Jelang Iduladha, Banyuwangi Periksa Kondisi Ternak dan Beri Sertifikat Veteriner
Usai menyatakan ternak yang dijual dalam kondisi sehat, Dispertangan memberikan sertifikat veteriner kepada pedagang. Sertifikat itu sebagai bukti bahwa ternak-ternak di lokasi penjualan telah dicek oleh petugas kesehatan hewan.
Petugas kesehatan hewan Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi turun mengecek kesehatan hewan kurban sepekan sebelum Idul Adha, Kamis (22/6).
Sasaran pengecekan adalah ratusan pedagang hewan kurban dadakan di 25 kecamatan di Banyuwangi. Para pedagang dadakan itu umumnya menggelar lapak di kanan-kiri jalan raya.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa KIK Pecel Rawon penting bagi Banyuwangi? “Alhamdulillah, satu persatu kita berhasil menginventarisir warisan kekayaan tradisional kita. Kali ini pecel rawon sudah sah diakui berasal dari Banyuwangi,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
Di area kota, Dispertangan menerjunkan dua tim untuk memantau puluhan tempat penjualan ternak pinggir jalan. Hingga siang hari, petugas belum menemukan ternak yang tak sehat.
"Minggu kemarin kami sudah periksa ke ternak-ternak di pedagang besar. Mulai hari ini, kami menyasar pedagang-pedagang kecil," kata Plh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Nanang Sugiharto.
Dalam pemeriksaan itu, petugas mengecek satu per satu ternak yang dijajakan oleh pedagang dadakan.
Pengecekan meliputi kondisi fisik ternak yang mayoritas berupa kambing dan domba. Petugas memastikan kambing dan domba yang dicek giginya tanggal, kondisinya aktif, dan bulunya klimis atau mengkilap.
Usai menyatakan ternak yang dijual dalam kondisi sehat, Dispertangan memberikan sertifikat veteriner kepada pedagang. Sertifikat itu sebagai bukti bahwa ternak-ternak di lokasi penjualan telah dicek oleh petugas kesehatan hewan.
Menurut Nanang, pengecekan dilakukan agar warga yang hendak berkurban mendapat kepastian bahwa hewan yang mereka beli memenuhi syarat untuk menjadi diqurbankan.
"Kali ini pengecekan ante mortem, yakni sebelum hewan kurban disembelih. Pengecekan yang sama juga akan kami lakukan menjelang hari raya. Sasarannya nanti tempat-tempat penyembelihan," kata dia.
Selain itu, petugas kesehatan hewan juga akan melakukan pengecekan post mortem, yakni setelah ternak disembelih.
Pemeriksaan ante mortem dan post mortem saat hari raya bakal dilakukan oleh ratusan petugas gabungan. Bukan hanya petugas Dispertangan, tapi juga anggota perhimpunan dokter hewan serta mahasiswa dan pengajar di Universitas Airlangga yang ada di Banyuwangi.
"Kami juga sosialisasi ke juru sembelih hewan dan ke masjid-masjid yang biasanya menggelar kurban soal bagaimana cara menyembelih yang sesuai syariat Islam," sambungnya.
Salah satu pedagang ternak dadakan, Fahmi Himawan, menjelaskan, gairah pembeli ternak pada tahun ini meningkat. Hingga sepekan sebelum Hari Raya Kurban, ia telah menjual 80-an ekor.
Padahal, ramai-ramainya pembelian biasanya dimulai pada H-6.
"Tahun lalu sepanjang Idul Adha saya menjual 150an ekor kambing dan domba. Tahun ini sepertinya akan lebih banyak," kata Fahmi Himawan, pedagang kambing dadakan di Jalan Kepiting.
Di tempat itu, Fahmi menjual kambing dan domba dengan berat antara 25-30 kilogram ke atas. Harganya bervariasi antara Rp 2,7 juta hingga Rp 3,5 juta.
Harga pada Lebaran Besar tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan harga di atas 10 persen.
"Naiknya sekitar Rp 400 ribu. Jadi apabila sebelumnya harganya Rp 3 juta, tahun ini jadi Rp 3,4 juta," tambah dia.
Untuk stok di lapak dadakan itu, Fahmi mendatangkan ternak-ternak dari berbagai daerah di Banyuwangi.
(mdk/hhw)