Ini jawaban lengkap Mabes TNI soal tudingan Kompol Budi saat razia
Kompol Budi mengaku uangnya diambil. Dia juga mengaku ada Serka TNI AL bilang 'Belum puas digebukin?'
POM TNI AL melakukan pemukulan kepada dua perwira menengah Kompol Teuku Arsya Khadafi dan Kompol Budi Hermanto. Awalnya, petugas gabungan POM TNI AL lakukan razia di Bengkel Cafe, Jakarta pada Sabtu malam kemarin.
Menurut versi polisi, anggotanya dipukuli sedang bertugas di cafe tersebut dan hendak mewawancarai seorang saksi. Tiba-tiba petugas razia datang dan memukul dua polisi itu sampai babak belur.
Korban bahkan menyebut uang dan cincin kawin ikut diambil oleh petugas POM TNI AL. Namun pernyataan ini dibantah oleh Mabes TNI. Pihak TNI justru menyatakan bahwa dua polisi itu tidak kooperatif saat hendak diperiksa oleh POM AL.
Menurut versi TNI, pemukulan terjadi karena polisi itu tak mau menunjukkan identitas hanya mengaku saja sebagai polisi. Bahkan TNI menyebut, saat hendak diperiksa polisi itu justru mengacungkan pistolnya ke arah petugas razia.
Berikut jawaban lengkap Kapuspen Mabes TNI Mayjen TNI Fuad Basya saat berbincang merdeka.com soal pemukulan tersebut, Rabu (11/2):
Katanya polisi ngaku enggak nodong senjata saat mau dirazia?
Senjatanya ada, ada foto, kita punya foto, data-data, lengkap, senjatanya semua ada dikasihkan, diserahkan
Lalu bagaimana Mabes TNI melihat kasus ini?
Jadi gini pertama ini bukan bukan pengeroyokan ini anggota TNI bukan melakukan pemukulan kepada polisi, betul terjadi pemukulan memang ini yang kita sesalkan, perlakuan anak-anak yang mukul ini, tapi ini bukan penangkapan terhadap anggota Polri karena Polri anak-anak kita juga. Terjadi penangkapan ini waktu kita belum tahu identitas mereka ini Polri. Saat ditangkap tanpa identitas, ketika diminta menunjukkan tapi tidak mau menunjukan identitas. Jangan-jangan ini tentara tapi ngaku polisi, kalau yang ngaku tentara memang sudah ada, ditangkap langsung di sana ada tiga.
Demikian juga sipil, yang memberikan identitas langsung ya ditinggal, kebetulan yang ini mengaku polisi, tapi diminta identitas tidak diberikan, bukan penangkapan polisi bukan. POM AL tangkap orang yang tidak memiliki identitas, namun saat diperiksa di dalam tasnya di sana betul polisi makanya langsung diserahkan (dilepas) paginya.
Namun demikian, apa yang juga dilakukan anak-anak dari TNI AL tindakan berlebihan, bahwa dia emosi segala macam POM kan memang enggak boleh seperti itu, saya sesalkan adik-adik kita dari Polri tidak mau perlihatkan identitas, enggak ada salahnya, kan sama-sama Arif. Jadi dua-duanya memang salah rekan saya di polisi tidak beri identitas anak-anak POM AL sampai memukul, mereka banyak enggak perlu dipukuli.
Polisi bilang POM AL ada yang ngambil duit saat razia?
Enggak mungkin siapa yang ambil, ambil uang gimana, mereka itu berpakaian dinas resmi, ada tulisannya POM, pakai helm, sebanyak 40 orang, ngapain curi uang Rp 3 juta, POM punya kode etik berdampak pada pelanggaran, masak iya curi uang, kalau mau curi uang ke bank saja.
Katanya di dalam tempat karaoke ada wanita-wanita, polisi sedang mabuk-mabukan?
Saya enggak mau menjelaskan tentang itu, tapi kalau ini berkembang, foto yang akan bicara. Kita enggak mau mencoba mengeleminasi hal ini, jangan sampai masalah ini jadi besar, kalau berkembang nanti larinya kemana-mana.
Polisi mau mengadu ke Komnas HAM soal pemukulan ini?
Enggak apa-apa itu hak mereka, enggak ada masalah ngadu Komnas HAM menuntut, itu hak mereka, nanti kita akan dibantu (siapkan) penasihat hukum. Kalau dia (POM AL) salah silakan diproses hukum. Kita serahkan saja kalau memang mau ke jalur hukum. Tapi nanti jadi saling bongkar kan enggak bagus.
Lalu gimana baiknya kedua belah pihak?
Kita coba sampaikan dengan baik kekeluargaan saya mengakui ada kesalahan anak-anak saya tapi tidak menutup juga kesalahan teman-teman di sana (polisi), apa salahnya menunjukkan identitas saat diperiksa petugas.
Mabes TNI sudah periksa POM AL yang lakukan pemukulan?
Oh sudah, sudah berjalan kita lihat nanti,
Sudah diberi sanksi?
Jawab: Ya belum dong, ini masih menunggu masih ada tuntutan yang sifatnya di luar, tapi sudah diperiksa semua, anak-anak itu 48 orang bukan ilegal, operasi itu bukan hanya TNI itu ada Polri juga, jadi bersama ada TNI, Polri juga, darat, laut dan udara. Ini operasi gabungan, anggota Polri juga mendatangi polisi berpangkat kompol itu, cuma tetap tidak mau berikan identitas.