Janji Mario sebelum wafat, belikan smartphone buat anak sulung
Talla nampak belum paham ayahnya meninggal dalam tugas.
Mario Rheso Buntoro (36 tahun), salah satu teknisi Trigana Air yang turut tewas dalam kecelakaan penerbangan pesawat ATR 42-300 dari Jayapura menuju Oksibil, Papua, sempat berjanji bakal memberikan hadiah buat anak sulungnya, Muhammad Attala. Sebab, tepat hari ini, Talla, sapaan Muhammad Attala, berulang tahun.
Hari ini, Talla menginjak umur tujuh tahun. Sebelum berangkat bertugas ke Papua pada Jumat (14/8), Mario ingin sekali memberi hadiah Talla sebuah ponsel pintar tablet, tepat di hari ulang tahunnya.
"Itu pesannya. Jadi kami memutuskan untuk membelikan karena itu pesannya sebelum pergi," kata adik ipar Mario, Ahmad Zakaria (30 tahun), di Depok, Rabu (19/8).
Zakaria pun tak kuasa melihat keponakannya harus kehilangan ayahnya di usia belia. Buat menghibur Talla, dia memberikan kejutan berupa kue ulang tahun.
Meski begitu, di tengah suasana duka, Talla tak terlihat muram. Nampaknya dia belum begitu paham kalau ayahnya telah meninggal.
"Dia ya seperti anak-anak lainnya. Dia belum begitu paham. Baru semalam dia tanya soal tulisan turut berduka di karangan bunga. Setelah dijelaskan, dia langsung menangis," ujar Zakaria.
Ditemani ibunya, Rani Annisa, dan para kerabat, Talla menerima kue yang dibelikan untuknya. Namun, Talla terlihat tak begitu bersemangat.
Semasa hidup, Mario memang tidak pernah membuat acara khusus buat merayakan ulang tahun anaknya. "Enggak pernah sih. Ya cuma biasa-biasa saja," ujar Zakaria.
Mengenai kondisi Rani, Zakaria mengatakan, kakaknya sudah jauh lebih tegar dari sebelumnya. Sejak dikabarkan lokasi jatuhnya pesawat membawa Mario, Rani sudah terlihat agak tenang. Hanya saja dia belum tahu pasti kapan jenazah suaminya akan diterbangkan ke Jakarta.
"Masih menunggu kabar dari Jayapura. Kalau sudah selesai baru diterbangkan. Kami masih menunggu," lanjut Zakaria.
Sementara itu, kerabat dan rekan-rekan Mario masih terlihat mengunjungi rumah duka di Griya 8, Cinere, Depok. Mario dikenal sosok yang pandai bersosialisasi dan tak segan berbincang dengan siapapun. Bahkan, kuli bangunan sedang bekerja di samping rumahnya pun kaget mendengar berita itu. Mario tak segan nongkrong bareng para pekerja bangunan itu dan sekedar minum kopi bersama.