Jatuh satu, TNI AU belum berencana tambah pesawat Golden Eagle
TNI AU akan mengoperasikan T-50i yang masih ada. Atraksi akrobatik pun tetap dilanjutkan.
Pesawat jet latih militer T-50i Golden Eagle milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara jatuh di Lanud Adi Sucipto, Yogyakarta, Minggu (20/12), dan menewaskan dua awak. Pihak TNI AU belum berencana mengganti pesawat yang jatuh dengan yang baru.
"Kami belum mau beli lagi, yang ada sekarang ini dipakai saja," kata Kadispen TNI AU, Marsekal Madya Dwi Badarmanto pada wartawan, Senin (21/12).
Di Skuadron XV Madiun masih ada 15 pesawat Golden Eagle masih bisa digunakan. Pesawat itu dibeli dari Korea Aerospace Industry, Korea Selatan, tiga tahun lalu.
"Kita beli lengkap, satu skuadron, total satu lost. Sisa ini yang masih akan dipakai untuk latihan," ujar Dwi.
Dwi pun memberikan semangat kepada penerbang lainnya supaya terus berlatih. Dia juga mengatakan, kegiatan akrobatik seperti dilakoni Letkol Penerbang Marda Sarjono, dan Kapten Dwi Cahyadi akan tetap digelar.
"Kita berpesan agar tetap semangat. Tetap akan ada aksi akrobatik seperti ini, tapi tentu harus mengutamakan keselamatan," ucap Dwi.
Mabes TNI AU juga telah menerjunkan tim menyelidiki kecelakaan pesawat itu. Tim akan bekerja tanpa batas waktu yang ditentukan.
"Tidak ada target waktu, kalau memang setahun baru diketahui ya tidak apa-apa. Kita tidak bisa memberi target, sebulan harus selesai atau gimana," lanjut Dwi.
Saat ini, lokasi tempat jatuhnya pesawat pun masih dijaga oleh anggota TNI AU. Puing-puing pesawat juga belum dipindahkan karena menunggu investigasi selesai dilakukan.
"Kalau puingnya itu ada banyak. Kita tidak bisa sebutkan berapa. Yang jelas investigasi saat ini sudah berjalan, kita belum bisa tahu apa penyebabnya," kata Kepala Staf TNI AU, Marsekal Agus Supriyatna.