Jokowi Centre Luncurkan Mesin Pencari Sumber Hoaks
Jokowi Center merilis mesin pencari sumber berita bohong atau hoaks, berbasis website di situs resmi thejokowicenter. Menggunakan sistem crawling, mesin tersebut nantinya dapat secara otomatis mendeteksi adanya berita bohong dan penyebar pertamanya.
Ketua Relawan Jokowi Center Teuku Neta merilis mesin pencari sumber berita bohong atau hoaks, berbasis website di situs resmi thejokowicenter. Menggunakan sistem crawling, mesin tersebut nantinya dapat secara otomatis mendeteksi adanya berita bohong dan penyebar pertamanya.
"Jadi kita crawling dari Facebook, Twitter, media sosial datanya. Nanti bisa muncul nama-nama penyebarnya ditemukan. Hoaksnya semua, tidak hanya Pemilu, apa pun hoaksnya. Hoaks yang menyangkut 02 juga bisa," kata Teuku saat acara peluncuran di Hotel Aston, Jakarta, Sabtu (23/2).
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Bagaimana cara mengecek kebenaran berita hoaks tersebut? Penelusuran Mula-mula dilakukan dengan memasukkan kata kunci "Menteri Amerika klaim: Kominfo Indonesia sangat bodoh, Databesa Negaranya dihacker tidak tau, karena terlalu sibuk ngurus Palestina" di situs Liputan6.com.Hasilnya tidak ditemukan artikel dengan judul yang sama.
-
Siapa yang diklaim sebagai tersangka yang dilepaskan dalam berita hoaks? Berita yang beredar mengenai kepolisian yang membebaskan tersangka pembunuhan Vina Cirebon bernama Pegi karena salah tangkap adalah berita bohong.
-
Bagaimana tanggapan Titiek Puspa atas kabar hoaks kematiannya? Titiek Puspa, meski santai, mengakui kesal karena berita palsu yang menyebutkan dirinya telah meninggal dunia.
-
Apa yang diklaim oleh berita hoaks tentang huruf Y? "Huruf 'Y' akan dihapus dari Alfabet", judul artikel tersebut.
-
Siapa yang dipolisikan terkait dugaan penyebaran hoaks? Polda Metro Jaya diketahui mengusut dugaan kasus menyebarkan hoaks Aiman lantaran menuding aparat tidak netral pada Pemilu 2024.
Teknologi ini telah diujicobakan selama enam bulan terakhir. Hasilnya media analitik internal Jokowi Center menemukan banyak hoaks yang membicarakan Jokowi seputar isu PKI.
"Media analitik menemukan ada beberapa sentimen untuk pak Jokowi, sentimen positif-negatif atau netral. Sumbernya ketahuan," jelas Teuku.
Terciptanya hal ini, tidak lepas dari kerja sama Jokowi Center bersama Bareskrim Mabes Polri dan para ahli information technology (IT). Nantinya, Jokowi Center tak segan untuk melaporkan konten tersebut ke pihak terkait dalam misi membersihkan hoaks di Indonesia.
"Jadi kita berkomitmen memberantas hoaks, ujaran kebencian. Tindak lanjut lapor ke pihak berwajib kita hanya sebatas menemukan sumbernya," ucap Teuku.
Reporter: Muhammad Radityo
Baca juga:
Kubu Jokowi Klaim Elektabilitas di Jabar Surplus 4,1 Persen
Sandiaga Minta Relawan Hadapi 53 Hari Jelang Pencoblosan dengan Senyuman
Pujian Wapres JK untuk Jokowi: Demokratis, Tidak Nepotisme & Tak Menjermuskan Bangsa
Safari Politik ke Mojokerto, Prabowo Disambut Ketua Dewan Syuro PKS
Prabowo Terharu Membaca Isi Surat Gendis, Bocah Kelas 3 SD yang Memberinya Celengan
Deklarasi Dukung Jokowi-Ma'ruf, PKL Depok Harap Tak Lagi Dikejar Satpol PP