinergi dengan organisasi profesi kesehatan, keagamaan, serta kemasyarakatan untuk memperkuat kesadaran dan kepatuhan masyarakat.
Bisa juga mengintensifkan gerakan masyarakat sehat dengan melakukan penguatan pada kade-kader kesehatan di tingkat desa dan kelurahan.
"Pemerintah juga bisa memberdayakan organisasi informal di tingkat masyarakat khususnya RT dan RW sebagai garda terdepan," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Divisi Pedoman dan Protokol Tim Mitigasi IDI, Eka Ginanjar mengatakan bahwa pemerintah dan masyarakat harus saling percaya satu sama lain. Sebab jika tidak ada kepercayaan, menurutnya, seluruh program pemerintah untuk penanganan pandemi Covid-19 ini akan sia-sia.
"Pemerintah dan masyarakat harus punya trust. Kalau itu terbangun, semuanya dapat berjalan dengan baik. Selain itu, protokol kesehatan yang ada harus tetap dijalankan untuk menurunkan potensi penularan di masyarakat," kata Eka.
Sebagai informasi, pada hari ini, Senin (1/3) kasus positif bertambah 6.680. Sehingga totalnya, kasus Covid-19 menembus 1.341.314 orang dan ada 153.074 kasus aktif yang masih menjalani perawatan.
Sementara itu, kasus meninggal hari ini bertambah 159 kasus. Sehingga totalnya 36.325 orang meninggal dunia akibat Covid-19.
Baca juga:
Pasien Covid-19 Berkurang, Ruang Isolasi di RSUD Kudus Mulai Dinonaktifkan
718 Tenaga Kesehatan Gugur Selama Setahun Melawan Pandemi Covid-19
Update 1 Maret 2021: 6.680 Kasus Baru Covid, Sembuh 9.212
74 Narapidana Lapas Sukamiskin Sempat Positif Covid-19 Dinyatakan Sembuh
Gubernur Bali Nilai Dampak Covid-19 Lebih Mengerikan dari Teror Bom Hingga SARS
Gubernur Bali Ungkap Tiga Kiat Jitu Kendalikan Covid-19 di Pulau Dewata