Jimly: Negara tak bubar hanya karena pilihan kita enggak menang
Jimly Asshiddiqie, mengingatkan suksesnya Pilgub DKI merupakan cerminan demokrasi di Indonesia. Untuk itu, dia meyakini bahwa tidak akan ada kerusuhan maupun perpecahan bila salah satu kubu menang.
Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Jimly Asshiddiqie, mengingatkan suksesnya Pilgub DKI merupakan cerminan demokrasi di Indonesia. Untuk itu, dia meyakini bahwa tidak akan ada kerusuhan maupun perpecahan bila salah satu kubu menang.
"Siapapun yang menang nanti itu Gubernur kita semua, negara kita enggak bubar hanya karena pilihan kita gak menang," tegas Jimly dalam sebuah diskusi di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Sabtu (8/4).
Jimly juga mengimbau seluruh warga Jakarta ikut berpartisipasi menggunakan hak suaranya dalam pada 19 April mendatang. Meski tingkat partisipasi di Pilgub DKI mencapai 70,5 persen, namun itu dilihat belum sebanding dengan kegaduhan belakangan ini.
"Tingkat partisipasi pemilih ditingkatkan. Dengan kemarahan dan ributnya dunia, seperti DKI tidak pantas tingkat partisipasinya di bawah 80 persen," ucapnya.
Ketua umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) itu, mengungkapkan, sebetulnya bangsa Indonesia sudah teruji dalam sejarah dalam kehidupan toleransi. Maka itu, seharusnya warga Jakarta bisa mencontoh toleransi masyarakat di Kabupaten Sula, Maluku Utara.
"Tahun lalu tahun 2015, di Kabupaten Sula itu 99 persen warganya muslim, yang terpilih jadi Bupati adalah HendrataThes, pengusaha Tionghoa yang beragama Protestan. Tidak ada masalah dengan etnisitas, tidak ada masalah, enggak ada masalah dengan agama. Tapi, kalau orang tidak suka, mau diapain? Jadi, kalau si A terpilih, bukan karena etnis, bukan karena agama, tapi karena rakyat suka," terangnya.
Baca juga:
Djarot mengidolakan sosok Bima dalam lakon wayang
Anies-Sandiaga dianggap bisa diuntungkan adanya isu SARA
Tak hadir acara relawan, Djarot dikabarkan dipanggil Megawati
Buruh dari Komite Aparat Sipil Negara beri dukungan buat Ahok-Djarot
Ini persiapan Ahok-Djarot jelang debat putaran kedua
Aksi Ahok wefie dengan pemain film Labuan Hati
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Kenapa Pilkada Serentak dianggap penting? Sejak terakhir dilaksanakan tahun 2020, kali ini Pilkada serentak diselenggarakan pada tahun 2024. Dengan begitu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui kapan Pilkada serentak dilaksanakan 2024.
-
Mengapa Pilkada Serentak diadakan? Ketentuan ini diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan pemilihan, serta mengurangi biaya penyelenggaraan.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.