Cerita Polisi di Padang Peduli Stunting, Rela Sisihkan Gaji Demi Beri Makanan Bergizi ke Anak yang Membutuhkan
Kepeduliannya terhadap stunting di Padang berangkat dari pengalaman masa kecil yang hidup berkekurangan. Ia ingin anak-anak bisa mendapatkan makanan bergizi
Seorang anggota kepolisian dari Polsek Lubuk Begalung (Lubeg), Padang, Sumatera Barat, Aipda Dian Wihendro Ratno, menjadi sosok yang menginspirasi. Ia semangat memberantas stunting pada anak-anak, dengan membagikan makanan yang sehat dan bergizi.
Mimpinya menekan penyebaran stunting di wilayah kerjanya tak main-main. Aipda Dian, rela menyisihkan gajinya untuk alokasi makanan dan mengedukasi ke keluarga dengan anak yang mengalami gangguan pertumbuhan.
-
Siapa yang terlibat dalam penanganan stunting? Hasto berbagi strategi penanganan stunting dan intervensi yang dilakukan tepat sasaran kepada Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Aceh.
-
Bagaimana Pemkot Bandung menurunkan angka stunting? Pemerintah Kota Bandung sudah menuangkannya dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) 2024-2026 antara lain: menurunkan angka kematian Ibu, menurunkan angka kematian bayi, menurunkan prevalensi stunting, menurukan angka kejadian penyakit, serta meningkatkan indeks kepuasan masyarakat.
-
Kenapa stunting jadi perhatian di Kecamatan Buahbatu? Sebab jika tidak ditangani akan berpengaruh ke masalah kesehatan dan kebutuhan gizi di masa pertumbuhan.
-
Siapa yang jadi bapak asuh anak stunting? “Alhamdulillah, tak kurang dari 227 orang, baik dari unsur pimpinan maupun pegawai BPIP, telah berkomitmen untuk menjadi bapak asuh anak stunting.
-
Siapa yang menangani stunting? 'Tatalaksana stunting dilakukan dokter spesialis anak berupa asuhan nutrisi pediatrik, yang terdiri dari 5 langkah, yaitu penilaian adakah penyakit medis dan status gizi, penentuan kebutuhan kalori dan protein, penentuan rute pemberian nutrisi, pemilihan jenis nutrisi (makanan padat dan PKMK), serta pemantauan dan evaluasi.'
-
Dimana stunting terjadi di Indonesia? Pemerintah Kabupaten Kudus di Provinsi Jawa Tengah menargetkan angka kasus stunting di wilayahnya turun menjadi nol pada 2024.
Buah kerjanya pun tak sia-sia, karena angka anak yang mengalami hambatan pertumbuhan di Kecamatan Lubuk Begalung berhasil ditekan secara signifikan.
Kepeduliannya ini ternyata berangkat dari pengalaman Aipda Dian saat masih kecil yang hidup di tengah keluarga dengan kondisi ekonomi di Bawah. Berikut kisah inspiratifnya.
Berangkat dari Kehidupan Masa Kecil yang Serba Kekurangan
Kepedulian Aipda Dian Wihendro Ratno terhadap tingginya angka stunting di Padang ternyata berangkat dari pengalaman masa kecilnya. Dahulu, ia hidup dalam kondisi ekonomi keluarga yang serba kekurangan.
Orang tuanya hanyalah buruh bangunan dan pekerja kasar di kapal laut, sehingga penghasilannya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan makanan yang bergizi seimbang.
“Kita kan dari keluarga susah juga ya sebelumnya, orang tua itu kan tukang dan buruh kapal di muara Padang,” kata dia, mengutip Youtube Liputan6 SCTV, Selasa (16/10).
Ingin Anak-anak di Kecamatannya Bisa Mengkonsumsi Makanan Bergizi
Dari keadaan prihatin di masa kecil inilah, dirinya kemudian berkeinginan untuk memerangi angka stunting yang ternyata cukup tinggi di wilayahnya.
Aipda Dian kemudian memulainya dengan sederhana, yakni dengan menyisihkan pendapatannya sebagai anggota kepolisian untuk membelikan makanan sehat seimbang.
“Setelah itu, rasanya punya hati yang keras untuk membantu anak-anak yang kurang gizi dengan memberikan makanan-makanan bergizi,” terangnya.
Mendatangi Rumah-rumah Warga yang Memiliki Anak Stunting
Untuk penyediaan makanan, Aipda Dian biasa membelikan beberapa makanan dan minuman mulai dari telur, daging yang diolah menjadi sup serta sayur mayur.
Kemudian, ia membagikannya ke rumah-rumah warga yang tercatat memiliki anak dengan kondisi gangguan pertumbuhan atau stunting.
“Setelahnya, kami bagikan ke rumah-rumah warga dengan anak stunting yang ada di bawah naungan pihak kita,” katanya.
Angka Stunting Turun Drastis
Setelah berjalan 9 tahun sejak 2015, langkahnya memberantas stunting mulai membuahkan hasil. Meski belum maksimal, namun dirinya percaya upaya kecil ini bisa mengembalikan kondisi anak-anak sehingga menjadi lebih sehat di masa pertumbuhannya.
Mengutip RRI, seorang ibu rumah tangga bernama Yusma di Lubuk Begalung turut merasakan bantuan dari Aipda Dian. Kondisi keuangan keluarga yang berkekurangan, membuatnya tak mampu memenuhi gizi bagi anak-anknya.
Dirinya sangat berterima kasih, terlebih selama ini ia tak pernah tersentuh bantuan dari pemerintah Program Keluarga Harapan (PKH).
Membuahkan Penghargaan
Kerja kerasnya lantas berbuah penghargaan dari Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Provinsi Sumatera Barat serta dari Pemerintah Daerah setempat.
Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar, Fatmawati, kemudian mengucapkan terima kasih atas upaya pihak kepolisian dari Aipda Dian untuk terus mengayomi masyarakat dengan memberikan bantuan makanan bagi anak-anak stunting.
Kemudian, apresiasi juga disampaikan oleh Camat Lubuk Begalung, Andi Amir, yang merasa terbantu dengan adanya Aipda Dian dalam mengatasi permasalahan gizi di wilayahnya. Aipda Dian kini diganjar penghargaan dari BKKBN Nasional sebagai Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).