Jokowi Ajak UEA Bangun Pusat Keuangan di IKN
Jokowi mengungkapkan bahwa telah ditandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) antara Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) dan DIFC.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan hasil penting dari pertemuannya dengan Presiden Uni Emirat Arab (UEA), Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) saat kunjungan kenegaraan ke Abu Dhabi beberapa hari lalu.
Jokowi menyoroti dua isu utama yang menjadi fokus dalam peningkatan kerja sama bilateral.
- Jokowi soal Pemindahan IKN: Itu Gagasan Soekarno dan Soeharto
- Jokowi Kunker ke Abu Dhabi Bertemu Presiden UEA, Sejumlah Hal Ini Bakal Dibahas
- Aturan Diteken Jokowi: Kepala Otorita IKN Bisa Tentukan Harga Tanah di Ibu Kota Baru
- Jokowi: Surat Pengunduran Firli Bahuri sebagai Ketua KPK Belum Sampai Meja Saya
"Ke UEA kita hanya membahas dua hal penting, meskipun ada banyak yang lainnya," ujar Jokowi dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Sabtu (20/7).
Pertama, mengenai pembangunan pusat keuangan atau financial center di Ibu Kota Nusantara (IKN). Jokowi menyebut bahwa pemerintah ingin mempelajari sistem di Dubai International Financial Center (DIFC).
"Di situ ada sistemnya kita ingin tiru, rekrutnya seperti apa, membawa uang untuk bisa masuk ke financial center di Dubai seperti apa, DIFC," ungkapnya.
Terkait hal tersebut, Jokowi mengungkapkan bahwa telah ditandatangani sebuah nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) antara Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) dan DIFC.
"Artinya financial center yang di IKN ini nanti akan kita harapkan segera dibentuk dan segera bisa berjalan," kata Jokowi.
Isu kedua yang ditekankan adalah kerja sama dalam sektor nikel, yang mencakup seluruh rantai nilai dari hulu hingga hilir. Mulai dari, pertambangan, produksi katode dan prekursor, pembuatan baterai kendaraan listrik, hingga kendaraan listrik itu sendiri.
Selain UEA dan Indonesia, akan ada dua negara lain yang saat ini tengah didekati untuk bekerja sama. Jokowi optimistis Indonesia mampu menguasai pasar industri kendaraan listrik.
"Kalau ini berhasil, kita harapkan bisa menguasai pasar 80-85 persen pasar dunia, itu yang kita harapkan," jelas Jokowi.