Jimly: Tangkap donatur ISIS!
Seorang WNI, Chep Hermawan, diduga menjadi penyandang dana untuk anggota kelompok radikal ISIS.
Undang-undang terkait kewarganegaraan Indonesia sudah lengkap, termasuk potensi pencabutan kewarganegaraan WNI yang bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Oleh karenanya, tidak ada alasan untuk tidak menghukum mereka yang terbukti dengan organisasi radikal tersebut.
"Semua Undang-Undang kita itu sudah lengkap. Kalau enggak lengkap ambil saja keputusan, kalau ada masalah bawa ke pengadilan, hakim akan menangani perkara yang masuk padanya meski aturannya belum ada. Semua warga negara kita yang bekerja masuk dinas militer di negara orang lain, itu harus diberhentikan statusnya sebagai warga negara," tegas bekas Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Asshidiqie, di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Kamis (19/3).
Namun, terhadap 16 WNI yang kini diamankan otoritas Turki, Jimly menegaskan bahwa mereka harus dipastikan dahulu, sudah bergabung dengan ISIS atau belum.
"Itu harus dipastikan dulu, kalau memang dia ikut (ISIS) menjadi hilang kesetiaannya pada NKRI, sudah jadi alasan untuk mencabut paspor dan kewarganegaraannya," ucap Jimly.
Jimly juga menegaskan status pemberi sumbangan kepada jaringan radikal tersebut. "Kalau sumbangan kan tindak pidana, itu gak boleh. (Donatur) Tangkap juga, dia membiayai negara orang lain untuk perang. Tinggal dicari pasal, di KUHP sudah ada itu," tegas Jimly.
Jimly menilai, hukuman terhadap WNI yang bergabung dengan ISIS, pun terhadap donatur ISIS harus menimbulkan efek jera agar tidak terulang kembali.
Sebelumnya, Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Rikwanto mengatakan, seorang warga negara Indonesia bernama Chep Hermawan, diduga menjadi penyandang dana untuk anggota kelompok radikal ISIS dari Indonesia di Timur Tengah.
"Namanya Chep Hermawan. Dia diduga kuat penyandang dananya," ujar Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (19/3) pagi.
Rikwanto mengatakan bahwa pihaknya sudah meminta keterangan dari yang bersangkutan kemarin, Rabu (18/3), dan mendapat keterangan bahwa Chep memang berniat membantu mujahid ISIS yang tengah berperang di Suriah.
"Sejauh ini, diakui bahwa dana itu milik dia sendiri, bukan pihak lain," ujar Rikwanto.
Diketahui, Chep pernah ditangkap polisi lantaran memiliki atribut ISIS berupa berupa 2 helai bendera, 5 topi, 4 kaus, 1 pin, 3 sebo (penutup muka), dan 1 bendera organisasi GARIS pimpinannya. Penangkapan Chep bersama enam orang rekannya itu dilakukan pada 12 Agustus 2014 silam, di daerah Cilacap, Jawa Tengah
Chep mengakui bahwa atribut ISIS yang dibawanya itu adalah milik terpidana terorisme, Oman Abdurahman, yang dititipkan kepadanya saat membesuk Oman di Lapas Permisan, Nusakambangan.
Namun sampai saat ini, polisi kerap mengalami kesulitan dalam menjerat Chep dan kawan-kawannya itu, karena mereka sampai saat ini masih dianggap tidak melakukan pelanggaran apapun, karena tidak adanya Undang-Undang Terorisme, KUHP, atau perangkat hukum lainnya untuk menjerat deliknya tersebut.
Baca juga:
TNI dan militer AS sepakat perangi ISIS bersama-sama
JK yakin video ISIS latih anak-anak pakai senjata hasil rekayasa
Tak ada dasar hukum, polisi tidak bisa tahan perekrut WNI masuk ISIS
Donatur ISIS Indonesia kerap jenguk napi teroris di Nusakambangan
BNPT: Pemerintah harus keluarkan Perppu larang WNI ke negara konflik
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa yang dilakukan agen Mossad di Jakarta? Berkedok misi dagang, berbagai operasi intelijen dijalankan Israel dari Jakarta. Sejumlah hubungan kerja sama pernah dilakukan oleh militer dan intelijen Indonesia dengan Dinas Rahasia israel, Mossad. Bahkan Mossad pernah memiliki sebuah kantor di Jakarta yang disamarkan dengan 'misi perdagangan' agar orang-orang tidak curiga.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.