Intervensi Stunting, Pj Wali Kota Tarakan Pantau Pemberian Makanan Tambahan Pada Balita
Pj Wali Kota Tarakan Bustan memantau pemberian makanan tambahan kepada balita di Posyandu Mataram Kampung Satu Skip.
Pj Wali Kota Tarakan Bustan memantau pemberian makanan tambahan di Posyandu Mataram Kampung Satu Skip.
- Pj Wali Kota Tarakan Buka Sosialisasi Pengawasan dan Pemantauan Orang Asing
- Pj Wali Kota Tarakan Sebut Salah Satu Cara Tingkatkan Kesejahteraan Petani Hindari Tengkulak
- Cerita Polisi di Padang Peduli Stunting, Rela Sisihkan Gaji Demi Beri Makanan Bergizi ke Anak yang Membutuhkan
- Pj Wali Kota Tarakan: PKH Wujudkan Kesejahteraan Masyarakat
Intervensi Stunting, Pj Wali Kota Tarakan Pantau Pemberian Makanan Tambahan Pada Balita
Pemerintah Kota Tarakan terus melakukan intervensi kasus stunting dengan melakukan beberapa kebijakan, salah satunya melibatkan pihak swasta melalui program CSR (Corporate Sosial Responsibility). Saat ini prevelensi stunting di Tarakan mencapai 14,6 persen dari populasi, diharapkan akhir 2024 sudah bisa di bawah 14 persen.
Kamis pagi (27/6/2024) Penjabat (Pj) Wali Kota Tarakan, Bustan melakukan pantauan penanganan stunting di beberapa posyandu, seperti di Kelurahan Mamburungan Timur dan Kampung Satu Skip. Kegiatan ini untuk memastikan program pemberian makanan tambahan kepada balita bisa berjalan dengan baik.
"Sekarang kita melakukan intervensi stunting, hari ini bisa kita lihat di posyandu ada pendataan, pengukuran tinggi, lingkar kepala, dan pemberian makanan tambahan. Kementerian Kominfo saat ini juga sedangdi Tarakan khusus memonitor kegiatan intervensi stunting yang dilakukan Pemkot Tarakan," terangnya.
Ditegaskan Bustan, pihaknya terus melakukan gerakan menciptakan program di beberapa OPD (Organisasi Perangkat Daerah), untuk terus menurunkan angka stunting, sesuai arahan dari presiden dan menteri dalam negeri.
"Selain itu, penanganan stunting ini juga menjadi 10 program kerja Pj wali kota, bagaimana upaya kongkrit dalam penurunan stunting. Makanya kita kolaborasi lintas perangkat daerah, termasuk penganggaran dari APBD dan kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, maupun pemerintah pusat serta masyarakat, untuk sama-sama ke posyandu melakukan penimbangan balita, pengukuran lingkar kepala, dan makan–makanan bergizi. Bukan hanya balita, ibu-ibu hamil juga datang untuk pencegahan terkait dengan stunting," bebernya.
Dari empat kecamatan yang ada, Tarakan Timur menjadi daerah tertinggi kasus stunting tepatnya di Kelurahan Pantai Amal.
Hal ini dikarenakan adanya migrasi penduduk, dimana kawasan Pantai Amal menjadi centra budidaya rumput laut, di mana saat harga naik banyak pendatang untuk menjadi buruh memasang bibit.
"Misalnya dari Sulawesi datang kesini untuk menjadi buruh rumput laut, namun ketika harga turun mereka kembali ke daerahnya masing-masing atau pindah ke kabupaten disekitar Tarakan. Meskipun balita disana terkadang tidak masuk data kependudukan, tetapi kita terus melakukan pencegahan dan upaya penurunan," tegasnya.
Sedangkan untuk peran swasta juga sangat dibutuhkan, terutama program CSR untuk ikut membantu menangani stunting.
"Di Mamburungan ada peternak ayam petelur, ketika ayamnya sudah tidak produktif diberikan ke posyandu untuk diolah menjadi makanan bergizi untuk balita yang ada disana. Makanya saya minya seluruh kelurahan melakukan inovasi, sehingga pembiayaan penanggulangan stunting tidak hanya dari APBD tetapi melihatkan program CSR," pungkasnya.