Jokowi Bawa Polemik Pengungsi Rohingya saat Bertemu Pimpinan Negara ASEAN di Jepang
Jokowi menilai polemik Rohingya jadi persoalan dunia bukan negara yang disinggahi saja
Jokowi menilai polemik Rohingya jadi persoalan dunia bukan negara yang disinggahi saja
- Ada Jokowi di Pelantikan Menteri dan Wakil Menteri Prabowo-Gibran
- Jokowi Jelaskan soal Ditinggal Ramai-Ramai: Jangan Kalau Pas Ada Senang
- Polemik Larangan Paskibraka Berhijab, Jokowi: Kita Harus Hormati Keberagaman
- Jokowi Bertemu Ketum Koalisi Bahas Pilkada, Anies Ogah Ikut Campur: Lebih Penting Mikirin Warga
Jokowi Bawa Polemik Pengungsi Rohingya saat Bertemu Pimpinan Negara ASEAN di Jepang
Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan membahas persoalan pengungsi Rohingya saat bertemu pimpinan negara ASEAN di Tokyo, Jepang.
Ia menilai polemik pengungsi Rohingya bukan hanya masalah dunia dan ASEAN, namun juga negara-negara yang didatangi.
"Saya kira sangat relevan untuk dibicarakan karena ini juga bukan hanya masalah dunia, bukan hanya masalah ASEAN, tetapi juga masalah negara-negara yang didatangi," jelas Jokowi sebelum bertolak ke Jepang dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, Sabtu (16/12).
Menurut dia, Malaysia juga memiliki masalah yang sama dengan Indonesia, menghadapi pengungsi Rohingya yang terus berdatangan. Bahkan, kata Jokowi, jumlah pengungsi Rohingya yang ke Malaysia lebih banyak.
"Malaysia memiliki problem yang sama dengan jumlah yang lebih banyak. Kita juga memiliki problem yang sama dengan jumlah yang sekarang juga cukup lumayan banyak," katanya.
Jokowi sendiri mengatakan pengungsi Rohingya yang terdampar di Indonesia akan ditampung sementara. Namun, dia tak menjawab dimana para pengungsi Rohingya akan ditampung.
"Saya sampaikan bahwa sementara, sementara kita tampung, sementara," kata Jokowi si Stasiun Pompa Ancol Sentiong Jakarta Utara, Senin 11 Desember 2023.
Dia menyampaikan bahwa pemerintah terus berkoordinasi dengan organisasi-organisasi internasional salah satunya, Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) terkait pengungsi Rohingya di Indonesia. Pasalnya masyarakat lokal menolak pengungsi Rohingya.
"Karena kita masih berbicara dengan organisasi-organisasi internasional UNHCR dan lain-lain untuk karena memang masyarakat lokal tidak menginginkannya (pengungsi Rohingya)," tutur Jokowi.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi bertolak ke Tokyo, Jepang untuk melakukan kunjungan kerja, Sabtu (16/12/2023). Jokowi mengatakan bahwa Jepang merupakan mitra strategis bagi Indonesia dan ASEAN.
"Hari ini saya bersama-sama dengan rombongan terbatas akan melakukan kunjungan kerja ke Jepang. Jepang merupakan mitra penting, merupakan mitra strategis bagi Indonesia.
Dan Jepang juga mitra penting, mitra strategis bagi ASEAN," jelas Jokowi di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, sebelum bertolak ke Jepang.
Jokowi mengatakan kunjungannya ke Jepang akan menghadiri tiga acara penting, salah satunya bertemu Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida.
Jokowi dan PM Kishida nantinya akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN Zero Emission Community (AZEC).
"Tiga acara utama di Tokyo yaitu, melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Kishida. Kemudian bersama dengan PM Kishida kita juga akan memimpin KTT ASEAN-Jepang, serta menghadiri KTT AZEC," katanya.
Dia mengaku akan membahas kerja sama ekonomi, infrastruktur, hingga transisi energi saat bertemu PM Kishida. Selanjutnya, Jokowi dan PM Kishida akan mempimpin KTT peringatan 50 tahun hubungan ASEAN-Jepang.
"Pada pertemuan dengan PM Fumio Kishida, kami akan membahas kerja sama ekonomi, akan membahas kerja sama di bidang infrastruktur, transisi energi, mineral kristis dan juga kerja sama maritim," tutur dia.
"Saya dan Perdana Menteri Kishida juga akan memimpin KTT perayaan 50 Tahun ASEAN-Jepang dengan tema 'Golden Friendship, Golden Opportunity'," sambung Jokowi.
Menurut Jokowi, KTT ini akan membahas penguatan kemitraan ASEAN-Jepang yang berorientasi masa depan. Mulai dari, ekonomi hijau, percepatan transformasi digital, hingga implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.
Disisi lain, Jokowi menjelaskan ini kali pertamanya KTT AZEC digelar pasca diluncurkan disela-sela KTT G20 di Bali. Sebagai co-inisiator KTT AZEC, dia menyebut Indonesia akan mengedepankan semangat kolaborasi yang inklusif untuk mewujudkan kawasan bebas emisi.
"KTT ini akan dihadiri oleh Jepang sebagai co-inisiator, Australia, serta negara anggota ASEAN," ucap Jokowi.
"Dan pada 19 Desember 2023, Insya Allah saya dan rombongan terbatas akan tiba kembali di Tanah Air," katanya.