Ini rekonstruksi pembunuhan anggota geng motor dekat Masjid Istiqlal
Apay sempat memunculkan kepalanya ke permukaan. Namun dia malah dilempari batu oleh Sigit, Levi, dan Rizki.
Muhammad Levi (31), pembunuh Muhammad Fatoni alias Apay tampak menangis menjalani rekonstruksi di Kali Ciliwung, Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Rekonstruksi dimulai saat Levi datang ke lokasi Sahur On The Road (SOTR) di Masjid Istiqlal pada Selasa, 14 Juli 2015.
Awalnya Levi selaku pemimpin geng motor Anak Merdeka Kalisari (Amerika) datang bersama teman satu gengnya ke Masjid Istiqlal usai mengadakan acara Sahur On The Road (SOTR) di Ciracas.
Di Istiqlal, Levi bertemu dengan Apay. Diketahui saat itu Apay baru bergabung dua hari bersama geng motor tersebut. Sebelumnya, Apay merupakan anggota kelompok geng motor TB (Tukang Beling) yang merupakan musuh bebuyutan geng motor Amerika.
Ketika tiba di Masjid Istiqlal, Levi ditemani Rizki alias Bagol pun bertemu dengan Apay yang sudah ada di lokasi sebelumnya. Mereka pun berbincang-bincang membicarakan soal pembagian kupon.
Tiba-tiba, salah satu anggota geng Amerika bernama Sigit alias Cemong memberi tahu kepada Levi bahwa Apay merupakan anggota geng motor TB.
Mengetahui hal tersebut, Levi menanyakan korban apakah benar ia anak dari geng motor TB. Korban mengakui bahwa ia pernah bergabung dengan geng TB, namun saat ini sudah tidak lagi lantaran sudah pindah rumah.
Rupanya, Levi tidak percaya dengan pernyataan Apay. Dia meminta untuk mengecek handphone milik Apay.
Ketika Apay ingin memberi handphonenya kepada Levi. Tiba-tiba ada panggilan masuk tanpa nama dari HP Apay, Levi pun menanyakan siapa yang meneleponnya. Apay pun mengaku tidak tahu siapa yang menelepon.
Levi pun mengangkat panggilan masuk dari handphone. Diketahui ternyata panggilan itu berasal dari Petot, pemimpin geng TB yang dulu pernah memukul dan membacok Levi.
Mengetahui hal tersebut, Sigit pun melakukan pukulan di muka dan kepala bagian atas kepada Apay. Karena sudah ketahuan, Apay pun melarikan diri dan langsung dikejar Sigit.
Apay pun terus berlari, sehingga Levi dan Rizki pun turut membantu Sigit mengejar Apay. Karena panik terus dikejar, Apay pun menceburkan diri ke Kali Ciliwung.
Diketahui, Apay sempat memunculkan kepalanya ke permukaan. Namun dia malah dilempari batu oleh Sigit, Levi, dan Rizki hingga beberapa kali. Akhirnya, karena terus dilempari batu, Apay pun tewas.
"Saya hanya melempari Apay sekali. Rizki juga begitu. Karena posisinya kami berdua tidak kenal dengan Apay sebelumnya. Yang paling banyak melempari batu itu Sigit," tutup Levi.