Jawaban Surya Paloh saat dicurigai terlibat korupsi bansos Sumut
Surya Paloh keluar dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), usai lebih dari dua jam penyidik.
Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh merasa aneh dengan kecurigaan publik soal pemanggilannya ke KPK terkait kasus dugaan korupsi dana bantuan sosial (Bansos) Sumatera Utara. Meskipun dalam kasus itu mantan sekretaris jendral partainya sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Dalam kasus ini, Jaksa Agung HM Prasetyo sekaligus kader Partai NasDem juga dicurigai ikut berperan. Apalagi kasus tersebut, sebelum KPK menangkap Gubernur Sumut Gatot Pudjo Nugroho sebagai tersangka, sedang dipegang Kejaksaan Agung.
Surya menyayangkan opini yang berkembang tidak sesuai fakta. "Itulah, sebagai suatu bangsa kita selalu menempatkan faktor kecurigaan itu di depan. Lalu, tingkat obyektifitas dan fakta di belakang. Nah ini, ini salah. Tidak ada kaitannya. Dan saya pastikan itu. Dan insya Allah barangkali penyidik KPK profesional, bisa memilah, bisa melihat. Sejauh mana kehadiran saya memberi penjelasan pada malam ini," kata Surya di Gedung KPK, Jumat (23/10).
Sebelumnya, Surya Paloh keluar dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), usai lebih dari dua jam penyidik. Dia keluar sekitar pukul 23.00 WIB.
Surya membenarkan bahwa materi pemeriksaan terkait kasus dugaan korupsi bansos Sumatera Utara, yang melibatkan mantan Gubernur Sumatera Utara Gatot Pudjo Nugroho dan mantan Sekjen Partai NasDem Patrice Rio Capella. Pertanyaan penyidik terutama saat pertemuan di markas partainya.
"Materi pertanyaan seputar pertanyaan kasus Pak Gatot, Rio Capella khususnya pertemuan yang ada di kantor DPP NasDem," kata Surya.
Kasus dugaan korupsi dana bantuan sosial (Bansos) Sumatera Utara, mulai memasuki babak baru. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya menetapkan mantan Sekjen Partai NasDem Patrice Rio Capella dan periksa Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh.