Jika pakai jubir, Ahok dianggap Hanura tak menarik lagi
Jika pakai jubir, Ahok dianggap Hanura tak menarik lagi. Ketua DPP Partai Hanura Dadang Rusdiana mengaku tidak setuju Ahok menggandeng jubir. Menurutnya, keberadaan jubir justru akan membuat karakter khas Ahok menjadi hilang.
Sudah menjadi rahasia publik bahwa Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) terkenal sebagai sosok yang lugas, ceplas ceplos dalam melontarkan pernyataan. Tak sedikit pernyataan Ahok yang menjadi kontroversi. Terbaru, ucapan Ahok yang mengutip surah Al Maidah terkait pencalonannya di Pilgub DKI menuai kecaman sejumlah pihak.
Ahok bahkan dilaporkan ke polisi karena diduga menistakan agama. Takut elektabilitasnya merosot, PDIP melarang Ahok untuk melakukan wawancara dengan wartawan. Ada pula usulan agar Ahok sebaiknya menggandeng juru bicara.
Ketua DPP Partai Hanura Dadang Rusdiana mengaku tidak setuju Ahok menggandeng jubir. Menurutnya, keberadaan jubir justru akan membuat karakter khas Ahok menjadi hilang.
"Kalau pakai jubir justru karakter khas Ahok yang lugas dan blak-blakan menjadi tidak menarik lagi. Itu kan yang membuat orang senang, selain tentunya yang berpengaruh besar adalah kinerjanya yang baik dan tak ada kompromi dengan korupsi," kata Dadang saat dihubungi, Kamis (13/10).
Dadang beranggapan Ahok bukan orang baru dalam dunia politik dan birokrasi. Sehingga, Ahok pasti akan mengambil hikmah dan pelajaran dari polemik surah Al Maidah untuk memperbaiki dan menjaga ucapannya.
"Saya kira dengan kejadian pulau seribu ada hikmah besar. Tentunya Pak Ahok juga akan sangat berhati-hati, terutama kalau berbicara masalah yang sensitif," terangnya
"Pak Ahok kan politisi juga yang punya pengalaman tidak sedikit, dan saya yakin dia mau belajar dari beberapa kejadian terakhir ini," sambung dia.
Anggota Komisi X DPR ini menyarankan mantan Bupati Belitung Timur ini untuk tidak menanggapi kampanye negatif dari lawan politiknya. Lebih baik Ahok berbicara soal kinerjanya di DKI Jakarta.
"Yang penting berbicara lebih efektif, tidak menanggapi black campaign maupun negative campaign. Bicara kinerja saja," pungkasnya.