Ikut perang, Ibu Tien dapat bintang gerilya dari Benny Moerdani
"Istri saya berjuang secara fisik sampai menikah dengan saya," ujar Pak Harto.
Hari ini, Raden Ayu Siti Hartinah atau kerap disapa Ibu Tien berulang tahun. Ibu Tien lahir pada tanggal 23 Agustus 1923, 90 tahun yang lalu.
Ibu Tien menjadi ibu negara saat kekuasaan pemerintahan dipegang oleh Presiden Soeharto. Ibu Tien telah merasakan berbagai pengalaman selama mendampingi Pak Harto sebagai kepala negara.
Sebagai ibu negara, Ibu Tien aktif terlibat dalam berbagai kegiatan kenegaraan. Sama seperti Pak Harto, Ibu Tien pun sering berkunjung ke daerah-daerah untuk meninjau jalannya pembangunan, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan serta keterlibatan Wanita.
Namun demikian, meskipun wanita, Ibu Tien ternyata pernah terlibat dalam Perang Kemerdekaan. Ibu Tien bergabung dengan laskar dan membantu perjuangan para gerilyawan memperjuangkan kemerdekaan tahun 1945-1949.
"Panglima ABRI Jenderal Benny Moerdani menyerahkan bintang gerilya kepada Siti Hartinah Soeharto, istri sya, atas jasa-jasanya dalam Perang Kemerdekaan I dan II," ujar Pak Harto dalam otobiografi "Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya' halaman 492.
Namun demikian, kata Pak Harto, Ibu Tien merasa tidak pantas menerima tanda jasa itu. Alasannya, Ibu Tien hanya membantu.
"Waktu menerima bintang itu, istri saya mengatakan dalam sambutannya bahwa ia tidak merasa mempunyai hak memperolehnya. Sebab, katanya, ia bukan pelaku utama, tetapi hanya sebagai anggota laskar," kata Pak Harto.
Bahkan, Ibu Tien bergabung dengan laskar sebelum menikah dengan Pak Harto. Ibu Tien benar-benar berjuang secara fisik dalam laskar.
"Istri saya berjuang secara fisik sampai menikah dengan saya. Istri saya telah mengisi formulir menjadi anggota veteran dan sebagai saksi tercatat Darjatmo yang waktu itu tercatat sebagai komandan resimennya," terang Pak Harto.
Ibu Tien meninggal pada 28 April 1996, dalam usianya yang ke-73 tahun. Karena telah berjasa bagi negara, Ibu Tien diangkat sebagai Pahlawan Nasional.