Jalur wisata Jolotundo Trawas putus tertutup longsor
Jalur wisata Jolotundo Trawas putus tertutup longsor.Tanah longsor juga terjadi di jalan alternatif Mojokerto Cangar, Batu, di lereng Gunung Welirang kawasan Desa Pacet, Mojokerto. Ada 4 titik longsoran. Tim BPBD, petugas Tahura, TNI dan Polisi serta relawan dibantu warga setempat, langsung melakukan pembersihan.
Longsor terjadi di 6 titik di jalur wisata Petirtaan (pemandian) Jolotundo, di kawasan Desa Jolotundo dan Desa Kedungudi Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jatim. Longsoran memutus akses jalan dari Trawas menuju lokasi Wisata Petirtaan Jolotundo. Untuk membersihkan longsoran, didatangkan satu ekskavator ke lokasi.
Iwan Abdilah, Camat Trawas, mengatakan, sebelum terjadi longsor, wilayah Trawas diguyur hujan deras cukup lama sejak Selasa sore (28/2). Hujan intensitas tinggi ini, membuat tanah tebing di kaki gunung penanggungan tergerus dan longsor. Longsoran menutup seluruh badan jalan sehingga tidak bisa dilewati mobil maupun sepeda motor.
"Ada 6 titik tebing yang longsor, 2 titik di Desa Jolotundo, dan 4 titik di Desa Kedungudi. Longsoran berupa tanah dan bebatuan, sehingga tidak bisa dibersihkan secara manual," kata Iwan Abdila, Rabu (1/3).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Muhammad Zaini mengatakan, tanah longsor yang paling parah di jalan Trawas Ngoro, akses menuju wisata Jolotundo. Masuk wilayah Desa Kedungudi. Tanah dan bebatuan besar menutup seluruh badan jalan yang menjadi akses warga kecamatan Ngoro dan Trawas sepanjang 15 meter, ketebalan sekitar1 meter.
"Untunya tidak ada korban jiwa, jalur antar Kecamatan tertutup total. Tapi ada jalur alternatif memutar lewat Desa Sugeng ( Trawas), sekitar 10 kilometer untuk aktifitas warga. Di simpang jalan menuju lokasi longsor sudah dipasang tulisan, supaya masyarakat mencari jalur alternatif dan menghindari jalan ini, terangnya.
Masih kata Zaini, untuk membersihkan material longsoran, sekitar pukul 10.00 WIB, didatangkan alat berat untuk melakukan pembersihan. Supaya lebih cepat, ditambah satu alat berat lagi karena kawatir hujan dan mengganggu proses pembersihan.
"Mudah mudahan tidak diburu hujan, supaya proses pembersihan material longsor tidak terganggu dan cepat selesa," tambahnya.
Menurutnya, tanah longsor juga terjadi di jalan alternatif Mojokerto Cangar, Batu, di lereng Gunung Welirang kawasan Desa Pacet, Mojokerto. Ada 4 titik longsoran. Tim BPBD, petugas Tahura, TNI dan Polisi serta relawan dibantu warga setempat, langsung melakukan pembersihan. Tidak lama, jalan sudah normal dan bisa dilewati kendaraan.
"Tanah longsor terjadi karena intensitas hujan cukup tinggi mengakibatkan tanah gembur. Selain itu kemungkinan pepohonan di areal ini kurang. Idealnya minimal 400 batang pohon perhektar, namun tidak sampai 400 pohon," tambahya
Zaini juga mengimbau masyarakat supaya lebih hati hati yang akan melintas di jalur rawan longsor. Terutama saat cuaca buruk atau hujan dengan intensitas tinggi.
"Masyarakat harus ekstra waspada, karena berdasarka informasi dari BMKG potensi hujan tinggi diperkirakan sampai Maret ini. Wilayah Mojokerto berpotensi tanah longsor dan banjir," pungkas Zaini.