Ini golongan penonton sinetron paling banyak di indonesia
Kelas menengah kebawah akan senang menonton program-program yang disiarkan di televisi swasta meskipun kurang mendidik.
Sinetron-sinetron Indonesia yang kurang mendidik, akhir-akhir ini menguasai layar kaca setiap hari. Banyak pemilik stasiun televisi swasta yang mengejar akan adanya rating. Karena rating memberikan informasi pada produsen media mengenai tayangan mana saja yang mendapatkan perhatian paling banyak dari publik.
Direktur Remotivi, Muhamad Heychael menuturkan bahwa terdapat tiga unsur terjadinya sinetron Indonesia yang tidak mendidik dapat menguasai layar kaca setiap hari.
-
Siapa yang memerankan Putra di sinetron "Gadis Titisan Jawara"? Di sinetron Gadis Titisan Jawara, Fattah mendapat peran sebagai Putra. Ia beradu akting dengan Sandrinna Michellle hingga Flavio Zaviera.
-
Apa masalah yang dialami oleh TV? Salah satu masalah yang mungkin Anda temui adalah kondisi TV layar mati ada suara. Ini biasanya ditandai dengan suara tayangan yang terdengar jelas, namun layar TV tidak menampilkan gambar apa pun.
-
Kapan sinetron "Ganteng Ganteng Serigala" mulai tayang? Serial yang debut pada tahun 2014 ini memperkenalkan Aliando ke ranah perfilman Indonesia.
-
Kapan sinetron "Ganteng-Ganteng Serigala" ditayangkan? Sinetron legendaris "Ganteng-Ganteng Serigala" yang tayang pada rentang waktu 2014-2015 telah meninggalkan jejak yang mendalam dalam industri hiburan Indonesia.
-
Apa judul sinetron Indonesia dengan jumlah episode terbanyak? Tukang Ojek Pengkolan menjadi judul sinetron terpanjang dengan jumlah episode mencapai 3.522.
-
Apa peran Annisa Kaila di sinetron Satu Cinta Dua Hati? Annisa Kaila berperan sebgai Nayla di Satu Cinta Dua Hati.
"Sinetron-sinetron itu menguasai layar kaca, hal itu dimungkinkan antara lain karena mencari untung, KPI lemah, serta masyarakat yang terlalu antusias, kombinasi tiga hal itu yang membuat sinetron yang tidak bermutu merajai layar kaca. Seharusnya media, peran KPI dan Kominfo ikut berkontribusi mencegah adanya tayangan yang tidak bermutu tersebut," tuturnya kepada Merdeka.com melalui sambungan telefon, Kamis (13/5).
Sementara itu, komunitas jaringan siaran, Bayu Wardhana mengatakan bahwa saat ini mayoritas penonton di Indonesia adalah kelas B dan C. Kelas menengah kebawah akan senang menonton program-program yang disiarkan di stasiun televisi swasta meskipun program tersebut kurang mendidik. Hal itu dikarenakan merupakan hiburan satu-satunya bagi mereka.
"Penonton televisi Indoensia saat ini tingkat pendapatan sosialnya kelas B dan C, kelas menengah ke bawah, makanya mereka hanya menonton soal drama rumah tangga, tragedi rumah tangga. Kalau kelompok C gak punya pilihan lain selain hiburannya nonton tv. Berbeda dengan kelas A, jika kelas atas dapat langgan tv kabel, karena fungsi tv kabel tersebut ada edukasinya gak cuma hiburan, dan tv swasta kurang menaruh dimensi," ucap Bayu.
(mdk/rhm)