Ini pengakuan Rasyid soal kecelakaan maut yang tewaskan 2 orang
Sebelum kecelakaan, Rasyid mengaku mengendarai mobilnya di lajur paling kanan dengan kecepatan 80 km/jam.
Sidang lanjutan terdakwa Rasyid Rajasa dalam kasus kecelakaan maut di Tol Jagorawi yang menewaskan dua orang kembali digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Timur. Sidang yang seharusnya memiliki agenda pemeriksaan saksi ahli diganti menjadi pemeriksaan terhadap putra Menko Perekonomian Hatta Rajasa itu.
"Karena saksi ahli tidak hadir, sidang kita lanjutkan menjadi pemeriksaan terdakwa," ujar Ketua Majelis Hakim J Soeharjono saat persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Cakung, Kamis (28/2).
Rasyid yang mengenakan kemeja lengan panjang berwarna biru, terlihat tenang saat menceritakan kronologi kecelakaan yang terjadi pada malam tahun baru itu.
"Sebelum kejadian saya sempat merayakan tahun baru di salah satu kafe di Kemang sekitar jam 11 malam. Saat berangkat saya dengan sopir lalu karena dia punya keluarga dan mau merayakan tahun baru akhirnya saya izinkan pulang," ujar Rasyid.
Rasyid melanjutkan, sekitar pukul 01.00 WIB, dia meninggalkan kafe dengan kekasihnya Prilia Qinanti. Rasyid lalu mengantarkan Prilia ke rumahnya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
Usai mengantar Prilia, sekitar pukul 05.00 WIB, Rasyid lantas mengemudikan mobilnya menuju rumahnya di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan dengan memilih melewati Tol Dalam Kota.
"Saya sampai pintu tol sekitar 10 menitan dari Tebet, sekitar pukul 05.45 WIB, baru terjadi kecelakaan, dan kejadiannya sangat cepat sekali. Sehingga saya tidak menyadarinya," kata Rasyid.
Rasyid mengaku, sebelum terjadi kecelakaan, dia mengemudikan mobil BMW X5 miliknya di lajur paling kanan dengan kecepatan 80 km perjam. Saat sedang fokus melihat jalan di depannya, Rasyid mengaku ada sebuah mobil yang tiba-tiba menyalipnya dari lajur sebelah kiri.
"Saat itu saya sedang menguap, tiba-tiba ada mobil yang menyelonong ke lajur saya. Dengan reflek saya lalu membuang setir ke kiri dan menyenggol mobil depan saya," jelasnya.
Saat menyenggol mobil di depannya, airbag di mobil Rasyid langsung mengembang. Setelah dia berhenti dan turun dari mobil, dia tidak melihat lagi keberadaan mobil yang disenggolnya.
"Saat saya turun dari mobil yang saya lihat hanya ada beberapa orang saja sedangkan mobil yang bersenggolan sudah tidak ada di depan saya," terang Rasyid.
Melihat banyak orang bergeletakan di depan mobilnya, Rasyid mengaku terkejut. Dia mengaku sempat memegang salah satu korban yaitu Reihan, balita yang meninggal usai kejadian. Rasyid mengaku keadaan Reihan saat itu masih hidup dan belum meninggal.
"Tidak beberapa lama lalu datang petugas PJR, DLLAJ, dan polisi. Saya lalu mengaku akan bertanggungjawab atas kejadian ini," jelas Rasyid.
Usai kejadian itu, Rasyid langsung menelepon keluarganya. Dia mengatakan bersedia untuk menanggung semua biaya pengobatan dan santunan buat korban yang meninggal.
"Pada saat itu saya tenang, saya menelepon orang tua saya meminta untuk mewakili saya untuk bertanggungjawab atas penguburan korban, pembiayaan rumah sakit, pembiayaan anak korban sampai kuliah, sampai dapat kerjaan sampai saat itu saya menyesali," katanya.