Ini Penjelasan BMKG Geger Bunyi Dentuman di Jawa Tengah
BMKG pun memastikan sumber suara dentuman tersebut bukan berasal dari gempa tektonik.
Badan Klimatologi, Meteorologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan suara dentuman didengar warga di sejumlah wilayah Jawa Tengah, Senin (11/5) dini hari, bukan berasal dari kejadian gempa tektonik. Bunyi dentuman itu didengar warga sekitar pukul 00.45 WIB sampai dengan 01.15.
"Setelah dilakukan pengecekan terhadap gelombang seismik dari seluruh sensor gempa BMKG yang tersebar di Jawa Tengah, hasilnya menunjukkan tidak ada catatan aktivitas gempa yang terjadi di Jawa Tengah," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan tertulis, Jakarta.
-
Dimana BMKG memprakirakan cuaca cerah? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di Jakarta dan Kepulauan Seribu cerah dan cerah berawan pada Sabtu (30/9).
-
Apa yang diimbau BMKG kepada pemudik yang akan melalui Jateng? Pada Minggu (7/4), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau pemudik khususnya yang mengendarai sepeda motor agar mewadahi potensi cuaca ekstrem dengan intensitas sedang-lebat yang disertai petir dan angin kencang di sejumlah wilayag Jateng.
-
Apa yang dilakukan BMKG terkait Siklon Tropis Yagi? Miming mengimbau masyarakat untuk tidak terpengaruh informasi yang kebenarannya masih diragukan terkait dampak siklon tropis itu di wilayah Indonesia dan terus mengikuti informasi perkembangannya yang terus dipantau BMKG.Hasil analisa perkembangan kondisi cuaca dan iklim juga akan selalu diinformasikan kepada masyarakat melalui aplikasi daring infoBMKG, media sosial infoBMKG atau langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.
-
Bagaimana MKMK dibentuk? Ketiga orang ini dipilih secara aklamasi oleh seluruh hakim konstitusi.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Kenapa BMKG meminta warga Pandeglang dan Lebak waspada? Ini kemudian memicu dampak yang signifikan yang perlu diperhatikan oleh masyarakat.
BMKG pun memastikan sumber suara dentuman tersebut bukan berasal dari gempa tektonik. Sebab jika sebuah aktivitas gempa sampai mengeluarkan bunyi ledakan, kata Daryono, artinya kedalaman hiposenter gempa tersebut sangat dangkal, dekat permukaan. Dan jika itu terjadi, menurut dia, maka akan tercatat oleh sensor gempa.
"Saat ini BMKG mengoperasikan lebih dari 22 sensor gempa dengan sebaran yang merata di Jawa Tengah. Sehingga jika terjadi gempa di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya maka dipastikan gempa tersebut akan terekam, selanjutnya diproses untuk kami tentukan magnitudo dan lokasi titik episenternya untuk diinformasikan kepada masyarakat," ujar Daryono.
Dia menjelaskan, bunyi ledakan akibat gempa sangat dangkal lazimnya hanya terjadi sekali saat terjadi patahan batuan dan tidak berulang-ulang. Kejadian itu seperti gempa dangkal yang mengeluarkan dentuman keras di Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang pada 17 Februari 2014.
Menurut dia, Gempa Lereng Merbabu saat itu memiliki magnitudo M 2,7 terjadi pagi hari pukul 06.01.19 WIB. Episenternya terletak pada koordinat 7,39 LS dan 110,48 BT dengan kedalaman 3 km. Seperti yang dilaporkan warga Desa Sumogawe, gempa yang merusak beberapa rumah ini diikuti suara dentuman keras hingga membuat warga resah, khawatir Gunung Merbabu akan meletus.
Dia menambahkan, ada beberapa kemungkinan penyebab suara dentuman saat terjadi gempa. Fenomena dentuman saat gempa dapat terjadi jika gempa memicu gerakan tanah berupa rayapan tiba-tiba dan sangat cepat di bawah permukaan.
"Kemungkinan lain berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif, dalam hal ini ada mekanisme dislokasi batuan yang menyebabkan pelepasan energi berlangsung secara tiba-tiba dan cepat hingga menimbulkan suara ledakan.
Apalagi jika terjadinya patahan batuan tersebut terjadi di kawasan lembah dan ngarai atau di kawasan tersebut banyak rongga batuan sehingga memungkinkan suaranya makin keras karena resonansi. Beberapa peristiwa gempa Bantul 2006 juga mengeluarkan bunyi dan sempat meresahkan warga saat itu. Namun suara dentuman yang terjadi tadi pagi dipastikan bukan dari aktivitas gempa tektonik."
Suara Dentuman Bikin Geger Warga di Solo saat Sahur
Suara dentuman keras terdengar warga Solo Raya, Senin (11/5) dini hari. Sejumlah warga mendengarkan suara tersebut saat sedang melakukan ronda malam maupun menyiapkan menu makanan untuk sahur.
"Saya tidak tahu tadi suara apa ya. Kayak dentuman. Kejadiannya sekitar jam 01.00 WIB," ujar Yuli, warga Kecamatan Grogol, Sukoharjo.
Anto Asmoro (45), warga Desa Menuran, Baki, Sukoharjo menuturkan, saat itu dirinya sedang meronda bersama warga lainnya. Menurutnya, suara yang ia dengar tidak terlalu keras, sehingga sejumlah warga lainnya tidak mendengarkan.
"Cuma sekilas saja mas, mungkin pada nggak dengar karena ada suara ronda dengan kentongan," katanya.
Bunyi dentuman juga ramai di bahas di media sosial. Salah satunya di akun Instagram @infocegatansolo. Seorang netizen asal Sragen mengabarkan ada suara seperti gluduk (petir) sekitar pukul 00.15 WIB.
"Min mou krungu suara koyo gludug banter ora sekitar jam 12.15an mau?," tulis salah satu netizen.
Postingan tersebut ditanggapi beragam oleh akun lainnya. Ada yang mendengar dan ada yang tidak. Banyak warga yang mengira hanya suara petir biasa. Namun ada warganet yang mengatakan melihat adanya meteor yang jatuh.
"Meteor jiglok (jatuh) mungkin... cleret ijo terlihat dari Polokarto," tulis akun @Iyan_2203.
Sejumlah warga lainnya menduga suara tersebut berasal dari Gunung Merapi yang mengalami erupsi. Namun kabar tersebut dibantah Kepala BPBD Boyolali Bambang Sinungharjo. Menurutnya aktivitas Gunung Merapi pada Minggu malam hingga Senin pagi ini landai.
"Saya tidak dengar ada suara dentuman. Kalau ada bukan dari Merapi, karena aktivitas Merapi landai, tidak ada erupsi," pungkas Bambang.
(mdk/gil)