Ini penyebab Ahok-Djarot berpotensi kalah di Pilgub DKI versi LSI
Ini penyebab Ahok-Djarot berpotensi kalah di Pilgub DKI versi LSI. Pilkada DKI Jakarta diprediksi bakal berlangsung dua putaran. Meski hasil survei menyatakan pasangan bakal calon Ahok-Djarot lolos dalam putaran pertama, LSI menyebut Ahok-Djarot berpotensi kalah di Pilgub DKI nanti.
Pilkada DKI Jakarta diprediksi bakal berlangsung dua putaran. Meski hasil survei menyatakan pasangan bakal calon Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Syaiful Hidayat lolos dalam putaran pertama, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebut Ahok-Djarot berpotensi kalah di Pilgub DKI nanti.
Tim peneliti LSI Adjie Alfaraby menuturkan ada beberapa faktor yang membuat popularitas Ahok-Djarot terus merosot. Bahkan, sejak bulan Maret 2016, Ahok dianggap sebagai musuh bersama (Common Enemy) oleh warga Jakarta khususnya di media sosial.
"Ada empat alasan mengapa Ahok menjadi Common Enemy, data ini diperoleh melalui riset kualitatif. Pertama, akibat isu kebijakan publik (penggusuran dan reklamasi) yang tak disukai," kata Adjie di Kantor LSI, Jakarta, Selasa (4/10).
Kedua, menyangkut karakter Ahok yang kasar dan arogan. Sikap mantan Bupati Belitung Timur itu dianggap bukan tipe pemimpin yang layak memimpin Jakarta.
"Belum lagi sikapnya yang dinilai tidak konsisten, suatu ketika mencerca partai politik dan hanya ingin maju lewat jalur independen. Namun selanjutnya ia berjuang mencari dukungan partai politik," ujar dia.
Kemudian, alasan ketiga dari hasil riset LSI sekitar 40 persen pemilih yang beragama muslim di DKI tidak bersedia dipimpin oleh Ahok yang beragama non muslim. Mereka berupaya keras agar Ahok kalah dan tidak memimpin Jakarta.
Sementara alasan terakhir lantaran adanya kompetitor baru atau pasangan bakal calon baru yang bisa dipilih warga Jakarta. Pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni menjadi alternatif pemilih yang pro atau pun kontra Ahok.
"Hadirnya kompetitor yang fresh, Agus Harimurti dan Anies Baswedan dua figur ini belum dibicarakan dua bulan lalu. Kehadiran mereka kini bisa mengambil banyak pemilih yang dulu pro Ahok," pungkas Adjie.
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) melakukan survei terhadap 440 responden terkait Pilkada DKI 2017. Survei itu digelar sejak 28 September-2 Oktober 2016 menggunakan metode multi-stage random sampling.
Baca juga:
Ruhut mau jadi jurkam Ahok, NasDem bilang 'cerdas & realistis'
LSI: Ahok potensi kalah, Agus bisa jadi kuda hitam di Pilgub DKI
Waketum Demokrat sebut Ruhut mangkir dari panggilan Komwas
Ahmad Basarah sebut Ruhut berpeluang jadi tim sukses Ahok-Djarot
PDIP terbuka jika Ruhut ingin jadi jurkam Ahok-Djarot
-
Siapa yang melakukan survei LSI? Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis peta dukungan apabila Pilpres 2024 berlanjut ke putaran kedua. Dengan posisi pasangan nomor urut dua Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dipastikan melaju ke putaran kedua.
-
Kapan LSI melakukan survei? “Kalau melihat data-data ini, yang belum menentukan pilihan untuk pilihan kedua masih sangat besar. Itu berarti dinamika dukungan masih sangat tinggi,” Adapun survei ini dilakukan pada awal Desember 2023, memakai metode random digit dialing (RDD) dengan teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
-
Kapan survei LSI Denny JA dilakukan? Sebagai informasi, survei LSI Denny JA ini dilakukan mulai 26 Januari hingga 6 Februari 2024.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada Jateng berdasarkan survei LSI? Survei LSI: Kaesang Unggul di Pilkada Jateng Berkat Pengaruh Presiden Jokowi Djayadi menegaskan, Pilkada Jawa Tengah masih sangat cair.
-
Kapan survei Indikator Politik Indonesia dilakukan? Survei tersebut melibatkan 810 responden dengan metode simple random sampling dan margin of error sekitar 3,5 persen.
-
Apa hasil survei LSI mengenai pasangan Kaesang-Ahmad Luthfi? Lembaga Survei Indonesia (LSI) mencatat, jika Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep dipasangkan dengan Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi akan menjadi duet paling unggul di Pilkada Jawa Tengah. Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan, menjelaskan jika dilakukan simulasi tiga pasangan maka duet Kaesang-Ahmad Luthfi akan unggul sebesar 41,9 persen.