Ini cara menangani ular sanca & kobra jika masuk rumah
Ini 6 jenis ular yang paling sering ditemui di Jabodetabek.
Di perkotaan masih banyak ular berkeliaran. Tak jarang ada ular yang masuk ke rumah warga. Apa saja jenis ular yang sering di terlihat di kota, khususnya Jakarta.
Ketua Divisi Sioux Snake Rescue Erwandi Supriadi membenarkan jika di kota seperti Jakarta memang masih banyak ular liar berkeliaran. Pria yang akrab disapa Elang ini sering mendapat panggilan untuk handling ular-ular liar yang dilihat warga. Bahan ada ular yang masuk ke rumah. Namun kata Elang, warga tidak perlu takut karena tidak semua ular itu berbahaya. Cara menghadapinya pun tidak terlalu sulit.
"Dari 400 jenis ular hanya 10 persen saja yang punya bisa berbahaya. Di Jakarta yang sering saya handling itu sanca. Sanca tidak bahaya karena tidak berbisa. Kobra juga sering, ini yang punya bisa mematikan. Welang weling juga pernah beberapa kali saya tangkap," kata Elang.
Jadi ada tiga jenis ular menurut Elang, yaitu ular yang tidak berbisa, ular berbisa rendah,dan ular berbisa tinggi.
Berikut ini adalah ular-ular yang banyak muncul di kota dan sering masuk rumah:
1. Sanca
Sanca termasuk ular yang sering ditemukan warga di daerah perkotaan. Rata-rata yang ditemukan memiliki panjang 3 – 5 meter. Ular tidak memiliki taring bisa. Tapi bisa menyerang dengan cara menggigit dan melilit. Jika lilitannya sudah terkunci, maka dia bisa meremukan tulang belulang hingga mangsanya tewas.
Cara menghandle sanca adalah dengan memegang buntutnya sambil fokus untuk bisa menguasai kepalanya. Sanca yang besar harus dihandle paling tidak minimal oleh tiga orang. Jangan sampai kedua tangan dan kedua kaki terlilit. Usahakan hanya satu saja tangan atau kaki kita yang terllit.
2. Kobra
Kobra tidak kalah tenarnya karena sangat sering ditemukan warga. Ular ini termasuk berbahaya karena memiliki bisa yang mematikan. Semburan ludahnya mampu membuat mata jadi buta permanen. Sebenarnya mudah menghandle kobra. Asal sudah memegang kepalanya, maka kobra sudah tidak bisa lagi berkutik. Jika memegang buntutnya usahakan jangan sampai dia membentuk huruf S. Karena dia sudah bersiap untuk mematok musuhnya.
3. Welang Weling
Ular banyak ditemukan di tempat yang perairan seperti rawa, kolam, dan got. Tubuhnya memiliki corak seperti cincin. Gerakannya agak lambat dan sensitif terhadap cahaya. Weling termasuk ke dalam ular berbisa tinggi. Orang yang kena bisa weling akan mengantuk berat. Jika terkena bisa ular ini usahakan korban jangan sampai tertidur. Atau dia akan tidur selamanya.
4. Ular pucuk
Ular pucuk sering terlihat di atas pohon. Pohon memang menjadi habitat ular berbisa lemah ini. Bisanya tidak terlalu berbahaya. Tubuh bagian dorsal berwarna hijau, hijau kecoklatan, atau keabu-abuan. Saat marah atau ketakutan, leher mengembang terlihat warna hita, putih, dan biru. Ciri khasnya adalah mulutnya yang moncong meruncing.
5. Ular hijau
Ular ini hampir mirip dengan ular pucuk, warna tubuhnya dominan hijau. Ular ini termasuk ke dalam kategori ular berbisa lemah. Habitanya juga berada di pohon. Jika marah, ia akan membentuk huruf S untuk siap menyerang.
6. Ular tampar
Ular ini berbentk ramping dan panjang. Sering berada di semak-semak atau pepohonan pendek. Warnanya dominan cokal dan ada garis putih di tubuhnya. Meski bisanya tergolong lemah tapi mampu membunuh ular lainnya.
Baca juga:
Pengalaman seru dan menegangkan para penjinak ular dari SSR
Ini tips agar rumah tak dimasuki ular
Begini cara menangkap ular berbisa ala Sioux Snake Rescue
Awas, ular cobra & sanca juga banyak berkeliaran di kota
Kisah Elang Jawa, aktivis pecinta alam yang tergila-gila dengan ular
-
Kapan Jalur Lingkar Barat Purwakarta dibangun? Sebelum dibangun jalan lingkar pada 2013, Kecamatan Sukasari yang berada paling ujung di Kabupaten Purwakarta aksesnya tidak layak.
-
Kapan Ujung Kulon Janggan buka? Ujung Kulon Janggan dibuka mulai pukul 07.00 hingga 18.00.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Apa yang dilakukan Dudung Abdurachman di Pekan Raya Jakarta? Eks Kepala Staff Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman kedapatan menghabiskan waktu luang bersama keluarga. Dia memilih untuk berkunjung ke Pekan Raya Jakarta (PRJ).
-
Kapan Dudung Abdurachman mengunjungi Pekan Raya Jakarta? Terungkap, dia dan keluarga menikmati waktu untuk sekadar berkeliling ke salah satu event besar di Ibu Kota, PRJ yang diketahui berlangsung sejak 12 Juni hingga 14 Juli lalu.
-
Kapan Kota Tua Jakarta didirikan? Sejarah Kota Tua Jakarta berawal pada 1526, ketika Fatahillah, seorang komandan dari Kesultanan Demak, menyerang Pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan milik dari Kerajaan Pajajaran.