Indonesia sampaikan belasungkawa untuk Nelson Mandela
Menlu Marty menyebut Mandela sebagai tokoh dan pejuang yang teguh memegang prinsip menentang praktik apartheid.
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyampaikan rasa duka cita mendalam atas wafatnya mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela. Mandela menghembuskan napas terakhirnya pada usia 95 tahun karena sakit.
Dalam keterangan persnya, Marty menyebut Mandela sebagai tokoh dan pejuang yang teguh memegang prinsip menentang praktik apartheid. Sebelum era 1990-an, pemerintah Afrika Selatan menerapkan kebijakan untuk memisahkan kaum kulit putih dan kulit hidap di semua segi kehidupan warganya.
"Kita semua merasakan duka yang sangat mendalam atas wafatnya sorang tokoh dan pejuang yang secara teguh dan prinsipil menentang kebijakan apartheid yang keji; seorang tokoh yang menjadi inspirasi di seluruh pelosok dunia, khususnya negara berkembang, untuk menantang rasisme kolonialisme dan berbagai bentuk ketidakadilan lainnya," kata Marty dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis (6/12).
Seperti diberitakan, Presiden Afsel Jacob Zuma menjelaskan Nelson Mandela meninggal dunia di kediamannya di Johannesburg pada Kamis (5/12), setelah sebelumnya mengalami sakit infeksi paru-paru.
Mandela yang merupakan presiden kulit hitam pertama dan ikon antiapartheid di negara itu bangkit dikenang sebagai tokoh yang mampu bangkit dari masa tahanan 27 tahun di penjara dan memimpin Afrika Selatan dalam perang berdarah menuju demokrasi.