Jokowi Blak-blakan Alasan Bangun Infrastruktur Besar-besaran
Pada tahun 2015, Jokowi memutuskan untuk menaikkan anggaran infrastruktur hingga dua kali lipat.
Jokowi menjelaskan, negara sebesar Indonesia dengan 17.000 pulau membutuhkan infrastruktur seperti jalan tol, pelabuhan, dan bandara agar bisa terkoneksi.
Jokowi Blak-blakan Alasan Bangun Infrastruktur Besar-besaran
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, bahwa investor tidak akan datang jika sebuah negara infrastrukturnya masih jelek. Maka dari itu, Jokowi membangun infrastruktur secara besar-besaran.
Pada tahun 2015, Jokowi memutuskan untuk menaikkan anggaran infrastruktur hingga dua kali lipat.
"Kita tahu mulai 2015 anggaran infrastruktur itu dilipat hampir dua kali dimulai dari sana, dan kita telah memutuskan untuk membangun infrastruktur besar-besaran," kata Jokowi dalam acara silaturahmi dengan penggiat infrastruktur di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (4/12).
- Daya Saing Infrastruktur RI Naik ke Peringkat 51, Jokowi: Kita Masih Perlu Kerja Keras
- Ganjar Pranowo Singgung Bandara dan Pelabuhan Dibangun Era Jokowi Sepi Penumpang
- Jokowi Kebut Pembangunan Infrastruktur Demi Cegah Guncangan Ekonomi Global Rembes ke Indonesia
- Kunjungi IKN, Jokowi Groundbreaking Bandara dan Infrastruktur Lain
Jokowi menjelaskan, negara sebesar Indonesia dengan 17.000 pulau membutuhkan infrastruktur seperti jalan tol, pelabuhan, dan bandara agar bisa terkoneksi.
"Infrastruktur dalam rangka penyediaan air dimulai baik bendungan irigasi dan juga infrastruktur yang berkaitan dengan pelayanan RS, sekolah, pasar rakyat, semuanya juga di bangun oleh pemerintah, dikerjakan PUPR," tuturnya.
Jokowi melanjutkan, pada periode kedua dia membangun satu proyek besar yaitu Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Dalam pembangunan IKN itu, pihaknya memprioritaskan membangun infrastruktur untuk efisiensi logistik.
"Efisiensi biaya logistik ini penting sekali dalam rangka berkompetisi bersaing dengan negara lain, efisiensi biaya logistik penting sekali," ungkapnya.
"Sehingga mempengaruhi daya saing investasi negara kita. Enggak akan mungkin investor datang kalau infrastruktur jelek," ucapnya.
Sebelumnya, Jokowi menyebut ada 6 alasan mengapa dirinya semangat membangun infrastruktur. Pertama, pembangunan infrastruktur harus sejalan dengan penciptaan lapangan kerja baru.
Kedua, infrastruktur juga diharapkan dapat menciptakan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru selain di Jakarta atau pulau Jawa.
"Ketiga ialah harus ada perbaikan jaringan logistik kita. Negara ini terdiri dari 17 ribu pulau, harus ada pembangunan infrastruktur. Infrastruktur harus disambungkan ke sentra-sentra produksi," tuturnya di Jakarta, Kamis (14/11).
Keempat, pembangunan infrastruktur harus menjadi penghubung untuk meningkatkan pelayanan publik ke masyarakat Indonesia.
"Karena apapun kalau sekolah tapi tidak ada jalan menuju ke sekolah bagaimana? Tidak ada jalan menuju puskesmas bagaimana? Dulu dari Wamena ke Duga makan waktu 4 hari 4 malam, sekarang cuman 4-5 jam saja. Itu karena infrastruktur," ujarnya.
Sementara, alasan kelima pembangunan infrastruktur bertujuan membangun peradaban baru. Sebagai contoh membangun karakter disiplin masyarakat saat mengantre di loket MRT.
"Membangun peradaban, budaya disiplin, budaya antre, itu kelihatan ada MRT dan LRT. Ke enam infrastruktur adalah keadilan sosial. Dengan fondasi ini kita bisa berkompetisi dengan negara-negara maju,"
kata dia.
merdeka.com